"Can you photoshop your life with better decisions?" - April Ludgate
***
Seperti yang sudah bisa diduga seluruh umat manusia yang mengenal Ranti dan Reza, mereka lolos tahap kedua kompetisi apps tingkat Nasional tersebut bersama tujuh kompetitor lain.
Di tahap ini mereka diwajibkan mengikuti serangkaian workshop dari cara pembuatan apps sampai akhirnya dapat mempresentasikan apps rancangan mereka kepada dewan juri. Rangkaian workshop dan presentasi final akan dilaksanakan selama seminggu di Bandung. Ya, mereka akan menginap di Bandung. Terbayang kan hebohnya Salsa?
Dalam satu minggu Ranti sibuk mengurus izin kampus untuk tidak mengikuti kegiatan perkuliahan selama seminggu karena di Bandung nanti mereka akan membawa nama almamater.
Dalam minggu itu pula Salsa tidak habis-habis noraknya. Apalagi kalau sudah melihat Reza dan Ranti berduaan kesana kemari. Salsa pasti tidak pernah absen menggoda mereka. Setiap malam Salsa meminta update cerita pada Ranti sampai Ranti malu sendiri. Ini yang sedang jatuh cinta Ranti, tapi kok Salsa yang lebih ekspresif?
Tapi bagi Ranti kehebohan Salsa itu malah menjadikan hari-harinya tambah manis. Dengan Reza yang makin dekat dengannya dan Salsa yang terus mengingatkan betapa dekatnya mereka berdua, untuk pertama kalinya Ranti merasa mengerti apa yang dulu Alva maksud dengan "The One".
Ngomong-ngomong soal Alva, dia juga tidak kalah sibuk. Sibuk menghindari Ranti dan memupuk rasa kembali pada Melisa.
Alva menepis semua insting dan pikirannya tentang Ranti. Bagi Alva, kewajibannya sekarang adalah berkomitmen pada pilihannya. Untuk apa menyesal? Melisa adalah perempuan yang baik dan sangat menyayanginya. Sementara Ranti, kapan sih Ranti bisa melihat Alva sebagai seorang laki-laki? Tidak pernah. Sejak awal Alva sudah terjebak di zona pertemanan Ranti. Kini sudah saatnya Alva belajar menerima kenyataan itu.
Alva berniat menata hatinya kembali agar dapat menjadi sahabat yang pantas bagi Ranti dan kekasih yang pantas bagi Melisa. Pokoknya komitmen jadi harga mati!
Meskipun sudah agak lama Alva mulai menghindari Ranti, tapi Alva rasa Ranti tidak begitu memperhatikannya. Pikiran dan hati gadis itu memang lagi dipenuhi Reza. Begitu pula hari-harinya. Tapi itu bukan urusan Alva. Bukan juga waktunya bagi Alva untuk gusar mengingat Ranti akan ke Bandung berdua dengan Reza. Mereka tidak sedang berlibur dan di sana pasti Ranti akan sekamar dengan sesama peserta perempuan. Lagipula Alva sadar diri, bukan kewajibannya mencemaskan Ranti.
Alva mati-matian menghimpun kembali fokusnya kepada perempuan yang setia menemani hari-harinya sekarang, Melisa. Tentu saja selain pada perkuliahannya yang makin lama makin menyita waktu. Kini jadwal nge-band selalu dipadatkan Aldy di waktu weekend sehingga kuliah Alva tidak terganggu.
Imbas dari padatnya weekend Alva dengan jadwal manggung adalah alokasi waktu mengerjakan tugas yang sudah tidak bisa ditunda-tunda seperti dulu. Jumlah tugas paper yang menggila membuat Alva menjadi penghuni perpusat dalam sebulan terakhir. Bahkan beberapa kali Melisa harus menghampiri sehingga mereka berkencan di kafe perpusat. Juara banget memang usahanya Melisa untuk bersama Alva.
Hari ini tidak begitu berbeda rasanya. Dia duduk setelah membaca beberapa jurnal yang telah ia download lalu mengerjakan tugas-nya di salah satu meja di pojokan perpusat lantai tiga. Saat sedang larut dengan teori yang baru saja dipahaminya, Alva dikagetkan dengan gebrakan buku dari seberangnya. Salsa dengan wajah jutek sudah duduk dan menatapnya. Alva memasang cengiran geli.
"Si sombong sekarang jadi tukang ngumpet juga!" kata Salsa pelan tapi tajam.
"Apaan sih ..." jawab Alva sambil tersenyum geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crushing Curse
Teen FictionSejak usia 14 tahun, Ranti selalu merasa bahwa dirinya mendapat kutukan perihal percintaan. "Crushing Curse", begitu Ranti menamakan kutukan itu. Ranti gampang suka sama cowo, tapi gampang ilfil juga. Seringnya perasaan ini muncul membuat Ranti para...