صباح الخير ١ : Cahaya

325 25 18
                                    

Kata orang Jika kebahagiaan selalu hadir saat bertemu dengannya, berusaha memperbaiki diri untuknya, maka saat itu juga diri kita merasakan cinta yang sesungguhnya.

Zafran hanafi alif

--------------------
صباح الخير ١
Cahaya
--------------------

Selasa, 18 Desember 2018

"Assalamu'alaikum"
Zafran melangkah masuk ke dalam rumahnya. Rumah yang akan membuat kalian terpikir satu kata 'kecil'. Ya dari luar memang terlihat kecil dan sempit, namun jika sudah melangkah masuk ke dalam rumah itu bagaikan istana megah.

"Wa'alaikumsalam"
Seseorang dari arah pintu belakang menjawab salam. Zafran menutup pintu dan menghampiri seseorang yang tengah duduk di pinggir kolam ikan di halaman belakang rumahnya.

Perempuan berumur 50 tahunan itu menoleh dan tersenyum senang ketika sang anak semata wayangnya itu pulang ke rumah. Dia mengisyaratkan agar Zafran ikut duduk di sampingnya.

"Umi sudah makan?". Hana-Umi Zafran- hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Zafran..." Hana menepuk pundak anaknya, membuat Zafran refleks menoleh.

"Kamu kan sudah cukup umur, apa kamu tidak mau menyempurnakan ibadahmu?". Zafran yang tahu kemana arah pembicaraan Umi-nya ini hanya tersenyum.

Maksud dari kalimat itu adalah pernikahan. Ya, siapa sih yang tak ingin menikah? Semua orang pasti menginginkan hal itu. Bersanding dengan seseorang yang di cintainya, menata keluarga baru, menjadi seorang pemimpin di istana kecilnya. Ah, Zafran pun ingin.

"Zafran masih belum menemukannya, Umi". Begini lah jawaban Zafran jika di tanya. Maklum dia termasuk laki-laki yang agak segan berinteraksi dengan perempuan.

Umi Zafran mengusap rambut anaknya dengan sayang. "Mau sampai kapan kamu mencari?, tahun kemarin jawabannya masih sama saja".

Zafran diam, dia sendiri pun bingung dengan hatinya. Kata orang Jika kebahagiaan selalu hadir saat bertemu dengannya, berusaha memperbaiki diri untuknya, maka saat itu juga diri kita merasakan cinta yang sesungguhnya.

Tapi Zafran sama sekali belum merasakan hal itu di beberapa perempuan yang di kenalnya. Apa iya dirinya tidak bisa merasakan apa itu cinta?

"Umi tenang aja, Zafran pasti akan mencari perempuan sholeha yang namanya sudah di tetapkan Allah untuk Zafran" ucapnya dengan nada bicara yang sangat yakin.

"Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah." [QS. Adz Dzariyaat 51 : 49].

Jadi Zafran pasti yakin bahwa dia akan menemukan seorang ratu yang akan menempati istana kecilnya.

Umi Zafran hanya tersenyum, anaknya ini sudah besar pasti bisa membedakan mana yang baik dan buruk untuknya. "Besok jam 10 pagi, Umi sama Abi mau ketemu teman lama Abi, kuliahmu libur kan?".

Zafran mengangguk sebagai jawaban. "Yasudah besok kamu harus ikut". Zafran nengerutkan dahinya, baru saja dia ingin bertanya lagi tapi Umi nya sudah beranjak. Yasudahlah lihat saja besok.

_Shobahul Khoir_

"Loh kok gelap?". Zafran meraba-raba ke sekelilingnya namun tidak menemukan apapun yang dapat ia pegang.

Tiba-tiba muncul secercah cahaya dari arah kanannya. Cahaya itu teramat menyilaukan, hampir menyerupai sinar matahari. Zafran memberanikan diri untuk melihat asal cahaya itu.

Shobahul Khoir (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang