BAB VII. 1 I am Yours

71 5 0
                                    

Akhirnya Erza dan Khanza tiba di Bali siang tadi. Setelah keberangkatan mereka tertunda satu hari, karena Erza harus menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang terbengkalai selama ia beristirahat dirumah akibat cidera pada tangannya. Sesuai yang sudah di rencanakan oleh Sarah, selama berada di Bali Erza dan Khanza akan menginap di Resort yang berada di daerah Jimbaran. Resort yang sangat romatis dan cocok untuk honeymoon. Posisi resort yang menghadap pada pantai Tegal Wangi membuat pemandanganya semakin indah.

Siang tadi karena ada keperluan pekerjaan Khanza meninggalkan Erza sendiri di resort. Kali ini Erza hanya menyetujuinya dan membiarkan istrinya pergi tanpa merengek untuk ikut bersamanya. Walaupun dengan syarat, Khanza harus kembali sebelum jam makan malam, supaya mereka bisa makan malam bersama. Sebenarnya ia malah senang ditinggal oleh Khanza, karena dengan begitu ia bisa leluasa menyiapkan kejutan untuk istrinya.

Sejak Khanza meninggalkan resort, Erza mulai sibuk menghubungi pihak resort, meminta bantuan untuk mempersiapkan semua yang ia perlukan. Hingga saat ini semuanya sudah hampir siap, meja santai yang berada di dekat privet poll, sudah dihias sedemikian rupa agar terlihat indah. Privet poll dihias dengan lilin dan bunga berwarna pink dan merah untuk menambah kesan romatis. Makanan akan dihidangkan saat Khanza telah tiba. Sekarang hanya perlu menunggu kedatangan Khanza saja.

Matahari sudah bersiap untuk kembali keperadabannya saat Khanza tiba di resort. Cahaya jingga mulai menyinari, membuat pemandangan semakin indah. Suara ketukan pintu, membuat Erza yang sedang menantikan kedangan Khanza, segera bergegas membuka pintu.
"Hai, gimana udah selesai urusannya?" Tanya Erza begitu melihat sosok yang dinantikannya dibalik pintu.

Khanza hanya mengangguk, matanya sedang menatap bingung kearah jendela yang tertutup rapat oleh gorden. "Loh kenapa jendelanya ditutup bukannya pemandangan diluar bagus?" Tanya Khanza sambil berjalan menuju jendela untuk membuka gordennya.

Pemandangan yang ia dapati di luar membuatnya terbelalak. Bukan karena keindahan alamnya, namun karena kejutan yang sudah disiapkan oleh Erza. Ia kembali menoleh kebelakang, menatap penuh selidik kearah suaminya yang sedang tersenyum sambil berjalan mendekatinya.

"Gimana bagus nggak?" Tanya Erza yang sudah berada dibelakang Khanza.

Khanza mengangguk. "Lumayan,," ucapnya.

"Cuma lumayan? Gue nyiapin sendiri tau semuanya, ya walaupun ada sedikit bantuan dari staff disini sih." Protes Erza, yang mengharapkan reaksi lebih dari Khanza.

"Iya bagus, makasih Erza." Ucap Khanza berusaha menghargai usaha suaminya.

Senyum puas tergambar jelas di bibir Erza, begitu mendengar pujian Khanza.

"Yaudah keluar yuk, sambil menikamati sunset." Ajak Erza, menggandeng tangan Khanza agar mengikutinya.

Sambil menunggu waktu makan malam, mereka menikmati pemandangan diluar.

"Lo nggak lagi ada maunya kan? Makanya baik-baikin gue." Tanya Khanza.

"Gue cuma mau suapaya lo bisa jatuh cinta sama gue." Jawab Erza sambil menatap lurus kearah pemandangan didepannya.

"Sayangnya gue rasa ini belum cukup, lo harus lebih berusaha lebih baik lagi." Ucap Khanza setengah bercanda.

"Iya gue tau, lo mana mungkin jatuh cinta cuma karena beginian doang." Sahut Erza, membuat Khanza tersenyum penuh syukur.

Saat langit sudah lebih gelap, sesuai arahan Erza, makan malam akhirnya dihidangkan. Seafood yang merupakan salah satu hidangan favorit Khanza, menjdi menu utama makan malam mereka. Rencana kegiatan mereka selama beradadi Bali menjadi bahan perbincangan selama makan malam. Bahkan hingga makan malam selesai mereka masih terus mendiskusikan tentang tempat-tempat yang akan mereka kunjungi mulai besok, sambil menikmati udara segar dan pemandangan langit malam. Hingga kembang api dengan warna-warni yang indah terlihat menghiasi langit malam yang gelap di Jimbaran. Membuat perhatian Khanza terfokus kepada kembang api yang memang merupakan hal yang ia sukai sejak kecil. Dengan antusias Khanza berdiri semakin kedepan, agar lebih jelas melihat kembang apinya.

"Gimana suka nggak?" Bisik Erza yang kini memeluk Khanza dari belakang.

"Jadi lo juga yang nyiapin kembang apinya?" Tanya Khanza, sambil menoleh menatap wajah bangga Erza.

Sementara Erza hanya mengangguk memberikan jawaban.

"Keren banget." Khanza kembali menikmati pertunjukan kembang api hingga selesai dalam pelukan Erza.

Malam sudah semakin larut saat mereka memutuskan untuk masuk kedalam untuk beristirahat, karena besok banyak aktifitas yang akan mereka lakukan.

****

Terima kasih untuk yang sudah membaca.
Ditunggu ya masukan dan sarannya melalu comment, jangan lupa juga votenya sebagai bentuk dukungan kalian, dan Follow.

Still You Are My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang