Terasa Berat dan Lelah *15

102 5 0
                                    

[ SQ ENTERTAINMENT ]
- JAY -

Joon : hyung maaf aku terlambat! Jay dan lainnya kemana?

Manager Ma : ngak apa-apa. masih ada waktu 10 menit lagi. Buruan ganti baju. Lainnya di ruang make-up.

Joon : Ne hyung (ok hyung)

Dok Jin : oh hyung, akhirnya kamu datang juga. Showcase kali ini bikin aku gugup.

Joon : untung aja nggak telat. Kayaknya aku juga mulai dag dig dug juga

Dok Jin : meskipun kita 9 orang tapi setiap kita comeback aku pasti d!emam panggung. Apalagi kalau di suruh Showcase gini

Hwa Min : apa aku udah rapi? Make-up ku ada yang kurang nggak hyung?

Manager Ma : dasar kalian ini! Sana cepat berkumpul dan mulai.

[ 1 Jam setelah Showcase]

Hwa Min : hya~! Kamu nggak sakit kan?

Jay : enggak hyung! Kenapa?

Hwa Min : tadi waktu Showcase diem aja. ku pikir kamu sakit?

Jay : oh itu.. maaf, lagi banyak pikiran.

Pikiran aneh mulai muncul di otakku, aku semakin sering kepikiran Hanbin dan Jisu. Semua terasa cepat terjadi, mulai kami bertiga dari kecil sampai sekarang. Aku sendiri tidak menyangka hubungan pertemanan kami bertiga bisa sampai selama ini bertahan. Tapi akhir-akhir ini cukup rumit rasanya, sering kali masalah pertemanan itu memasuki otakku dan memaksa otakku untuk terus memikirkannya. Beberapa kali aku mendengus lelah diatas kursi hitam kududuki, terasa pengap aku coba untuk berjalan keluar ruangan mencari udara. Tiba-tiba saja teringat skandal yang ramai kala itu bersama Jisu.

"Apa aku harus menghilangkan perasaan ini. Karena kondisi yang begini kayaknya bakal berat kedepannya"

 Karena kondisi yang begini kayaknya bakal berat kedepannya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkahku terhenti didepan lift. Karena kulihat lift masih menuju ke lantai paling bawah akhirnya kualihkan langkah menuju tangga turun darurat. Setelah beberapa langkah menuruni tangga ku dengar suara tangisan. Langkah ku terhenti dan mematung memastikan asal suara tangisan tersebut. Kulihat sekeliling tidak ada siapa pun, suara itu tiba-tiba hilang. Setelah melangkah menuruni satu lantai suara tangisan itu terdengar makin kencang. Lurus ditangga bawah kulihat seorang wanita sedang mengusap cairan bening yang jatuh dari matanya. Beberapa kali kulihat dia mengeluarkan ponsel terlihat sedang berbicara ditelepon dengan nada yang putus asa lalu menangis lagi. Merasa kasihan dan kurasa itu adalah jalan ku satu-satunya menuju kebawa akhirnya kulangkahkan kaki memberanikan diri menuju kebawah.

Jay : maaf, numpang lewat. (Membungkuk didepan si wanita yang duduk lemas di tengah tangga)

Nara : hem (mendongak keatas melihat sumber suara)

Jay : Kamu ngapain disini?

Nara : Jay, enggak apa-apa kok (menyeka air matanya)

Jay : tuh ingus mu keluar!

A Dream     -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang