Chan membuka pintu bercat putih itu, menelusupkan kepalanya terlebih dahulu untuk melihat sosok di dalam sana.
Bibirnya membentuk sebuah kurva, kala matanya menangkap sosok manis dengan pakaian pasiennya, duduk diatas kasur dengan posisi menghadap ke jendela kamar rawat inapnya.
Kaki jenjang dengan balutan kaus kaki panjang itu menjutai begitu saja ke bawah, sesekali dia ayunkan jenjangnya tungkai kurus itu dengan lucu.
Lama memperhatikan, akhirnya Chan berjalan memasuki kamar dengan dominan warna putih itu. Menghampiri sosok Hyunjin yang masih senantiasa memperhatikan lelehan air hujan pada jendela kamarnya.
“Hallo”
Hyunjin menoleh ke samping kirinya, menatap datar sosok yang lebih tua darinya sebentar, sebelum kembali mengalihkan pandangannya pada atensi semula.
“Kenapa kakak masih ada disini?”
Gumamnya, tanpa menatap wajah tampan Chan di sampingnya.
“Emang gak boleh?” tanya Chan.
“Gak” jawabnya ketus.
Chan hanya dapat tersenyum simpul, memaklumi semua reaksi Hyunjin pada setiap pertanyaannya.
“Kenapa kamu gak bilang kalo kamu sakit?”
“Apa harus kakak tau?”
“Harus, kamu kan―”
“Kak, jangan lupa sama satu hal”
Chan amat paham, dengan apa yang Hyunjin maksud. Sedikit menusuk hatinya saat ia diingatkan satu hal yang sedari dulu tak ia harapkan terjadi.
“Kakak inget kok, tapi apa salahnya kalo kakak tau kamu sakit?”
Hyunjin menolehkan kepalanya, menatap wajah tampan yang tak pernah luntur senyumnya itu, dengan ekspresi yang amat datar.
“Kak, kita udah―”
“Kita emang udah berakhir”
Chan mengulurkan tangannya, mengelus surai sekelam malam milik Hyunjin dengan lembut.
“Tapi bukan berarti hal yang menimpa kamu kakak abaikan, kakak khawatir”
Hyunjin menunduk, rasa bersalah kembali merasuki hatinya saat melihat senyum tegar Chan yang membuatnya makin merasa amat buruk.
“Kamu sakit ap―”
“Kakak mending pergi, aku mau istirahat”
Meski Hyunjin mengusirnya secara halus, Chan tetap mempertahankan wajah teduh dan senyum tulusnya pada lelaki manis itu.
Chan berdiri di hadapan Hyunjin, mengusak rambut yang lebih muda dengan gemas, kemudian beranjak.
Sebelum itu, ia mengucapkan beberapa patah kata yang berhasil membuat air mata Hyunjin menetes, karena terlalu sesak menahan pedih.
“Kakak bakal kesini lagi buat jenguk kamu. Cepet sembuh, kakak sayang kamu.”
‘Maaf kak Chan’
※※※
『PLUVIOPHILE』
※※※
Okay, ini update terakhir sebelum aku ngelaksanain uas besok, hehe. Doain ya guys♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile ; Chanjin✔
Short Story[Complete + Epilog]✓ ❝Setidaknya, aku ingin egois sekali saja, sebelum tak bisa lagi❞ ― hyunjin. warning! ーbxb ーdom, chan! sub, hyunjin!