Kelopak mata indah itu mengerjap kecil. Sang empu ingin sekali membukanya, namun berat rasanya bahkan hanya untuk menggerakkan kelopaknya.
Meski begitu, pada akhirnya kelopak itu terangkat, bergerak ke atas dengan pelan untuk menampakkan netra indah di baliknya.
Bahkan saat mata itu terbuka hanya setengah, bias cahaya pagi sudah dengan cepatnya berbondong-bondong menerobos retinanya.
Hal pertama yang ia lihat saat membuka mata adalah masih dengan atap yang sama, tembok yang sama dan ruangan yang sama.
Tak ada yang berubah, semuanya sama. Hanya saja, ini terasa hampa. Entah kenapa rasanya ada sesuatu yang aneh.
“Hyunjin?!”
Bola matanya bergerak ke samping, menangkap sosok sang ibu yang berjalan dengan mata berkaca menghampirinya.
“Astaga, kamu sadar sayang? Ya Tuhan syukurlah”
Hyunjin hanya diam, menatap ibunya yang menangis haru sambil menciumi keningnya.
“Bunda panggil dokter dulu ya, kamu tunggu sebentar”
Iya, hanya sebentar. Karena belum sampai lima menit ibunya keluar, wanita cantik itu telah kembali dengan sosok dokter yang selalu menangani penyakitnya.
Sekali lagi, Hyunjin tak bersuara. Mungkin belum memiliki tenaga untuk mengeluarkannya. Ia bahkan tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya.
“Syukurlah jantung baru Hyunjin bekerja dengan normal, saya sempat khawatir jantung ini gak cocok karena harus beberapa hari menunggu anak ibu siuman dari komanya, tapi sekarang sudah tidak apa-apa, Hyunjin sehat”
Jantung baru?
Apa ia baru saja menerima jantung dari seseorang?
Jadi benar kata Chan jika dirinya pasti akan mendapatkan orang yang senantiasa memberikan jantungnya?
Sebelah tangan Hyunjin terangkat, mendarat di area dadanya untuk merasakan detak jantung barunya.
Jantungnya berdetak stabil, baru kali ini Hyunjin merasakan detak jantung yang sangat normal setelah sebelumnya ia harus menderita dengan penyakitnya.
‘Siapapun orang itu, aku akan sangat berterima kasih’
Hyunjin mengulas senyum tipis, ia sangat merasa bahagia.
“Jadi dokter, kapan anak saya bisa pulang?”
“Beberapa hari lagi nak Hyunjin sudah diperbolehkan pulang”
Dan inilah saatnya, hari dimana Hyunjin terbebas dari gedung besar dengan bau obat yang mendominasi ruangannya.
Tidak ada lagi selang infus di tangannya, tidak ada lagi ia yang harus berusaha kabur untuk melihat pemandangan luar ruang rawatnya.
Hari ini, melalui kaca mobil sang ayah, ia dapat melihat jalanan kota yang sangat ia rindukan.
Sekali lagi, Hyunjin meraba dadanya, merasakan detak jantung baru yang telah menjadi hal favoritnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile ; Chanjin✔
Short Story[Complete + Epilog]✓ ❝Setidaknya, aku ingin egois sekali saja, sebelum tak bisa lagi❞ ― hyunjin. warning! ーbxb ーdom, chan! sub, hyunjin!