Sayang.
Jika kau membaca ini, kukira kau sudah menguatkan hati. Aku harap begitu.
Aku tahu kau kuat. Kau juga sudah mengiyakan 'kan?
Malam saat aku menulis surat ini, aku sedang memandang langit. Indah sekali. Banyak bintang-bintang, namun sinar yang paling terang tentu saja bulan.
Sama seperti dirimu. Yang sinarnya takkan pernah direbut oleh orang lain di hatiku.
Aku mencintaimu. Dan aku tahu kaupun begitu.
Seperti bulan yang mencintai langit.
Seperti bulan yang rela jatuh dan kembali hanya untuk bersama langit.
Seperti langit yang selalu memberi tempat terindah untuk bulan.
Seperti langit yang ikhlas menerima bulan tanpa takut tersaingi.
Kita mencintai layaknya mereka.
Moon Luna, bulanku, aku ingin kau menghapus air matamu. Tak lihatkah kau belakangan ini langit terlihat mendung? Itu karena aku yang ikut menangis bersamamu.
Jika hari berlalu dan kau masih berduka, kuharap kau tahu bahwa aku tak pernah benar-benar pergi.
Aku selalu disini. Bersamamu. Di hatimu.
Aku selalu disini. Menjadi bayang saat kau terlelap dan mencuri kecupan dalam tiap malammu.
Na, tabahlah. Aku tak benar-benar pergi.
Jaga anak kita. Dia pasti sama terangnya sepertimu.
Aku harap dia lelaki, tapi sifatnya sepertimu saja.
Aku itu bajingan, jadi jangan biarkan dia sepertiku.
Kalaupun dia perempuan, tak apa. Kujamin wajah dan eloknya sama seperti kita. Wah, benar-benar menyilaukan dunia nanti. Haha.
Maaf ya tak bisa menemani kehamilanmu secara langsung. Aku selalu mengawasi dari neraka.
Yah, pada akhirnya aku tetap percaya bahwa tempatku itu di neraka, Na. Sudah terlalu banyak dosa yang kutimbun. Tuhan mana sudi membiarkanku melirik pagar surga.
Tapi, tak apa. Selama dari sana aku bisa memandang dua jiwaku, aku sungguh-sungguh tak apa.
Na, aku pernah menonton drama, dan pemainnya bilang di dunia ini kita memiliki empat kehidupan. Kuharap ini kehidupan pertama kita.
Aku akan bilang pada Tuhan untuk mempertemukan kita lagi di tiga kehidupan lainnya.
Aku akan bilang pada Tuhan untuk membuat jalan cerita yang lebih indah untuk kita kelak.
Jangan bersedih.
Aku selalu bersamamu.
Oh iya, bolehkah aku meminta satu hal sederhana namun begitu berarti bagiku?
Kuharap kau rela membiarkanku memberi nama untuk bayi kita.
Jika lelaki, beri dia nama "Kim Hansum" agar ia bernapas lebih baik ketimbang aku.
Jika perempuan, beri dia nama "Kim Nara" agar hidupnya mengepak lebih bebas ketimbang kau.
Sudah ya. Suratku ini agaknya kepanjangan.
Aku harap kau tak mengantuk saat membacanya.
Terima kasih untuk tiga tahun dalam hidupmu yang kau berikan untukku, Na.
Kehadiranmu sudah seperti kado terindah dalam malam suramku.
Aku mencintai bulan dan bintangku; Luna dan anakku.
Penuh cinta,
Kim Taehyung alias Papa Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
мσση αη∂ ηιgнт.✔
Fanfic[ тαεнүυηg's sρεcιαℓ вιятн∂αү ρяσנεcт ] tαєhчung punчα duα вulαn. tαpí, чαng sαtu khusus untuk dírínчα. pun sínαrnчα tαkkαn pєrnαh pαdαm wαlαu mαlαm hílαng dígαntíkαn fαjαr. lunα nαmαnчα. вulαnnчα. Started on December 16, 2018. Finished on December...