Kebencian Kecil *03

261 17 0
                                    

[SEOUL- JUNI 2000... SEKOLAH]

Nara : hi jay! Pagi.

Jay : emm (lambaian tangan)

Nara : kenapa setiap pagi selalu disini? Mau masuk bareng? (Tanya nara pada jay yang berdiri dipinggir tembok berbang sekolah)

Jay : tidak! Mian.

Nara : ok! Ah apa tugas matematika mu selesai?

Jay : yaa jisu... (teriak Jay sambil berlari ke arahku yang baru datang dari arah halte)

 (teriak Jay sambil berlari ke arahku yang baru datang dari arah halte)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-------[KELAS]-------

Jay : bin, jisu, mau makan siang? Aku lapar!. (Dengan wajah melas)

Hanbin : ya, aku juga!

Jisu : aku lagi malas jalan, enggak selera makan juga

Hanbin : hmm.. apa boleh buat (hanbin berdiri kemudian mengangkat kerah bajuku dan menyeret ku keluar kelas untuk ke kantin)

Jay : oh hanse.. kekantin yuk?

Hanse : let's gooo.. (mendorong punggung ku dari belakang.)

Kantin benar-benar ramai penuh saat jam makan siang, untung saja disekolah ini memiliki kantin yang luas jadi tidak takut kehabisan meja makan. Kami duduk bersama dengan membawa piring yang penuh dengan makanan. 30 menit berlalu makanan di piring menjadi kosong bersih masuk kedalam perut.

Hanse : ya! ya! ya! kurang 30 menit kelas akan segera mulai. Buruan yuk balik ke kelas

Jisu : sluuurp (menenggak es teh di tangan).. yuk, selesai!

"Menyebalkan, cepatnya jam ini. Makanan ku belum tercerna" keluh Hanbin.

Jay hanya tersenyum tanpa memberi sepatah katapun setelah makan. Kita berempat buru-buru berjalan kekelas sebelum ibu choi berada dikelas. Beberapa menit kemudian ibu choi masuk dan meminta tugasnya dikumpulkan. Ku buka tas yang tergantung dikursi untuk mengambil buku tugasku. Ku cari buku sampul coklat namun tidak kutemukan, kupastikan kembali dengan mengeluarkan seluruh isi tas namun buku tugasku tetap tidak ketemu.

Jisu : Omaigat! Kemana buku tugas ku? (Aku mengobrak-abrik isi tas)

Jay : ada apa?

Jisu : buku tugas ku hilang, aku yakin bangst kok udah ku bawa tadi pagi!

Hanbin : kamu yakin?

Jisu : sangat sangat yakin sekali (pungkas ku tegas)

Bu choi : baiklah, sampai disini dulu untuk bab ini. Dan untuk tugas yang lalu silahkan dikumpulkan sekarang juga. Ibu akan memanggil kalian sesuai urutan absen dan bawa maju buku tugas kalian. Tina, Haein, Bumzu, Nara, Moon, Hanse........ Jisu,
Jisu..
Jisu..

Jisu : iya bu! Em maaf bu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisu : iya bu! Em maaf bu. Buku saya tidak ada!

Bu choi : bagaimana bisa tidak ada? Kamu tidak mengerjakan? Sudah tau hukuman untuk siswa yang tidak mengerjakan tugas ibu?

Jisu : mengerti bu! (Segera ku keluar kelas untuk berdiri disamping pintu dengan mengangkat kedua tangan.

Aku kesal sekali hari itu, itu adalah hari pertamaku mendapat hukuman selama sekolah. Tapi ku rasa dihukum tidak begitu mengecewakan juga karena si babi dan si batu dihukum juga bersama ku. Hampir 2 jam berlalu dan kelaspun hampir selesai. Selama 2 jam kita mengobrol dengan berbisik-bisik kemudian saling bertatapan dan tertawa bersama. Sebenarnya aku tau betul kalau tugas si babi dan si batu selesai nanum aku tidak menanyakannya pada mereka. Aku tau mereka rela di hukum karena menemaniku.

