HAI..HAI..HAI..
Sebeumnya, aku mau ngucapin selamat tahun baru 2019 dulu untuk semuanya..
Maaf baru muncul lagi, karena kemarin selama liburan susah singnal.Selamat membaca... :)
Di tengah keramaian acara amal yang sedang berlangsung, Erza sejak tadi terus saja merangkul Khanza, seolah takut istrinya akan direbut pria tampan yang sejak tadi ikut bergabung berbincang bersama dengan mereka berdua, Ray. Akhirnya malam ini Erza bertemu dengan pria yang membuatnya penasaran dan juga selalu cemburu, karena Ray sering menghubungi istrinya.
Panggilan di ponselnya, membuat Erza izin menjauh mencari tempat yang lebih tenang untuk menerimanya.
"Keliatannya pria yang baik, dia juga terlihat sangat mencintai mu. Apa kau sungguh tidak mencintainya?" Tanya Ray, begitu Erza sudah menjauh dari mereka berdua.
"Hhm?"
"Kamu sungguh tidak mencintainya?" Ray hanya mengulanag pertanyaannya.
"Aku masih menganggapnya sebagai sahabat ku."
"Tapi bukan berarti kau tidak bisa mencintai sahabat mu, bukan?"
"Saat Erza mengungkapkan perasaannya, aku sudah bilang akan membiarkannya untuk membuat ku jatuh cinta kepadanya."
"Aku akan mundur karena kamu sudah menikah dengannya dan dia sangat mencintai mu, tapi aku ingin memberi tahu mu sesuatu." Ray menarik nafas dalam sebelum melanjutkan ucapannya. "Aku fikir kau tidak tertarik dengan relationship dan aku juga nggak mau kehilangan teman sebaik kamu, makanya selama ini aku nggak pernah mengungkapkan perasaan aku ke kamu. Sebenarnya sejak awal aku mengenal mu aku sangat menyukai mu. Kamu wanita yang baik dan menarik, yang berhasil membuat ku jatuh cinta kepada mu." Ray terlihat sangat sangat lega setelah mengucapkannya.
"Terus kenapa sekarang tiba-tiba kamu bilang ke aku?" Khanza benar-benar terkejut dengan pengakuan pria yang sudah dianggapnya sahabat sendiri.
"I just want you to know."
Tiba-tiba saja sebuah pukulan mendarat diwajah Ray. Rupanya sejak tadi Erza sudah berada di belakang mereka, mendengarkan pengakuan cinta Ray kepada istrinya.
"Erza, lo tuh apa-apaan sih main pukul aja." Khanza melerai kedua pria yang mencintainya. Sementara para tamu lainnya sudah berkumpul untuk menyaksikan, apa yang sedang terjadi.
Begitu berhasil melepaskan cengkraman Erza di kerah baju Ray. Khanza dan beberapa orang lainnya membantu Ray untuk bangun. Sepertinya pukulan Erza cukup kerah hingga berhasil menjatuhkan lawannya. Erza langsung pergi begitu saja meninggalkan orang-orang yang masih menatapnya dengan rasa ingin tahu. Tak langsung mengejar suaminya, Khanza memastikan terlebih dahulu kondisi Ray. Tidak parah hanya luka lebam dan sobek sedikit di ujung bibirnya. Berusaha untuk menenangkan orang-orang disana dan juga Khanza, Ray berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Walaupun sebenarnya pukulan Erza terasa cukup sakit.
"Kalau gitu gue tinggal, ya Ray. Sekali lagi maaf ya atas kelakuan Erza." Setelah mendapat anggukan sebagai jawaban dari Ray. Khanza segera berlari mengejar Erza. Untung saja ia memak heels sepatunya cuma lima centi, kalau tidak akan susah untuknya mengejar Erza keparkiran mobil. Disana, didalam mobil Erza hanya terdiam dibalik kemudianya. Khanza langsung masuk kedalam mobil, menatap suaminya yang tidak mau menatapnya walaupu ia sudah memanggil namanya.
"Lo tuh apa-apan sih Za, dateng-dateng langsung mukul orang kaya gitu?" Tanya Khanza dengan nada tinggi.
"Kenapa lo suka juga sama dia, makanya lo marah gue mukul dia?" Yang ditanya malah balik nanya dengan nanda yang tidak kalah tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still You Are My Love
RomanceSebelumnya Khanza tidak pernah membayangkan untuk menikah, terlebih dengan pria yang sudah menjadi sahabatnya hampir dua puluh tahun. Hingga orangtua mereka berharap mereka dapat terus bersatu dalam hubungan yang lebih serius, pernikahan. Situasi t...