"Boyfriends and girlfriends will come and go, but this is for life" - Phoebe Buffay
***
Ranti, Salsa dan Alva bersahabat karena perpaduan antara takdir dan pilihan. Takdir yang membuat Ranti menemukan Salsa saat menangis waktu itu. Takdir juga yang membuat Rekha, mantan Salsa saat SMA, memilih Alva untuk dikenalkan pada Ranti.
Tapi Ranti lah yang memilih untuk mendatangi Salsa. Salsa pula yang memilih untuk berteman dekat dengan Ranti setelahnya. Lalu Alva memilih untuk mendekati Sofia ketimbang Ranti setelah diyakinkan oleh Ranti sendiri. Setelah itu semua seperti mengalir, pada akhirnya mereka saling memilih satu sama lain untuk bersahabat sampai sekarang.
***
Tiga tahun lalu ...
Salsa membukakan pintu kamarnya untuk Ranti. Matanya bengkak dan hidungnya merah. Ranti menatap cemas dan Salsa sangat membenci tatapan itu. Bagi Salsa tatapan itu seperti menghakiminya. Salsa langsung berbalik dan membenamkan wajahnya ke dalam bantal sambil tengkurap di atas kasurnya.
"Rekha nge-chat gue. Sorry to hear that, Sa," kata Ranti bingung mau berkata apa. Salsa mengangkat kepalanya dan memasang wajah heran.
"Ngapain dia nge-chat elo?" tanya Salsa penasaran.
"Nyuruh jagain elo," kata Ranti singkat. Salsa lalu tertawa. Tawanya cukup lama, membuat Ranti cukup khawatir.
"Katanya perasaan dia ke gue udah ilang, Ran. Sok care banget nyuruh lo jagain gue," kata Salsa sambil tertawa sinis.
"Ya kan bukan berarti dia ngga care sama lo, Sa" jawab Ranti.
"Lo tuh temen gue apa temennya Rekha sih?! Kok malah ngebelain dia?!" Salsa meledak, tidak bisa menyembunyikan kekesalannya.
"Maksud gue ngga gitu, Sa ..."
"Sekarang gue tanya deh, sekarang lo kesini sebagai temen gue atau temennya Rekha?!" tanya Salsa tegas. Emosinya belum stabil karena baru diputuskan Rekha yang sudah terlanjur dia cintai.
"Gue ngga pernah jadi temennya Rekha, Sa. Sorry kalo lo ngerasa gue kurang suportif ya," jawab Ranti lembut. Dia tidak mengambil hati perlakuan kasar Salsa padanya. Ranti tahu saat ini hati Salsa sangat sakit.
"Bulan depan tuh kita mau setahunan loh, Ran. Mana pernah gue pacaran selama ini. Gue kira dia orangnya, cowo yang tepat buat gue. Cowo yang ngga bakal nyakitin gue. Bego gue emang, bego banget!!" Salsa langsung bercerita dengan penuh emosi. Ranti merasa dadanya nyeri melihat Salsa yang sedih dan marah dalam waktu yang bersamaan. Ranti belum pernah merasakan apa yang saat ini Salsa rasakan, tapi kalau dada Ranti saja sudah nyeri apa kabar hatinya Salsa?
Ranti duduk perlahan di sebelah Salsa, diam saat sahabatnya itu menangis, menceritakan detail bagaimana dia diputuskan, mengutuki Rekha dan memeluk bantalnya erat-erat. Ranti tidak berani menatap Salsa, dia juga tidak berani mengatakan sesuatu. Setelah beberapa saat, tangis Salsa mereda.
"Sa, gue bingung ..." kata Ranti.
"Bingung kenapa lo?" Balas Salsa lemah.
"Jadi kan lo sedih nih, tapi marah juga. Gue mau meluk lo tapi gue takut dimarahin ..." jawab Ranti polos. Wajah Salsa sudah basah tidak keruan karena penuh air mata. Hidungnya perih dan matanya merah dan bengkak. Tapi mendengar Ranti membuatnya tertawa terbahak-bahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crushing Curse
Teen FictionSejak usia 14 tahun, Ranti selalu merasa bahwa dirinya mendapat kutukan perihal percintaan. "Crushing Curse", begitu Ranti menamakan kutukan itu. Ranti gampang suka sama cowo, tapi gampang ilfil juga. Seringnya perasaan ini muncul membuat Ranti para...