old friend

199 36 0
                                    

"Jadi, mau lomba tatap denganku atau bagaimana?" Gumam Taehyung yang saat ini sudah rebahan di samping Luna.

Tidak sepenuhnya rebahan karena posisinya menyamping sambil memandang bulannya.

"Mau mencari rahasia Kim Taehyung!"

"Aw, optimis sekali. Rahasiaku sudah kupasang password lho."

Luna mencebik, lalu memilih berpaling menatap langit kamar.

"Ck, bilang dong dari tadi."

"Ehehe. Aku betah melihatmu menatapku, Na." Luna lantas kembali menyamping. Menatap Taehyung sambil tersenyum tak jelas.

"Benarkah? Aku juga, Tae. Betah sekali!"

"Ya sudah. Lomba tatap saja, yuk? Sama-sama senangnya."

"Tidak mau. Ngantuk." Taehyung memajukan bibirnya kecewa. Luna yang melihat respon Taehyung hanya tergelak.

"Ih, gemasnya!" Sorak Luna sambil mencubit kedua belah pipi Taehyung.

"Gemasnya Luna 'kan?"

"Semuanya kau patenkan, Tae. Iya. Gemasnya Luna. Puas?"

"Eum. Sangat puas," balas Taehyung melempar senyum kotak kesukaan Luna.

"Sudah ah. Mau tidur."

"Tidak kedinginan?"

"Tae, jangan aneh-aneh." Luna memutuskan memunggungi Taehyung. Takut saja kalau tiba-tiba diserang. Ia sudah terlalu mengantuk malam ini.

"Bulan, selamat tidur. Mimpikan Tae, ya?" Oceh Taehyung sambil memeluk Luna dari belakang.

"Iya. Tiap malam juga berdoa begitu pada Tuhan. Tae juga mimpikan bulan, ya?"

"Selalu."

"I love you."

"Hm. Aku tahu."

"Kenapa tak menjawab i love you too?"

"Tidak mau. Kau yang suruh soalnya."

"Taehyung," cibir Luna sambil manyun.

"Sudah ah. Tidur!"

"Iya, iya. Galaknya."

"Galaknya Luna 'kan?"

"Kim!"

"Selamat malam, sayangku. Ehehe."

...

Paginya, Taehyung bangun duluan. Tungkainya ia bawa menuju arah dapur, berusaha membuatkan sarapan enak untuk Lunanya.

Tapi, apa mau dikata. Stok minggu ini ternyata sudah habis semua. Ia jadi cemas kalau-kalau Luna menyembunyikan semua ini dan tak makan.

Ia lantas memacu langkah menuju wastafel, membilas wajah, dan memutuskan keluar apartemen guna membeli stok minggu ini.

Tentu sebelumnya sudah menempelkan post-it di kulkas. Takutnya, Luna kelabakan mencarinya saat ia bangun nanti.

'Aku pergi belanja. Jangan mencariku. Janji pulang cepat dan tidak keluyuran. Love you♡ -t'

Langkahnya ia bawa pelan menuju supermarket di dekat sana. Kedua tangan dimasukkan ke saku celana.

Rambutnya sudah terlalu panjang sampai-sampai menutupi mata, tapi tetap saja visualnya tak diragukan. Terbukti dari beberapa pasang mata yang menatapnya terpesona.

Ah, dia jadi berpikir, kenapa tak jadi model saja sejak dahulu? Bajingan bodoh. Begitu umpatnya dalam hati.

Setelah berkeliling dan membeli apa-apa saja yang dirasa butuh, ia segera menuju kasir.

мσση αη∂ ηιgнт.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang