صباح الخير ١١ : Pejuang Akad

39 8 0
                                    

Apa yang telah Allah tunjukkan, kamu melebihi apa yang telah aku gambarkan. Aku ingin tua bersamamu dari mulai akad sampai akhir hayat.

............

-------------------
صباح الخير ١١

Pejuang Akad

--------------------

Minggu, 26 Juli 2020

Matahari masih malu-malu memancarkan sinarnya. Begitu juga dengan Shalsa, perempuan itu masih tenggelam dalam kasur dan selimut tebalnya. Padahal semua persiapan sudah beres hanya Shalsa yang akan menjadi ratu sehari itu belum juga terbangun dari tidurnya.

Tok... Tok...

Ningrum membukakan pintu rumah padahal ini baru pukul lima pagi. Pintu terbuka, tampaklah Sari dengan baju kebaya muslim dengan polesan make up tipis mempercantik penampilannya hari ini.

"Assalamu'alaikum, Bunda." Ucapnya dengan senyum manis dan menyalami Ningrum.

"Wa'alaikumsalam, maaf Mbak ini siapa ya? Kok saya gak kenal mukanya?" Tanya Ningrum yang merupakan candaan semata karena penampilan Sari yang sangat berbeda dari biasanya.

Sari tersenyum malu. "Ah, Bunda mah gitu. Aku Sari, Bun."

"Bercanda kok. Habisnya Sari cantik banget sih, Bunda sampai pangling." Puji Ningrum.

"Biasa aja kok, Bun. Pasti lebih cantik Caca, aku mah cantiknya masih segini." Sari mendekatkan ujung jari telunjuk dan ibu jarinya untuk menunjukkan sedikitnya tingkat kecantikkan dirinya sekarang.

"Gimana mau cantik, Caca aja masih tidur."

Sari terkejut bukan main. "Masih tidur?!, Yaudah Bun, biar aku aja yang bangunin dia."

Mengabaikan high heels 3cm-nya, Sari langsung berlari menuju kamar Shalsa. "Permisi, paket." Ucapnya kala membuka pintu kamar sahabatnya itu.

Ternyata benar, gadis itu masih asik bermain di alam mimpinya. Apa dia tidak ingat hari ini adalah hari yang sangat penting baginya?

"CACA!!!"

"BANGUN!!!"

Berkat teriakan menggelegar Sari, Shalsa mengerjapkan matanya. "Sari? Ngapain malam-malam kesini?"

Hah? Apa katanya? Malam?!

"Tuan puteri Caca, ini udah pagi. Emangnya Caca gak inget hari ini hari apa?"

Shalsa menguap, "hari senin, tapi kan kita udah lulus, masa mau sekolah lagi."

"Caca, hari ini itu hari pernikahan Caca." Ucap Sari dengan gemas.

Shalsa langsung melotot dan bangun dari tidurnya. "Pernikahan?! Astaghfirullah, Sari. Caca lupa." Shalsa langsung ngacir kedalam kamar mandi, meninggalkan Sari yang masih tak mengerti.

"Kok bisa-bisanya lupa sih? Jangan-jangan nanti lupa juga kalau udah punya suami."

"YA, ENGGAKLAH!"

_Shobahul Khoir_

SEPARUH BAGIAN DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN, TERIMA KASIH ❤️

_Shobahul Khoir_

Shalsa bernapas lega, akhirnya make up tebal itu sudah terhempas dari wajahnya. Sejujurnya Shalsa paling tidak suka di make up, apalagi harus setebal ini. Bahkan sewaktu di make up tadi, dia selalu protes karena bedak yang tebal atau lipstick yang terlalu terang.

Kini dirinya sudah berganti pakaian. Hanya gamis berwarna biru navy yang biasa ia pakai, serta kerudung bergo berwarna senada.

Shalsa menaiki anak tangga satu persatu, dan menghentikan langkahnya dianak tangga terakhir. "Kak Zaf kemana ya?"

Dia baru tersadar akan keberadaan laki-laki yang kini menyandang status sebagai suaminya itu. Pasalnya terakhir mereka bertemu adalah sewaktu Shalsa masuk untuk berganti pakaian. Dan sekarang, Zafran hilang entah kemana.

"Lagi sama temannya yang tadi kali ya." Pikir Shalsa. Ia pun melanjutkan langkahnya kedalam kamar.

Ceklek.

Pintu terbuka. "Astaghfirullah." Shalsa buru-buru keluar dan menutup pintunya kembali.

Dia tidak salah lihat, kan? Yang tadi itu...

Shalsa menutup matanya. Bagaimana bisa Zafran ada disana?

"Caca."

Suara itu membuat Shalsa membuka matanya. "Maaf, Caca udah ganggu istirahatnya Kak Zaf." Ucapnya sambil menunduk dengan nada bersalah.

"Gapapa kok. Malah Kak Zaf mau bilang makasih." Shalsa mendongak, "makasih untuk apa?"

"Makasih udah bangunin Kak Zaf, soalnya Kak Zaf belum sholat."

Shalsa menepuk dahinya, "astaghfirullah, sama."

"Caca wudhu duluan aja. Tunggu Kak Zaf, nanti kita jama'ah ya." Pesan Zafran yang tersenyum sambil mengusap puncak kepala Shalsa.

Shalsa mematung, sedetik kemudian ia berlari kedalam kamar dan menutup pintu menyembunyikan debaran jantungnya.

"Loh kok ditutup? Ini Kak Zaf gimana?" Ucap Zafran dari balik pintu.

Shalsa menarik napas panjang. "Baju gantinya ada diruang ganti. Wudhu-nya dibawah aja. Kalau udah selesai panggil aja."

"Panggil apa?"

"Apa aja."

Zafran tertawa geli.

"Sayang, boleh gak?"

"ENGGAK."

_Shobahul Khoir_

Gimana-gimana? Masih ingat lagu yang diatas itu?

Masih absurd banget ngetik ini tuuu
Aku baru pertama kali nulis yang kayak gini huhu, maapin ya kalau gak sesuai ekspektasi banget(。•́︿•̀。)

Btw aku punya pengalaman jadi asisten MUA gitu jadi Alhamdulillah agak ngerti sedikit.
Gemoy ga si sama fotonya 🙂🙂
Btw itu couple R, jadi aku udah dapat ijin dari mereka yang ada difoto itu.
Next bakal ada videonya.

Sampai jumpa di resepsi。◕‿◕。

Viranti Nur Ikhwan
Selasa, 28 Juli 2020

Shobahul Khoir (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang