Sweet Night - Taehyung
♛
Kemarin, Jimin berinisiatif untuk mengajak Tae dan Rosé menginap di rumah. Sebelum bulat tekadnya untuk membangun tenda di halaman belakang, dia sempat tonton sebuah pertunjukan atau serial televisi yang menampilkan tayangan adegan beberapa kelompok anak kecil sedang duduk berangkai di depan bara timbun. Saat itu Jimin jadi berpikir, barangkali melakukan aktivitas kekanak-kanakan macam begitu akan lebih seru jika dilakukan pada masa-masa pendewasaan seperti sekarang. Jadi, selepas berusaha membujuk Tae dengan iming-iming makanan gratis selama menginap, dia dapat menyeret pria itu sampai mau ikut membangun tenda.
Halaman belakang rumah Jimin yang semula kosong, sekarang sukses Jimin, Rosé, dan Tae sulap menjadi hutan artifisial yang akan menambah impresi alam pada kegiatan berkemah satu malam mereka. Membayangkan betapa seru dan asyiknya acara nanti saja sudah membuat Jimin ingin buru-buru geser kedudukan matahari dan merombaknya dengan bulan.
Jimin tengok pergerakan tangan Rosé yang hampir mencubit perut Tae karena pria itu sudah berani menilap satu-dua jajanan yang disediakan sang ibu di atas meja kayu panjang halaman belakang. Padahal agenda makan-makan masih berada dalam urutan ke sekian. Namun tak heran kalau yang mencuri makanan itu Tae, sudah wajar; lumrah terjadi. Apalagi perut Tae itu sejenis entitas yang lentur; elastis. Lantas, Jimin hampiri mereka sambil membawa sebuah gitar dan alas kain yang dia sampir pada perpotongan siku tangan.
"Jim!" Teriakan Taehyung sambut kedatangan Jimin, tak lupa dengan sergapan tiba-tiba yang dilakukan Taehyung; bersembunyi di belakang tubuh Jimin untuk menghindari cubitan mematikan Rosé. "Lihat deh, Rosé makin menggila gara-gara aku menolak cintanya!"
Dua okular Rosé kontan melebar sengit. Ia berhenti sejenak untuk amati pergerakan Tae sembari menyusun strategi yang tepat.
Gelengan kepala Jimin adalah reaksi pertama yang dilempar pria berambut legam itu untuk kedua teman dekatnya. "Kalian seperti bocah berumur tujuh tahun yang terjebak di tubuh orang dewasa. Menyingkir dariku, kulitku alergi menyentuh manusia sepertimu, Tae!" Jimin mengelak dari tarikan Tae. Dia berjalan dengan ritme cepat menuju ke arah pohon yang di sekitarnya sudah dijatuhi daun-daun kering. Dia menggelar alas di sana, duduk tenang sembari memindai ulah abnormal Tae dan Rosé. Kalau dilihat-lihat, mereka cocok juga, ya?
Jimin lihat dua tangan Rosé bertengger di pinggang. Perempuan itu melotot sebal ke arah Taehyung yang tampak biasa-biasa saja. Hingga suara teriakan Rosé mengetuk kasar indra pendengaran, Jimin mulai mengerti jika perekat dari hubungan ini adalah guyonan yang tak masuk akal menyerempet gila seperti ini.
"Aku tidak akan pernah mau menjadi kekasihmu, Tae Jelek!" Merupakan teriakan kedua yang keluar dari celah bibir merah jambu Rosé.
Taehyung menjulurkan lidah, menggerakkan bokong ke kanan dan ke kiri beberapa kali untuk menggoda kesabaran Rosé yang tersisa sepersekian persen saja. "Siapa juga yang mau kau jadi kekasihku?" Taehyung merangkum wajah Rosé, mendekatkan profilnya pada konfigurasi sempurna milik Rosé. Dari jarak sedekat ini, Taehyung lebih percaya bahwa yang namanya kesempurnaan akan melekat; mutlak; absolut pada nama Rosé.
Tidak, siapa yang bilang jantung Rosé berdebar kuat? Rosé tolak mentah-mentah!
Karena sekarang, jantung Rosé bahkan lebih dari sekadar berdebar. Ini sudah biasa, Rosé terlalu terbiasa dibuat merona oleh dua orang berbeda dalam waktu yang tak sama pula. Tidak masalah, Rosé senang dapat berada di tengah-tengah mereka, menjadi yang paling dilindungi dan disayangi tanpa harus sibuk menata hati untuk memilih siapa di antara siapa di sini.
![](https://img.wattpad.com/cover/167687805-288-k607840.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] BREATH
غموض / إثارةTERBIT Baru-baru ini Jimin selalu mendapati kejanggalan ketika setiap kali lampu rumah mengalami korsleting. Mulai dari ditemukannya surat kaleng dengan tulisan acak-acakan sampai tergeletaknya sebuah kotak aneh berisi bunga baby breath. Jimin yang...