"Beberapa hari yang lalu kau kelihatan begitu membenci Jaehyun. Memangnya kalian saling kenal?"
Jimin letakkan nampan berisi tiga kaleng minuman bersoda tepat di hadapan Rosé dan Taehyung. Ini pertemuan perdana mereka setelah sekitar empat hari habiskan waktu untuk kesenangan masing-masing. Mereka sepakat untuk beri jeda beberapa hari, meletakkan sejumput spasi di tengah-tengah hubungan mereka agar tidak timbul sebuah rasa jenuh.
Taehyung tidak bangkitkan kepala dari atas paha Rosé saat jawab Jimin dengan kalimat seadanya saja. "Kami dahulu berteman, tetapi karena dia begitu menyebalkan, jadi kurasa aku butuh menjauh dari anak tengil satu itu."
Bola mata Rosé berputar malas tatkala Taehyung menyebut Jaehyun sebagai pria tengil. Ia menunduk, mendekati wajah Taehyung. "Kaupikir, dirimu ini tidak tengil?" Rosé berhenti di sana. Menatap dua iris mata Taehyung yang berpendar cantik saat sinar mentari menyusup sembunyi-sembunyi lewat belakang hingga terpa dua iris memikat Taehyung dengan cahaya melimpah.
Jimin menahan senyum. Bukankah mereka tampak serasi sekali? Namun tidak tahu kenapa, Jimin tidak dapat risik alasan mengapa di antara Tae dan Rosé seolah punya tembok pribadi yang sama-sama terbuat dari beton, Jimin susah sekali mencari sebab mengapa Tae dan Rosé enggan untuk saling menitip afeksi pada bilik hati masing-masing yang kemudian harus dirawat sampai besar nanti.
Pelupuk mata Taehyung memejam sejemang. Rasai betapa hangat karbondioksida yang Rosé embuskan pelan-pelan lewat hidung perempuan berdarah campuran itu. Taehyung nyaris kehilangan akal ketika dua tangannya secara mendadak diberi naluri untuk memegang tengkuk Rosé. Oh, tidak, ini bukan sesuatu yang baik bila diteruskan. Untuk beberapa sekon selepas sadar bahwa ia nyaris mencium Rosé di depan mata Jimin, ia buru-buru duduk dan membenarkan pakaian yang sempat kusut karena banyak bergonta-ganti posisi tidur.
Jimin menelengkan kepala untuk tatap dua air muka memerah yang dipertontonkan cuma-cuma oleh Tae dan Rosé. Lantas tertawa terbahak sembari menekan perut dengan hati tak karuan. Jimin sedang bahagia.
"Astaga, kenapa tidak jadi, sih?" Ibu jari Jimin yang lebih kecil daripada milik Rosé dan Tae menyentuh ujung pelupuk mata, menghapus bulir kristal bening yang jatuh kecil-kecil dari sana. Jimin menangis karena terlalu banyak tertawa. "Padahal pasti akan jadi kali pertama aku melihat orang berciuman secara langsung," lanjut Jimin dengan menumpu beban tubuh pada sofa tunggal di samping teman-temannya.
Rosé menatap Jimin sebal. "Diam, atau kulempar dengan soda!"
"Kejam sekali," komentar Taehyung dengan raut takut-takut. "Kau ganas juga ternyata, bahaya kalau kita sungguhan—"
Rosé berkacak pinggang, memungkas Taehyung yang belum sampai setengah jalan kalimat, "Sungguhan apa, eh?" Satu alis diangkat naik bersamaan dengan kuriositas yang makin membumbung tinggi.
Mendadak Taehyung jadi kikuk. Ia menggeleng untuk hindari tuntutan kelanjutan kalimat dari dua bola mata Rosé yang kemudian berkedip-kedip menanti jawaban. Demi mengalihkan topik, Taehyung pun kembali menggoda Jimin supaya Rosé bisa turut terfokus pada apa yang baru saja Jimin ucapkan.
"Jim, tadi kaubilang, kejadian tadi akan jadi yang pertama kali kaulihat secara langsung, ya?" tanya Tae dengan pasang mata memicing. Jimin hanya mengangguk sebagai jawaban saat ia bertanya demikian. "Jadi ... apa Jimin Kecil ini sudah pernah lihat kejadian tadi secara tidak langsung? Kau menontonnya bersama siapa?" Taehyung terus menggoda Jimin yang tampak gugup ketika kalimatnya berhasil ditangkap maksud oleh Taehyung.
Lebih dahulu Jimin berdeham lirih sembari buang wajah ke arah dapur untuk tengok sang ibu yang tengah libur bekerja. Kemudian tanpa balik menengok lagi, Jimin lantas menampik dengan jawaban, "A-aku hanya tidak sengaja lihat film bersama Hazel." Garis merah jambu pada dua pipi berisi Jimin segera timbul sedetik usai dia selesaikan kalimat malu-malu.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] BREATH
Misterio / SuspensoTERBIT Baru-baru ini Jimin selalu mendapati kejanggalan ketika setiap kali lampu rumah mengalami korsleting. Mulai dari ditemukannya surat kaleng dengan tulisan acak-acakan sampai tergeletaknya sebuah kotak aneh berisi bunga baby breath. Jimin yang...