[1 jam sebelum kelas matematika]
-NARA-

"Selalu semua tentang Jisu.. benci sekali aku mendengarnya!" Ucap Nara pelan.

"Yah benar, karen Jisu Jay tidak pernah bisa dekat denganku, bahkan sekalipun jay tidak pernah memandangku! Sepertinya aku harus memberinya sedikit peringatan".

Menyeringai kecil dibibir imutnya dan tak lama Nara melangkah keluar dari toilet menuju ke kelas. Terlihat kelas kosong dan sepi karena jam istirahat semua siswa akan berkumpul di kantin. Nara masuk dengan tenang sambil melihat sekeliling. Tidak butuh waktu lama untuknya membuka tas Jisu, dengan sengaja Nara mengambil buku-buku catatan Jisu dan kemudian Nara keluar kelas dengan membawa buku catatan itu.

"Biarin aja, biar sekalian Jisu nangis dihukum bu Choi"

Nara menuju toilet lagi dan membuang buku catatan Jisu di tempat sampah samping toilet.

      Sebelumnya aku tidak mengetahui sama sekali kalau Nara menyukai Jay, hari itu tepat saat hari dimana aku pertama kalinya dihukum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelumnya aku tidak mengetahui sama sekali kalau Nara menyukai Jay, hari itu tepat saat hari dimana aku pertama kalinya dihukum. Aku hendak kesekolah, saat sedang duduk di bis tepatnya dikursi belakang sendirian tanpa si babi dan si batu. aku mendengar 2 anak perempuan yang biasa main dengan Nara duduk tepat didepan kursi ku sedang meceritakan soal Nara yang menyukai Jay. Karena hal itu tidak ada hubungannya dengan ku aku acuh dengan perkataan kedua anak perempuan tersebut.

Hingga sampai di halte dekat sekolah aku dan kedua perempuan itu turun dari bis menuju ke sekolah. Tak jauh dari halte ku berjalan gerbang sekolah sudah terlihat, kudapati Nara dan Jay sedang mengobrol namun Jay meninggalkan nara begitu saja dan kemudian berlari ke arahku.

Beberapa hari waktu berlalu dari kejadian tersebut, aku baru mengetahui kemana perginya buku catatanku yang hilang waktu itu. Petugas kebersihan sekolah mendekatiku saat pulang sekolah, si bapak memberikan ku buku catatan yang sangat mirip dengan milik ku yang hilang. Terang saja mirip karena itu adalah buku ku. Bapak mengatakan jika dirinya menemukan buku ini ditempat sampah dekat toilet, karena ada nama ku tertulis di dalam buku akhirnya diambil oleh bapak dan dikembalikan padaku.

Bapak juga berbisik kepadaku jika dirinya melihat seorang gadis sengaja membuang buku itu ditempat sampah. Seolah bapak itu takut ada yang mendengarnya bapak kembali membisikkan sebuah nama ditelingaku. Ya pelakunya adalah Nara, dia adalah teman sekelasku, dia cukup populer di sekolah karena Nara adalah seorang selebriti dari kecil dimana Nara merupakan model fashion brand anak2.

Tentu saja satu sekolah tau siapa Nara selain model cilik Nara juga anak orang kaya. Sekolah ini adalah milik keluarga Nara pantas saja jika bapak kebersihan sekolah takut ucapannya terdengar oleh orang lain.

Menceritakan kembali masa2 kecil membuatku mengingat kejadian2 dimasa lalu yang terdengar konyol jika ku ingat kembali. Kejadian itu sudah sangat lama berlalu saat aku masih sekolah di Hyundai Seoul School. kini aku Jisu bukan lagi anak ingusan yang hanya tau tentang bermain. Jisu kini sudah menjadi remaja SMA, terlebih SMA yang sekarang adalah SMA yang paling ku impikan sejak kecil. Hanya di SMA itu aku bisa mewujudkan impian ku nantinya.

A Dream     -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang