Chapter17

649 43 0
                                    

"Waktu mampu mengubah seseorang.
Bahkan beserta hatinya."

.
.
.

Hujan kembali mengguyur kota Kembang dengan cukup deras. Mengakibatkan seorang gadis harus berlari dan mencari tempat untuk berteduh. Gadis itu adalah Alysa Indira, niat hati ingin berjalan-jalan menghilangkan penat malah berakhir terjebak hujan di jalanan.

Dari kejauhan Alysa melihat seorang gadis yang sepertinya ia kenali sedang meneduh.
Seringai terpampang jelas dari bibir tipisnya tatkala tubuhnya semakin mendekati sosok itu. Gadis itu terlihat sedikit terkejut ketika melihatnya.

"Hai, lama gak ketemu."

Ucap Alysa sambil tersenyum. Itu bukan senyum tulus, namun senyum yang penuh akan arti. Tubuh gadis di sampingnya terlihat gusar dan tak nyaman.

Alysa tahu betul kenapa Dila terlihat begitu ketakutan saat melihatnya. Ya, gadis di samping Alysa itu Dila. Seseorang yang pernah mengucapkan sebuah janji padanya lalu mengingkarinya.

Hening. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sampai akhirnya hujan mulai semakin reda namun tak ada seorangpun di anatara mereka yang angkat bicara. Sampai akhirnya Alysa berbicara dengan nada dingin dan menusuk. Mengatakan hal yang sedari tadi Dila takutkan.

"Lo udah janji, dan lo ingkar. Sekarang gue kembali, sumpah itu masih berlaku sampe saat ini. Kali ini gue gak akan lepasin apa yang dulu pernah gue lepas!"

Alysa berjalan namun sesaat setelah ia sampai di hadapan Dila, Alysa mengucapkan kalimat yang membuat Dila semakin pucat dan menegang.

"Gue pastiin secepatnya dia tau tentang kehamilan lo!"

Lalu Alysa melangkah gontai meninggalkan Dila yang kini tengah pucat dengan segala pemikiran-pemikiran yang memenuhi otaknya.

Setelah menemui Dila, Alysa memilih untuk kembali ke apartemennya. Namun saat di jalan ia tak sengaja menabrak seseorang yang tengah membawa sebuah box besar yang bahkan sedikit menutupi tubuhnya.
Box itu terjatuh dan sedikit menimpa kaki kiri seseorang yang di tabraknya.

"ADUH..anjing! woy! jalan tuh liat-liat dong!"

Orang itu berjongkok dan mengelus kasar kakinya yang terlihat memerah.
Alysa ikut berjongkok dan mencoba melihat keadan kaki orang tersebut.

"Maaf banget kak, aku ga sengaja."

"Kek tai, tanggung jawab l.. Alysa?!"

Keduanya terlihat terkejut. Namun sesaat kemudian Alysa langsung membantu orang itu untuk berdiri dan meminta maaf berkaki-kali.

"Kakak maafin Alysa, Alysa beneran gak sengaja."

Sudut bibir Alysa sedikit melengkung ke bawah. Menatap menyesal ke arah seseorang yang malah terkekeh melihat ekspresinya.

"Oke-oke kaka maafin, tapi dengan satu syarat. Kaka mau ngobrol banyak sama kamu."

Alysa menggangguk cepat lalu membantu seseorang itu memasukan box yang mereka bawa ke dalam sebuah mobil.

Akhir Pejuang LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang