"Untuk PJ udah gue kasih rundown acara hari ini. Khusus fotografi, udah bisa penilaian mulai dari sekarang. Sin, lo udah hubungin Kak Grace buat dateng ke sini?"
"Astaga gue lupa ngabarin, Ru. Kak Grace nggak bisa dateng, mendadak dia harus ke luar negeri. Tapi dia ngasih gue rekomen yang bisa hadir hari ini. Namanya Kak Rangga dia juga juga alumni PD—Photo Digital—" jelas Sindy.
"Tapi dia fix dateng, kan?" Tanya Aru memastikan.
"Iya."
"Jangan lupa dua juri yang lain juga," ingat Aru.
"Kalau mereka udah fix bisa dateng."
"Sip. Choir gimana?" Kali ini Aru bertanya pada Fetty, PJ lomba Choir. Gadis pemakai kaca mata itu mengacungkan ibu jarinya.
"Beres. Tinggal diundi nomor urut tampil."
"Good. Kalau mading?" Aru mengalihkan pandang pada Kinan PJ lomba mading.
"Gue baru dapet kabar kalau aula gedung B dipake buat ambil nilai olahraga kelas sepuluh. Sedangkan lo tau sendiri gimana batunya Pak Alfin. Gimana nih, Ru? Apa di masjid aja?"
"Nggak, nanti takut kotor. Lo tau kan kalau mading itu banyak kertas yang ke buang, belom lagi kalo chat tumpah, crayon rusak, gue nggak mau nanti yang mau shalat ke ganggu. Ada opsi laen gak?" tanya Aru pada anggotanya yang lain.
"Di kelas aja gimana?" Kia mencoba memberi saran.
"Mana ada kelas kosong odong!" sentak Huda. "Di koridor aja dah, Ru. Biar yang laen juga bisa liat."
"Yaudah. Di koridor. Tapi jangan sampe nutupin jalan. Lo atur dah gimana baiknya. Kalo fashion show gimana?"
"Beres," jawab Gina sebagai penanggung jawab lomba fashion show.
"Buat kalian para PC —Public Crew— tetep stand by di lomba yang udah ditetapin sesuai rapat. Kalau ada apa-apa atau ada yang kalian nggak ngerti, hubungi PJ masing-masing lomba. Diharap kerja samanya. Ini proker terbesar kita." Aru menutup briefing. "Baik, demi kelancaran acara hari ini, ada baiknya kita berdoa dulu. Semoga nggak ada kendala yang berarti. Berdoa menurut agama masing-masing. Berdoa dimulai."
Semuanya menundukkan kepala. Berharap acara yang sudah lama mereka susun berjalan lancar. Pensi merupakan proker terbesar bagi anggota OSIS selain Bubas atau Bulan Bahasa. Sponsornya juga tidak main-main. Angkatan kali ini berhasil menggaet brand ternama entah itu frenchise minuman, makanan, atau pun kosmetik.
Untuk guest star yang nanti akan mengisi acara puncak juga tidak main-main. Berhubung pensi tahun ini bertepatan dengan Dies Natalies sekolah, Aru beserta rekannya ingin memberikan yang terbaik. Mereka mengerahkan seluruh tenaganya sejak berbulan-bulan yang lalu untuk hari ini. Perjuangan mereka terbayarkan karena guest star yang hadir sesuai dengan yang diharapkan.
=ARUSHAFIRA=
"Jangan terlalu menor ya make upnya, aku nggak pede," saran Shafira pada Bella temannya yang sekarang berubah menjadi make up artist-nya.
"Iya, Dat—jidat— Tenang aja. Serahin aja sama gue," ucap Bella dengan jumawa. Kalau masalah make up ia memang terkenal jago. Ia juga senang mengoleksi make up dari drugstore sampai high end. Meskipun masih SMA, Bella merupakan anak pejabat, jadi ia bisa saja membeli make up mahal.
Sebenarnya Shafira bukan merupakan model atau peserta lomba fashion show. Berhubung Sitta yang sudah ditunjuk sesuai kesepakatan kelas tidak masuk karena sakit, alhasil Shafira yang menggantikan. Meski sudah menolak, ia tetap kalah dengan teman-temannya. Karena menurut Bella, Shafira lah yang pantas jika disandingkan dengan Shasi dan juga Arista yang merupakan bintang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUSHAFIRA
SpiritüelGadis cantik di dalam bus kota, berhasil menarik perhatian Arusha. Tidak disangka ternyata mereka satu sekolah. Di saat perempuan lain mengejar cintanya, termasuk sahabatnya sendiri. Gadis itu malah menghindarinya, dan sukses membuat Aru penasaran s...