Last Part: Sweet Seventeen

2.3K 179 24
                                    

"I don't want to get over her ... I want to be with her" - Ross Geller

***

"Ngga kerja, Kak?" Salsa yang sedang bermain ke rumah Ranti setelah kuliah pagi menemukan Kak Ari yang sibuk dengan handphone-nya di dapur saat ingin mengambil minuman.

"Cuti sakit." jawab Kak Ari cuek. Kak Ari mungkin adalah satu-satunya laki-laki yang tidak pernah memperlihatkan tanda-tanda tertarik pada Salsa. Hal ini membuat Salsa sangat nyaman kalau mengobrol dengan Kak Ari. Dia tidak perlu pusing dianggap sedang memberi harapan.

"Sakit beneran?"

"Ngga sih, mau main game aja seharian," kata Kak Ari nyengir dengan pandangan tetap tertuju pada handphone-nya.

"Yeeee, bandel dasar!!" Salsa memutuskan langsung mengambil air putih di dispenser daripada meladeni Kak Ari lebih lanjut.

"Ranti pakabar?" Tanya Kak Ari tiba-tiba.

"Kenapa nanya kabar adek lo ke gue?"

"Kan lo yang lebih ngerti ..."

"Gitu deh, Kak. Pelik nih, bingung gue."

"Cailah! Bahasa lo gaya banget, Sa. Pelik!"

"Yeee ... malah ngetawain. Beneran Kak!"

"Kenapa lagi dia sama Alva?"

"Lo tau?!" Salsa terbelalak.

"Lo baru tau??" Kak Ari membuka matanya meskipun tatapannya masih mengarah ke handphone-nya.

"Kemaren Alva cerita sama gue ..."

"Yaelah bocah ... pada tumpul-tumpul banget sih ... gue sama bonyok tuh udah sering ngasih kode ke Ranti soal Alva. Eh, terakhir malah bawa cowo lain ke rumah ..." akhirnya Kak Ari meletakkan handphonenya dan melipat tangan sambil bicara seruus dengan Salsa.

"Iya, yang terakhir itu ternyata suka sama gue, Kak," Salsa dengan santai menarik kursi dan duduk di sebelah Kak Ari.

"Ngga usah pamer," Kak Ari menoyor Salsa.

"Set dah, jangan ditoyor mulu ngapa?! Tambah bego nih gue ..."

"Susahnya si Alva juga baru sadar pas dia lagi punya cewe sih ya," Kak Ari memilih mengabaikan amukan Salsa.

"Iya, dia ngerasa bersalah sama tuh cewe."

"Terus si Ranti juga ngga nyadar-nyadar kalo dia suka Alva."

"Ranti suka juga?!"

"Berisik ah ngomong ama lo, banyak kagetnya," kata Kak Ari jengah.

"Ya maaf .... gue ngga tauuu ..."

"Lo inner circle sih ya, jadi ngga bisa ngeliat. Sebenernya kalo dari luar keliatan banget tau. Lo tanya aja temen-temen kampus lo, pasti banyak yang ngira Alva sama Ranti jadian."

"Kok bisa?"

"Adek gue itu cuek. Ngomongnya dikit. Tapi kalo sama Alva, bawelnya ngalah-ngalahin emak-emak ngerumpi. Coba lo liat, mana pernah Ranti ngobrol panjang-panjang kalo sama cowo lain?"

"... wah gila, bener juga lo, Kak."

"Seandainya ini dua anak ngga kebanyakan mikir dan takut, sebenernya masalahnya ngga perlu jadi sepelik ini."

" ... tuh kan bener kan??? Pelik kaaann?! Kak Ari bantuin doooong ..."

"Berisik ah! Bukan urusan gue!!"

Kak Ari yang sudah melihat tanda-tanda mau diseret Salsa untuk ikut campur pun akhirnya langsung kabur. Dia pun meninggalkan Salsa dengan masalah tentang kedua sahabatnya sendirian.

Crushing CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang