صباح الخير ٦ : ?Ini cinta ya

51 8 1
                                    

Karena pikiran negatif seperti itu hanya akan membuat apa yang sudah diperjuangkan menjadi sia-sia.

Firman - Abi Zafran

--------------------
صباح الخير ٦
Ini cinta ya?

--------------------

Selasa, 14 April 2020

Tak terasa seminggu berlalu. Pertemuan kedua antara orang tua Zafran dan orang tua Shalsa pun akan diadakan siang ini ba'da dzuhur.

Selepas Sholat Dzuhur, Zafran merasakan degupan didadanya tak kunjung hilang. Selama seminggu ini Zafran menikmati masa pendekatannya dengan Shalsa. Bahkan ia menjadi lebih semangat mengerjakan segala hal termasuk skripsinya yang belakangan ini banyak menyita waktu dan pikirannya.

Apakah ini yang dinamakan cinta?

Tapi pertanyaan 'Apakah Shalsa merasakan hal yang sama?' selalu berputar-putar dibenaknya. Bagaimana jika tidak?

Hana, Umi Zafran memperhatikan anaknya yang sepertinya tengah gelisah dari balik pintu yang terbuka sedikit.

Zafran melangkahkan kakinya mengusap wajahnya menghadap cermin, dan berbicara sendiri. "Bismillahirrahmanirrahim, Allah pasti tau yang terbaik buat Zafran."

Uminya tersenyum dari balik pintu. Sementara Firman atau Abi Zafran menghampirinya dan bertanya 'Ada apa?' tanpa suara.

Hana menarik tangan suaminya untuk turun kebawah dan menjelaskan yang ia lihat mengenai putera mereka, Zafran.

"Umi tunggu dimobil duluan, biar Abi yang panggil Zafran." Titah Firman yang diangguki oleh Hana.

Tok... Tok... Tok...
"Zaf, Abi boleh masuk?"

Ketukan pintu dan suara Abi dari luar menyadarkan Zafran. "Iya Bi."

Firman masuk dan tampaklah wajah putera semata wayangnya tengah duduk dipinggir kasur sambil tertunduk lesu. "Kenapa hmm?" Tanyanya sambil memegang bahu Zafran.

Zafran terdiam, tak berani menjawab. "Takut Shalsa gak mau terima Kamu?" Zafran menoleh, kenapa Abinya bisa tau?

Abi Zafran ikut duduk. "Kenapa Abi bisa tau? Karena Abimu ini pernah muda dan pernah merasakan ada diposisi Kamu." Benar juga, pikir Zafran.

"Dulu waktu melamar Umi, Abi berangkat sendiri hanya dengan modal tekad dan kalimat yang Abi hapalkan untuk berbicara didepan orang tuanya. Sampai didepan rumahnya, abi hanya diam, gak berani ketuk pintu ataupun salam. Tapi Abi ingin perjuangan Abi jadi sia-sia cuma karena pikiran negatif. Dan akhirnya Abi memberanikan diri sampai akhirnya lamaran Abi diterima." Jelas Abi Zafran.

Zafran tersenyum, ternyata Abinya ini adalah seorang pejuang yang tak setengah-setengah, tidak sepertinya.

"Jadi sekarang kamu harus buang jauh-jauh pemikiran negatif itu. Karena pikiran negatif seperti itu hanya akan membuat apa yang sudah diperjuangkan menjadi sia-sia."

Zafran merasa lebih tenang sekarang. Ia akan membuang semua pikiran negatif yang berkerumun dikepalanya.

"Terimakasih ya, Abi. Zafran akan selalu ingat pesan Abi." Ucap Zafran seraya tersenyum.

"Alhamdulillah, yasudah yuk berangkat, calon istrimu pasti sudah menunggu." Mendengar ucapan 'Calon istri' saja membuat Zafran tersenyum malu.

Ya Allah, permudahlah segala sesuatunya. Zafran berdo'a dalam hati.

_Shobahul Khoir_

SEPARUH BAGIAN DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN, TERIMA KASIH ❤️

Shobahul Khoir (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang