Renard tersadarkan bahwa tak ada orang yang benar-benar dikenalnya setelah mendengar pengakuan gamblang Kevin tentang penyakitnya. Dia begitu terpukul tapi juga tak mampu melakukan apa pun. Meski cukup sering mencemaskan adiknya, tapi rasanya berbeda saat Kevin memberi validasi bahwa dia sedang menderita penyakit yang belum ada obatnya.
Renard tidak mampu menghibur kakak-kakaknya, karena dia sendiri pun butuh ditenangkan. Dia sempat menumpahkan kekesalan pada Siahna karena tidak memberitahunya. Namun perempuan itu membungkamnya tanpa kesulitan berarti.
Ya, meski Siahna tahu tentang penyakit Kevin, bukan hak perempuan itu untuk mengabarkannya pada dunia. Renard justru harus menghormati Siahna karena berkomitmen menjaga rahasia semacam itu. Jika Siahna adalah orang yang manipulatif, Renard tidak bisa membayangkan apa yang dilakukan perempuan itu untuk menggunakan informasi itu demi keuntungan pribadi.
"Aku belum akan mati dalam waktu dekat, Re. Nggak usah bersikap seolah aku udah sekarat," bilang Kevin sebelum pulang. "Aku disiplin ke dokter dan minum obat. Semua baik-baik aja."
Renard membutuhkan waktu untuk menerima kenyataan itu. Kali ini, kesibukan sudah memberikan bantuan untuk mengalihkan perhatian. Tidak cuma mengurusi pekerjaannya, dia juga ikut membantu Siahna yang bersiap untuk pindah selama beberapa hari. Renard biasanya mampir sepulang kerja. Kadang dia yang lebih dulu tiba dibanding Siahna. Perempuan itu juga memiliki setumpuk pekerjaan. Untung saja Kevin memberikan kunci cadangan untuk kakaknya setelah Renard memacari Siahna.
"Maaf ya, ini nggak boleh dipakai untuk berbuat mesum. Aku kasih ini karena tau banget sifatmu. Mau mati kalau terlalu lama nggak ketemu cewek yang kamu cinta. Dan karena Siahna kadang pulangnya malam, kamu bisa pakai kunci ini untuk nunggu di apartemen. Ketimbang duduk di depan pintu kayak orang sinting dan malah dicurigai sama tetanggaku."
Renard membela diri begitu Kevin selesai bicara. "Enak aja! Aku nggak separah itu! Apa itu 'mau mati kalau terlalu lama nggak ketemu cewek yang kamu cinta'? Fitnah, tau!"
"Ya, terserahlah." Kevin mengangkat bahu dengan gaya tak peduli. "Kalau memang nggak butuh, sini kuambil lagi."
Tentu saja Renard menggenggam kunci itu sekuat tenaga, menjauhkannya dari Kevin. Adiknya tertawa geli melihat apa yang dilakukannya, seolah ingin berkata, "Apa kubilang?"
Setelah Siahna pindah, mereka justru kesulitan bertemu. Kesibukan yang menjadi alasan utamanya. Siahna memiliki beberapa klien baru yang secara otomatis membuat jadwal perempuan itu kian padat. Sementara Renard pun cukup sering harus terbang ke luar kota.
Ketika perempuan itu masih tinggal di apartemen, situasinya tak sesulit sekarang. Namun kini Renard mustahil seenaknya datang dan pergi ke tempat indekos Siahna di luar jam bertamu yang pantas. Dia tak mau orang-orang memandang hina sang kekasih. Apalagi sekarang Siahna menyandang status janda, predikat yang bagi segelintir orang bukan sesuatu yang pantas diapresiasi.
Karena itu, Renard lebih suka jika Siahna datang ke rumah ibunya. Terutama saat Gwen sedang menginap. Hanya saja, tentu hal itu mengundang konsekuensi tersendiri. Renard sendiri cukup heran karena sejak mengaku pada Bella bahwa dia memiliki pacar, tidak ada yang terjadi. Padahal, biasanya Bella langsung bereaksi dengan cara-cara yang membuat Renard kehabisan akal. Namun sekarang? Pikiran positif yang sontak berkelebat di kepalanya adalah, Bella sudah benar-benar bisa menerima perpisahan mereka. Namun, sedetik kemudian, akal sehat Renard membantah kesimpulan itu.
Sayangnya, keinginan Renard agar kekasihnya sering datang ke rumah keluarganya, ditolak karena Siahna merasa tak nyaman. Renard tahu alasannya. Siahna tentu tidak ingin bertemu Bella dan terlibat ketegangan lagi. Karena, siapa yang bisa menjamin bahwa Bella takkan pernah menginjakkan kaki di rumah itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovesick | Terbit 17 Feb 2020 |
General FictionSiahna menikahi Kevin tanpa cinta. Namun berdasarkan kesepakatan yang sama-sama menguntungkan. Karena mereka ingin mengubur banyak kebenaran dengan pernikahan itu. Eits, sebentar! Jangan membayangkan bahwa Siahna-Kevin kelak menjadi pasangan yang sa...