Semakin lama Anzo malas sekolah. Seperti sekarang dia masih ada di ranjang kesayangannya, padahal sekarang sudah jam sepuluh. Pembantu yang ada dirumahnya juga sepertinya tidak berguna. Tidak membangunkan Anzo, dia hanya makan gajih buta, dikasih tinggal gratis.
Anzo membuka kelopak matanya secara perlahan, dia mengucek matanya. Berdiam diri sebentar. Kemudian menghela napas lalu masuk kedalam kamar mandi.
Tak perlu waktu lama dia telah selesai mandi. Dia mengenakan baju basket berwarna merah hitam, tak lupa dia membawa switer berwarna hitamnya.
Anzo menuruni tangga dengan wajah datar, lalu berjalan ke arah dapur. Dimakannya apapun yang tersedia dimeja makan, lalu bergegas kesekolah
Anzo memarkir mobil kesayangannya dijalan raya, depan gerbang sekolahnya. Sebelum turun mengambil dia mengambil suatu kantungan plastik yang nantinya akan dia berikan kepada satpam sekolahnya
"Bukain gerbangnya pak"
"Wah gak bisa dek. Ini sudah terlambat sekali"
"Siapa bilang saya terlambat? Saya tadi pulang ganti baju, baju saya basah"
"Sebentar ya saya cek dulu namanya"
"Saya tadi gak tulis nama. Buru-buru"
"Kalau beg-----" belum sempat Satpam itu menyelesaikan bicaranya Anzo menyerahkan kantung plastik yang tadi dia bawa. Satpam itu hanya melirik kantungan Anzo.
"Gak mau diterima nih pak? Diadalamnya ada rokok lima bungkus" Anzo hendak menarik tanganyya tapi ditahan oleh pak satpam
"Mari masuk dek"
Anzo tersenyum terima kasih. Dia berjalan santai menuju kelasnya, walaupun banyak orang yang menatapnya bingung sekaligus aneh karena mengunakan pakaian basket.
Anzo berjalan memasuki kantin dengan santai, dia menatap sekeliling mencari teman-temannya. Hanya Sea.
"Yang lain mana?" Tanya Anzo ketika dia sudah duduk di depan Sea
"Mungkin lagi pada di rooftoop" jawab Sea sambil memakan nasi gorengnya
"Mereka gak pada belajar apa?"
Sea mencibir "bahasa lo belajar. Kayak lo belajar aja"
Anzo hanya terkekeh "Btw lo mau ikut basket ga nih? Udah lama gak main nih gue"
Sea menggaruk pelipisnya "gimana ya? Gue udah mau pensiun ini"
"Gak bisa. Pokoknya lo harus ikut. Apapun alasan lo gue gak terima"
Sea memutar bola matanya dengan malas "lo egois tau gak?" Kesal Sea
"Lebih egoisnya lagi gue gak peduli"
"Hoi hoi para pacarku sedang berkumpul" ucap laki-laki yang ada dibelakang Sea dan Anzo
Zoni dkk langsung duduk bergabung bersama Sea dan Anzo "gue bawa kabar gembira buat lo" ucapnya melihat kearah Anzo
"Apaan?"
"Ada yang ngajak lo taruhan"
Anzo tersenyum "apa taruhannya?"
"Mobil"
Anzo mengangguk "boleh juga. Kapan?"
"Nanti malam"
Anzo menoleh ke arah Sea "gimana, nanti malem lo pergi?" Tanya Anzo. Sea menggeleng
"oke gue mengerti. Lo mau pensiun kan?"
****
"Jadi apa penyebabnya lo gak jadi bubarin geng ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIANZO
Teen FictionAranda Alianzo Walker. Yang kerap di sapa Anzo atau Ara. Gadis tomboy yang banyak ditakuti oleh orang-orang. Keahliannya dalam bela diri tidak diragukan lagi. Siapapun yang berani mengganggu atau mencampuri malasah hidupnya, Anzo akan membuatnya ha...