"Keluarga adalah harta paling berharga."
.
.
.Setelah menyelesaikan mata kuliah terakhirnya, Rey dan Jeje berjalan beriringan menuju area parkir dan menunggu kekasih-kekasihnya menyelesaikan mata kuliahnya. Memang pada dasarnya mereka itu tidak bisa diam, sepanjang perjalanan pun mereka isi dengan celotehan-celotehan dan lawakan-lawakan garing yang mereka lontarkan.
"Lo tau Je, noh si Arilina yang anak jurusan hukum ituloh.. Dulunya dia itu cantik gila, eh sekarang muka kek zebra cross anying, belang-belang. Wkwk."
"Bukan mukanya goblok, tapi muka sama leher. Mukanya itu putih kek di kasih tepung kanji tapi leher burik kek pantat panci. Bwaha.."
Beberapa orang mulai menatap aneh ke arah mereka, pasalnya mereka tertawa sambil berteriak tanpa rasa malu. Berjalan seperti orang mabuk sambil memegangi perut yang terasa sakit akibat terus-terusan tertawa.
"Ada lagi tuh si Saipul. Badan gede, keker, eh lekong anying. Mana doyan pake bondu warna pink, jalan so di lenggok-lenggokin. Eh pas kemarin gue liat dia jatoh nyusruk di parkiran gara-gara kepleset. Sumpah mimik mukanya itu loh je, kek minta di hujat. Haha.."
Merekapun kembali tertawa terbahak-bahak sambil membayangkan mimik muka si Saipul saat jatuh terpleset.
Dari kejauhan Dila dan Meila yang melihat tingkah mereka seketika merasa malu. Untung tidak ada yang tahu bahwa ke dua orang gila di depan sana adalah kekasih mereka."Dil kayanya gue gak jadi kesana deh. Gue mau batalin aja deh pulang bareng sama Rey nya. Gue malu gila sama tingkah mereka. Makan apa sih mereka? kok akhir-akhir ini mereka makin bobrok dan makin gak tau malu."
Dila mengangguk, mengiyakan ucapan Meila yang ia pikir sangat benar. Pasalnya semakin hari Jeje dan Rey semakin bertingkah gila, kadang malah ia malu mengakui Jeje sebagai kekasihnya.
"Gue satu pemikiran sama lo Mei. Mending naik gojek dah gue daripada balik sama Jeje. Malu gila, berasa gak mau ngenalin aja gue."
Akhirnya Meila dan Dila pun memutuskan untuk pulang menggunakan gojek, setelah sebelumnya mengirim pesan singkat kepada masing-masing kekasihnya.
"Ye.. Si Bambhang, ngapa gak dari tadi coba ngomong kalo dah balik. Gue kan gak usah pegel-pegel nunggu. Emang ya pacar kurang ajar dia tuh, awas aja gue kasih hukuman."
Jeje pun menatap heran ke arah Rey yang misuh-misuh setelah mendapat pesan singkat dari Meila.
Dengan sedikit toyoran Jeje pun bertanya kepada Rey apa yang menyebabkan sahabatnya itu mengomel tidak jelas."Ngapa lo? Tiba-tiba misuh-misuh kek gitu?"
"Noh si curut Meila katanya udah balik duluan sama si Dila. Lo emang gak di kasih tau?"
Rey mulai berjalan ke arah motornya dan memakai helm full face-nya. Jeje pun berjalan mengikuti Rey karna motor sport nya memang berada tepat di sebelah motor Rey.
"Hp gue lowbat. Mungkin Dila sms gue juga, tapi gue nya gak tau soalnya hp gue mati."
Rey hanya mengangguk lalu mulai menstrater motornya. Membuka sejenak kaca helm nya dan menepuk pundak Jeje cukup kencang.
"Gue duluan."
Jeje sedikit meringis merasakan panas di pundaknya akibat tepukan Rey.
"Woy! Gak usah kenceng-kenceng juga kali. Ngajak ribut nih anak."
Rey tetap melajukan motornya tanpa memperdulikan teriakan Jeje di belakangnya.
~O~
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Pejuang LDR
RomanceAda saatnya semuanya harus berakhir. Saat takdir tak lagi menentukan kebersamaan, perpisahan adalah jalan mengecewakan yang harus di ambil. Saat sebuah kebohongan menghancurkan kepercayaan, dan keegoisan pula menghancurkan sejuta harapan. Saat tub...