14. Back to Seoul

2.3K 566 217
                                    

Hari kedua berlibur di desa Yangdong, mereka mulai berkeliling bersama-sama menelusuri desa tersebut. Banyak pemandangan dari bangunan-bangunan yang sudah ada sejak masa kerajaan dan juga pemandangan dari alam yang masih sangat asri.

Rasanya jika tinggal lebih disini, ditambah dengan tidak ada Hyunjin, (y/n) pasti akan lebih bahagia. Namun sayangnya, besok siang mereka harus kembali ke Seoul dan kembali menghadapi kenyataan, yaitu ujian kenaikan kelas yang sudah di depan mata.

"Nikmatilah selagi masih disini, tidak perlu memikirkan hari-hari setelah ini," bisik Felix seolah tahu apa yang sedang di pikirkan (y/n).

"Eh? Kau bisa membaca pikiranku?" jawab (y/n).

"Maybe," sahut Felix.

"Yaa, kau harus izin jika ingin membaca pikiranku!"

"Jadi tebakanku benar?" Felix tertawa.

"Tidak juga, aku tidak banyak memikirkan apapun saat ini," (y/n) masih ingin membela diri.

"Good, thinking of me then," Felix tertawa lagi.

"Yaa, kalian ini pacaran terus! Mumpung tidak ada Hyunjin ya, mumpung," sindir Seungmin yang berjalan diantara (y/n) dan Felix.

"Ani, kami tidak pacaran," jawab (y/n) cepat.

"Kita juga tidak pacaran saat berlatih biola. Namun pacarmu itu.."

"Can you just stop? Stop talking about that boy, dude," Felix memotong ucapan Seungmin. Dan berhasil, pria itu langsung terdiam.

🍭🍭

Seoul, Korea.

"Menurutmu siapa yang harus aku bunuh lebih dulu, Lee Felix atau (y/n)?"

Tanya Hyunjin pada Jisung saat mereka tengah berdua di ruang ekskul rap sambil menunggu anggota yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanya Hyunjin pada Jisung saat mereka tengah berdua di ruang ekskul rap sambil menunggu anggota yang lain.

"Yaa, berhentilah bersifat kekanak-kanakan," jawab Jisung, "Lagi pula Felix sudah menghapus postingannya."

"Pria itu tengah berpacaran dengan Somi, namun kenapa dia malah memposting foto pacarku? Bukankah itu artinya cari mati?"

"Mereka teman sekelas, aku rasa itu hal yang cukup wajar," Jisung masih berusaha untuk menenangkan Hyunjin.

Hyunjin tersenyum pahit sambil menggelengkan kepalanya, "Kau kira aku bodoh? Tentu saja itu bukan hal yang wajar."

"Bagiku itu hal yang wajar, jadi tenanglah," kata Jisung lagi.

"Yaa, yang berpacaran dengan (y/n) aku atau kau? Jadi berhentilah mengatakan itu wajar atau tidak!" Hyunjin mulai emosi mendengar jawaban sahabatnya itu.

"Tadi kau yang meminta pendapatku."

"Benar, tentang siapa yang harus kubunuh lebih dulu. Jadi menurutmu siapa?"

Call it love? (SK & you)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang