Cewek Arab

5.8K 855 42
                                        

Selama belasan tahun ia hidup, Aru tidak pernah mendengar kedua orangtuanya bertengkar hebat. Paling hanya berbeda pendapat, setelah itu keduanya akur kembali. Ketawa ketiwi seolah tidak pernah terjadi perselisihan. Apalagi Ayahnya yang pintar menggoda Bunda, Bunda yang sedang marah ataupun merajuk detik itu juga bisa langsung luluh.

Malahan ia lebih sering mendengar kata cinta dari keduanya. Ya harus diakui kalau kedua orangtuanya itu sedikit lebay, tapi hal itu menunjukkan keromantisan mereka. Meskipun keduanya sudah tidak muda lagi, namun masih seperti abege yang kasmaran. Aru benar-benar bersyukur bisa dilahirkan dan dibesarkan di keluarga ini.

Sudut hati Aru terluka melihat Arista seperti ini. Khususnya egonya sebagai laki-laki sekaligus sahabatnya. Harusnya ia bisa melindungi, menjaga dan membuat gadis itu selalu bahagia, tapi kenyataannya adalah ia malah meninggalkan saat Arista membutuhkannya. Apa itu yang dinamakan sahabat?

Setelah diceritakan tentang apa yang terjadi dengan Arista, Bunda Nia, Ayah Jo, dan juga Shasi sangat berempati padanya. Beruntung mereka mengizinkan Arista sementara tinggal di rumah ini. Setelah makan malam, Arista membersihkan dirinya, dan beristirahat di kamar Shasi. Malam ini ia gagal. Gagal menjadi sahabat yang baik untuk Arista.

=ARUSHAFIRA=

Pagi harinya ....

Aru sudah siap dengan putih abu-abu, tas ransel hitam dan rambut yang tersisir rapi. Ketua OSIS harus menjadi teladan bagi semua siswa di sekolahnya. Sorry, Aru bukan remaja bad boy khas tokoh novel yang sedang digandrungi remaja cewek zaman sekarang. Sesuai dengan pesan Ayahnya, ia harus menjadi pemuda yang tumbuh dewasa dengan beribadah kepada Allah agar kelak ketika di hari kiamat nanti mendapat naungan dari Allah.

Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: 1. Imam yang adil; 2. Seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah; 3. Seorang yang hatinya tergantung pada masjid; 4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul karena-Nya, dan berpisah karena-Nya; 5. Seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah'. Dan 6. Seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan tangan kanannya; serta 7. Seseorang yang berzikir kepada Allah dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya. (HR. Bukhori, no. 1423 dan Muslim, no. 1031).

Hal itu yang selalu Aru pegang. Meski banyak yang bilang kalau masa SMA tidak akan terulang dua kali. Lebih baik bandel di saat muda, daripada nanti di saat tua. Tapi Aru adalah laki-laki yang lurus, lebih baik menjadi manusia yang baik sejak muda, menorehkan prestasi sejak muda, dan bermanfaat sejak muda. Karena umur manusia tidak ada yang tahu.

"Pagi Bund," sapa Aru pada Bunda Nia yang tengah sibuk mengoles selai ke roti. Hanya ada Bundanya seorang diri. Ayah, Shasi dan Arista belum ke meja makan.

"Pagi," balas Bunda Nia. "Ru tolong panggil Ayah, Shasi sama Arista dong."

Belum sempat ia menjawab, terdengar suara dari arah belakangnya.

"Pagi Cinta."

Siapa lagi kalau bukan Ayah Jo. Aru memutar bola matanya malas. Sudah dibilang kan, kalau orangtuanya itu lebay!

"Pagi Ayaaah."

Sebelum Aru setres mendengar dua 'remaja' yang sedang dimabuk cinta itu, ia melangkahkan kaki ke kamar Shasi. Untuk memanggil saudara satu rahimnya dan juga sahabatnya, Arista.

ARUSHAFIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang