صباح الخير ١٢ : Bahagiaku

46 9 8
                                    

Kebahagiaan itu akan hadir, ketika kita membuat orang yang berarti dihidup kita bahagia.

Zafran Hanafi Alif

--------------------
صباح الخير ٢١
Bahagiaku

--------------------

Rabu, 29 Juli 2020

"Ca..."

"Kak Zaf udah selesai."

Zafran mengetuk pintu, tetapi perempuan pemilik ruangan didepannya tak kunjung membukakan pintunya. Tapi tak lama kemudian terdengar suara kunci diputar, dan terbukalah pintu menampilkan Shalsa yang telah mengenakan mukenah berwarna cokelat moka.

"Sebentar..."

Tangan Zafran terulur untuk membenarkan mukenah Shalsa yang agak miring. Shalsa kembali mematung dan menahan napasnya. Apa Zafran ini tidak menyadari kalau jantungnya ini berdetak kencang?

"Udah gak miring lagi deh."

"M-ma-makasih, Kak."

"Kembali kasih sayang."

Shalsa salah tingkah. "Eng... katanya Kak Zaf mau sholat jama'ah." Zafran tertawa dan menganggukkan kepalanya. Mereka memulai sholat berjama'ah.

Selepas sholat dan berdoa, Shalsa menepuk bahu Zafran. Lelaki itu mengubah posisi duduknya menghadap Shalsa.

Shalsa memegang tangan kanan Zafran dan mengecupnya. Zafran tersenyum, dan mengusap puncak kepala Shalsa dengan sayang.

"Kita belum makan siang, Kak Zaf mau makan apa?" Tanya Shalsa.

Zafran nampak berpikir, "Caca maunya apa?"

"Kok balik tanya?"

"Mau tahu aja makanan kesukaan istri sholeha-nya Kak Zaf ini apa?"

Shalsa tersenyum malu, detak jantungnya masih belum normal dan lelaki didepannya ini sudah kembali membuat jantungnya berlari. Pasti pipinya sudah semerah tomat sekarang. Siapapun, tolong berikan Shalsa cermin sekarang!

"Apa aja suka kok."

"Berarti suka Kak Zaf juga dong?"

"Ih, gak tahu ah." Shalsa menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Baru beberapa jam saja sudah seperti ini, bagaimana satu dua atau puluhan tahun nanti?

Zafran kembali tertawa. Satu hal yang ia tahu sekarang adalah mempunyai istri akan membuatnya awet muda karena banyak tertawa.

"Yaudah-yaudah. Kak Zaf kebawah dulu ya. Nanti kalau sudah ganti kerudung, Caca nyusul ya." Ucapnya yang mengelus puncak kepala Shalsa sebelum beranjak menuju dapur.

Tak lama kemudian Shalsa keluar dari kamarnya. Zafran menggeser kursi disebelahnya, memberi Shalsa ruang untuk duduk. Diatas meja sudah ada sepiring nasi dan ayam kecap, lauk yang sedari tadi Shalsa incar, apalagi bagian ayamnya itu sayap.

"Ini Kak Zaf yang siapin?"

"Iya, Kak Zaf bingung lauknya apa. Lauknya pedas semua, Kak Zaf takutnya Caca gak suka pedas. Yaudah Kak Zaf pilih ayam kecap aja, suka gak?" Zafran menjelaskan dengan rinci, sampai memikirkan Shalsa yang memang tidak suka makanan pedas.

Shalsa mengangguk semangat. "Suka banget, apalagi ayamnya yang ini." Ucap Shalsa sambil menunjuk sayap ayam dipiringnya.

"Tahu gak kenapa Kak Zaf kasih sayap ayamnya cuma sebelah?"

Shobahul Khoir (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang