3 Days Before Us *17

95 7 0
                                    

[Day-1]

"TING TONG!! TING TONG!!"

Suara bel pintu berbunyi nyaring terdengar dari dapur. Segera kuletakkan gelas air yang kupegang diatas meja dan berlari menuju pintu. Ku lihat di screen pintu ternyata mereka sudah datang.

Jisu : kalian kenapa baru sekarang datangnya? Kan waktu ku cuma tinggal 3 hari aja disini. (Ucapku sembari memanyunkan kedua bibir)

Go Eun : hey hey hey! Bisa ya nggak bilang pada kami kalau kamu bersahabat. (Ucap Go Eun nerocos tanpa henti)

Kyung Ah : he'em nih.. kesel deh! Kan iri (goda Kyung Ah menghantamkan pundaknya ke pundakku)

Jisu : gomawo! kalian emang temen terbaik deh.

Kyung Ah : tapi tetep aku masih iri tau! Jay oppa sering main kesini nggak?

Go Eun : oh oh Hanbin oppa ku juga? Salamin ya, aku siap kok kencan dengannya.

Jisu : kya~ kalian kan temenannya sama aku. Kenapa yang di tanyain mereka berdua??

Go Eun : hari ini kami datang spesial loh buat kamu. Belum berangkat tapi aku kayaknya udah ngerasa sedih deh (sambil memeluk ku erat dari samping)

Jisu : aighooo.. aku kan perginya cuma beberapa tahun aja. Nanti juga pasti balik lagi entah kapan (jawabku polos dengan cengiran andalan)

Kyung Ah : meskipun cuma beberapa tahun kan itu lama. Pasti kangen deh nanti

Go Eun : jangan lupa telpon ya nanti. Pokoknya harus sering telpon.

Jisu : arraseo~ arraseo~

Seharian ini terasa singkat, bahkan aku hanya merasa seperti hitungan menit saja. Setelah Kyung Ah dan Go Eun pulang aku kembali berbenah dan packing. Beberapa keperluan kumasukkan kedalam koper. Go Eun yang crewet membawakan ku banyak vitamin katanya diparis tidak akan ada vitamin seperti ini.

[Day-2]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Day-2]

Pagi ini setelah mataku terbangun aku mendapat kiriman paket entah dari siapa, ayah menemukannya didepan pagar rumah pagi tadi sebelum berangkat ke kedai. Aku terus menatap penuh tanya kotak coklat persegi yang ditelakkan diatas meja kamar ku sembari mengira-ngira kiriman apa itu. Ku ingat kembali apakah aku membeli sesuatu secara online namun aku merasa tidak pernah memesan apapun akhir-akhir ini, tapi jelas itu atas nama ku. Kotak persegi berukuran ukuran 20cmx30cm yang dibungkus dengan kertas biru dengan hiasan pita merah diatasnya masih diam tak bergeming diatas mejaku. Setelah mandi dan memcuci rambut aku kembali ke kamar ku, duduk sebentar memandang kotak paket itu kemudian perlahan mulai kubuka isinya karena penasaran.

Hari ini aku sedang sendirian di rumah, semua orang sedang sibuk sepertinya. Ibu sudah tidak ada dirumah, kemungkinan ibu sedang membantu ayah dikedai karena lagi banyak pesanan hari ini. Jinu Oppa, sejak pagi-pagi buta tadi sepertinya ia sudah berangkat ke busan menjemput nenek. Kotak itu masih tergeletak didepan kamar. Karena aku butuh gunting tanpa pikir panjang kubawalah kotak tersebut kedepan ruang Tv, kubuka laci mencari gunting. Ku gunting setiap sudut kotak yang tertali kencang karena sudah tidak sabar. Betapa terkejutnya aku setelah melihat isi dari kotak tersebut.

A Dream     -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang