part 25

11.5K 516 5
                                    

Happy reading

♡♡♡🌹♡♡♡



Seperempat malam menjadi waktu yang tepat bagi Azka menjalankan ibadah sunnah, mencurahkan semua kejadian, permasalahan, dan keadaan kepada sang maha pencipta. Karena tiada tempat tebaik berkeluh kesah selain kepada Allah. Sebab Allah lah yang memiliki jalan keluar dari semuanya.

Ia menjalankan sholah tahajut, hajat dan dilanjutkan istiqoroh, memohon petunjuk kepada Allah atas apa yang ia alami

Seraya Air mata menetes tak henti hentinya Azka mengucapkan lafad dzikir kepada Allah

Dan disela sela ia meminta "Ya Allah hamba yakin dan percaya dengan bahwa sekenario mu lebih indah dari apa yang hamba inginkan. Jadikan lah hamba anak yang sholeh, dan mantapkan hati hamba untuk segera menjalankan sunnah nabi mu ini"
Sambil menengadah kepada sang khaliq

Paginya Azka sudah merasa lebih sehat. Ia bergegas ke dapur untuk membantu sang ibu

Sambil memeluk ibunya dari belakang"masak apa Bu?"

"kami itu ngagetin Ibu saja, ini lagi masak sup kamu tolong potongin sayurnya ya"

"Siap" lalu Azka memperhatikan ada sesuatu yang kurang dari bahan masakan Ibunya " nggak ada bakso nya bu" tanyanya

"Bakso? Ibu nggak beli, kenapa kamu pengen?"

"Enggak Bu, hehe kebiasaan soalnya hampir tiap hari kalau di ndalem itu masak sup bakso"

"Makanan kesukaan siapa emangnya"

"Gus Fihris" ucapnya spontan

"hafal bener kamu tentang makanan kesukaanya" goda sang ibu

Azka hanya tersenyum tersipu mendengar godaan Ibunya

Malamnya Setelah sholat isya' Azka melihat Ayah dan Ibunya berbincang serius di ruang tamu

"Ya Allah semoga keputusan ku sudah tepat" gumam Azka sambil melangkahkan kakinya bergabung dengan kedua orang tuanya

"Ayah, Ibu" ucap Azka

"Nak, sini duduk samping Ayah" ajaknya

Azka langsung bergabung duduk disamping Ayahnya

"Kenapa? kelihatanya kamu mau ngomong sesuatu" tanya sang Ayah lalu di ikuti melipat korannya

"Yah" ucapnya berhenti "Bismillah...Azka, Azka menerima perjodohan itu"

"Benar nak?" Tanya sang Ibu

Azka mengangguk tanda setuju

"Alhamdulillah Ayah lega mendengarnya, kenapa tiba tiba kami seyakin ini?"

"Azka percaya dengan keputusan Ayah. Tidak mungkin Ayah dengan mudah nya mengambil keputusan tanpa percaya bahwa laki laki yang Ayah pilih adalah benar benar yang terbaik untuk Azka, Insya Allah Azka siap yah"

"Terima kasih sudah percaya dengan Ayah nak. Ayah bangga dengan sikap dewasamu"
Dengan memeluk anak semata wayangnya

"Jadi siap laki laki yang membuat hati Ayah ini mantap menyerahkan putri cantik Ayah kepadanya"

"Nanti dia akan kemari, dan setelah itu kamu akan tahu siapa orangnya"

"Kesini? Maksud Ayah laki laki itu?"

"Iya, dia berkata jika kamu sudah benar benar siap dia akan datang kemari lagi untuk terakhir kalinya sebelum menikahimu nak"

"Ibu sudah persiapkan semuanya jadi tinggal kamu mempersiapkan diri menemuinya nanti" tambah sang Ibu

Keesokan harinya

Seperti biasa, ba'da sholat subuh Azka segera menghampiri sang Ibu di dapur untuk memasak. Dan setelah sampai di dapur Azka terperangan heran mengapa Ibunya masak sebanyak ini belum lagi di meja makan terdapat buah buahan dan juga kue kue yang tertata rapi di wadahnya masing masing. Memangnya ada acara apa? Tanyanya

"Bu, tumben masak banyak ada acara apa? Tasyakuran untuk kesehatan Azka yaa?" Ucap Azka asal

Ibunya tersenyum" kamu ini, bukan ini untuk tamu spesial yang akan datang nanti malam"

"Tamu spesial? Siapa bu?" Tanyanya Semakin penasaran

"Ada lah pokoknya, jangan lupa dandan yang cantik yah nak"

"Siapa sih temen Ayah ya"

"Nanti kamu juga akan tahu, udah sini bantu ibu memasak daging nya. Kamu aduk adonan itu nanti kalau sudah akan ibu lanjutkan"

Azka masih penasaran sebenarnya ada acara apa dan siapa tamu yang di maksud

"Tapi kan bu, Azka masih penasaran siapa sih tamunya. Masa Ibu main rahasia rahasiaan gitu sama Azka"

"Ibu nyuruh kamu mengaduk adonanya nak, bukan malah bertanya"

"Iya iya ini lagi Azka kerjakan" sedikit cemberut

"Pagi pagi jangan cemberut gitu, nanti cantiknya hilang loh"

"Ibu cantiknya Azka....nih Azka tersenyum nih" sambil menarik sudut bibirnya dan ibuny tersenyum mengembang

"Ngomong ngomong Azka lusa sudah kembali ke pondok. Rasanya kangen banget suasana di sana, tiap hari neng zahra juga nelpon terus nanyain kapan Azka balik"

"Iya, Ayah juga tadi malam baru telfon kyai mahrus juga"

"Kamu masih ngajar neng Zahra ya nak?"

"Iya bu. Azka sih nyuruh cari pengganti selama Azka sakit tapi neng Zahra menolak katanya nunggu sampai Azka balik dan dia pengen istiqomah saja "

"Neng Zahra itu lucu ya orangnya, ramah ceria banget"

"Iya bu, makanya aku kangen dengan manjaanya dia kalau lagi belajar"

Sambil melanjutkan acara memasak Azka bercerita tentang pondok kuliah dan kegiatan sehari harinya kepada sang Ibu




"Yakinlah jika Allah menjodohkan hamba-Nya dengan cara baik-Nya, terus memperbaiki dan memantaskan diri adalah solusi utama:)"

- Azka -


Post;
Ngawi 19 Des '18

Menggapai Surga Bersamamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang