Interupsi,
Ini postingan terakhir Lovesick untuk tahun ini.
Mohon maaf lahir dan batin kalau aku banyak salah.
Sampai ketemu lagi tanggal 9 Januari 2019, ya.
Selamat berlibur semua.Dia terbangun karena Gwen mengguncang bahunya sambil memanggil-manggil namanya. Renard mengerjap berkali-kali, baru menyadari -entah bagaimana- dia bisa tertidur setelah mandi. Kemarin dia memang nyaris tidak bisa memejamkan mata. Rasa kantuk langsung menyerbu setelah tubuhnya segar. Niat untuk berbaring sejenak malah membuatnya terlelap entah berapa lama. "Gwen? Baru datang, Nak?"
"Paa... itu Mama marahin Tante Nana. Aku..." Anak itu malah menangis kencang.
Renard melompat dari ranjang, nyaris kehilangan keseimbangan saat kakinya menginjak lantai. Dia buru-buru meraih Gwen, menggendong anak itu seraya meninggalkan kamar secepat yang dia mampu. Jantungnya seolah akan pecah, membayangkan Bella dengan agresif memojokkan Siahna. Mantan istrinya adalah perempuan yang sangat tahu caranya memanfaatkan lidahnya untuk menyakiti seseorang.
Renard akhirnya tiba di ambang pintu dapur dengan napas terengah, memandang Siahna dan Bella yang berdiri berhadapan. Dia buru-buru menyerahkan Gwen ke gendongan Riris yang tampak cemas dan berdiri mematung. Renard memberi isyarat agar Riris membawa putrinya ke kamar Miriam, yang memang berjarak paling jauh dari dapur.
Renard baru saja maju untuk bicara ketika Siahna membuka mulut. Suara perempuan itu terdengar tenang dan datar. "Silakan aja kamu menghina atau mengusirku, Bel. Aku nggak takut sama kamu. Karena aku bukan lagi Siahna yang dulu. Sekarang, aku bisa membela diriku sendiri. Lagian, ini masih rumah mertuaku. Justru kamu nggak nggak berhak ada di sini."
"Perempuan kayak kamu, nggak pantas dekat-dekat Gwen."
"Oh ya? Kenapa? Karena aku pernah aborsi?" Siahna tersenyum tipis. "Kamu kira, dengan ngomong ke Mbak Petty, hidupku bakalan kacau? Kamu salah banget, Bel! Justru aku senang kalau orang-orang jadi tau apa yang sebenarnya terjadi di rumah Ashton. Supaya dunia juga tau, ada perempuan bejat kayak kamu yang hidup di dunia ini. Saran aja sih, kamu tuh nggak cocok ngurus butik. Bagusnya jadi muncikari aja sekalian. Nipu cewek-cewek polos untuk diumpankan ke laki-laki bejat. Kayak yang dulu kamu dan yang lain lakuin supaya Verdi bisa nidurin pacar-pacarnya tanpa kesulitan."
Renard benar-benar terperangah. Hari ini, dia melihat sisi lain dari sang kekasih. Siahna yang tangguh dan memberikan perlawanan dengan berani. Bella tampak kesulitan bicara, terutama setelah mendengar kata "muncikari" yang diucapkan Siahna dengan artikulasi jelas.
"Aku kan udah bilang, kamu nggak boleh lagi masuk ke sini," Renard menyela. Dia melewati mantan istrinya, berdiri di sebelah kanan Siahna. Sebenarnya, Renard sangat ingin memegang tangan kekasihnya, menunjukkan dengan jelas keberpihakannya. Namun lelaki itu tahu dia harus menahan diri untuk sementara.
"Aku nggak boleh masuk tapi dia boleh masak di sini?" Tangan kiri Bella teracung ke arah Siahna. "Kalian ada hubungan apa, sih? Kalian selingkuh di belakang Kevin, ya? Apa..."
"Nggak usah repot-repot mikirin plot yang masuk akal untuk tuduhanmu itu," sergah Siahna tajam. "Nggak semua orang demen selingkuh. Nggak semua perempuan yang ada dekat Renard, bakalan tertarik sama dia. Tapi, kalaupun ada yang naksir Renard, kurasa itu bukan urusanmu. Kalian udah resmi cerai, kan?"
Wajah Bella sudah semerah tomat matang. Kemarahan menyala-nyala di matanya. Renard menyergah, "Baiknya kamu pulang aja sekarang. Kamu udah bikin Gwen takut."
Tanpa menunggu jawaban Bella, Renard meninggalkan dapur dengan langkah cepat sembari menarik tangan mantan istrinya. "Jangan pernah lagi masuk ke rumah ini, Bel."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovesick | Terbit 17 Feb 2020 |
General FictionSiahna menikahi Kevin tanpa cinta. Namun berdasarkan kesepakatan yang sama-sama menguntungkan. Karena mereka ingin mengubur banyak kebenaran dengan pernikahan itu. Eits, sebentar! Jangan membayangkan bahwa Siahna-Kevin kelak menjadi pasangan yang sa...