Hai.... I'm back
Untuk yang masih bersedia menunggu maaf lama.
Happy reading :)
Khanza tiba dirumahnya saat hari sudah gelap, tak langsung kerumah orangtua Erza. Ia terlwbih dulu pulang kerumah orangtuanya untuk menemui Lia. Sayangnya wanita itu sedang tidak dirumah. Hanya ada Haikal yang sedang makan malam sendiri dimeja makan. Merasa kasihan dengan kakaknya akhirnya Khanza pun memutuskan untuk menemani Haikal makan malam.
"Lo dari mana bawa ransel besar kaya gitu? Lo nggak lagi kabur kan?" Tanya Haikal setelah menelan makanan yang ada dimulutnya.
"Mama maksa gue kabur dari tugas gue sebagai folunteer. " Khanza menunjukan rompi, seragam relawannya yang berada dibawah ransel.
"Kok bisa?" Tanya Haikal.
Setelah makan beberapa suap, Khanza mulai menceritakan alasan dirinya berada dirumah orangtuanya dengan membawa ransel bersar.
Haikal tersenyum mendengarkan cerita adiknya. "Terus lo ngapain disini bukannya buru-buru liat kondisi suami lo."
"Jadi lo ngusir gue?" Tanya Khanza sewot. "Lo sama mama sama aja ngeselinnya." Lanjut Khanza.
Ia sudah bangun dari duduknya, namun dihentikan oleh Haikal.
"Gue rasa mama bener, lo harus lebih ngurusin suami lo. Gimana pun juga Erza kan udah jadi suami lo, jadi udah jadi tanggung jawab lo buat ngurusin dia." Ucap Haikal dengan nada serius.
"Iya kak lo udah pernah bilang sama gue."
"Tapi nggak lo lakuin kan? Belum terlambat buat lo belajar mencintai dia dan membiarkan dia mencintai lo." Haikal kembali menyuapkan makanan kedalam mulutnya.
"Lo pinterbanget kalau nasehatin gue, tapi lo sendiri aja masih jomblo." Ucap Khanza, seraya berlalu meninggalkan Haikal.
"Itu beda Khanza." Teriak Haikal.
"Iya kak, terserah lo." Sahut Khanza yang sudah menjauh.
Semua orang terlihat sangat senang melihat kehadiran Khanza. Kebetulan sekali mereka semua sedang berkumpul di ruang makan untuk makan malam. Tapi ada satu sosok yang tidak terlihat, Erza. Ya dia tidak ada di ruang makan bersama dengan keluarganya. Rasa penasaran Khanza teralih kan oleh teriakan Ethan. Belakangan ini Ethan memang sedang sangat senang berbicara, walaupun hanya dia sendiri yang mengerti bahasanya.
Khanza menggendong keponakannya yang sedang duduk di baby chair, sambil memasukan mainan kedalam mulutnya. "Kau semakin menggemaskan." Ucap Khanza kepada Ethan yang terseyum saat dia menggendoangnya.
"Sebaiknya kamu Kaman dulu sebelum bermain dengan Ethan." Ucap Sarah.
"Nggak usah mi, Khanza udah makan tadi."
"Kata Erza kamu lagi jadi relawan di Jawa Barat dan baru pulang lusa, makanya dia pulang kerumah karena kesepian katanya nggak ada kamu." Ucap Haris.
"Iya pi, tapi kata mama, Erza lagi sakit. Makanya Khanza pulang."
"So sweet nya pengantin baru." Ledek Reza yang pura-pura tersentuh.
"Udah deh nggak usah ngelek." Tegur Keisya kepada suaminya.
"Ethan, kalau kamu sudah besar nanti jangan menyebalkan seperti papa mu ya." UCap Khanza kepada Ethan membuat semua orang disana terkekeh mendengarnya.
"Oh iya mi, kenapa Erza tidak ikut makan malam?" Tanya Khanza yang merasa cemas, namun hatinya enggan untuk mengakuinya. Sebenarnya ia ingin menanyaan keadaan Erza, tapi entah kenapa mulutnya enggan untuk mengatakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still You Are My Love
RomanceSebelumnya Khanza tidak pernah membayangkan untuk menikah, terlebih dengan pria yang sudah menjadi sahabatnya hampir dua puluh tahun. Hingga orangtua mereka berharap mereka dapat terus bersatu dalam hubungan yang lebih serius, pernikahan. Situasi t...