Sebulan, sudah sebulan Cara, Marc dan Steven terkurung di sel tahanan, makanan sangat jarang mereka dapatkan, dan tidak menentu, terkadang mereka mendapat makanan 2 hari sekali atau 3 hari sekali, rasanya Cara ingin menyerah saja, ia sudah tidak kuat lagi untuk hidup lebih lama di dalam tahanan yang bahkan dia sendiri tidak tahu apakah hari sudah gelap atau siang.
Cara mengeluarkan cakarnya dari tangannya, Steven dan Marc yang melihat hal itu langsung berteriak, berharap jika Cara tidak melakukan hal bodoh itu, tapi mental maupun fisik Cara saat ini sedang tidak sehat, wanita yang berada diumur yang masih belia sudah menerima tekanan yang begitu berat, dimana jika anak seumurannya pasti masih bersenang-senang dan mencari jati diri.
Cara menatap lurus dengan tatapan kosong, ia tersenyum hampa saat tangannya mulai menggores kearah pergelangan tangannya, saat itu juga seorang Omega masuk dengan nampan dan menu seperti biasa.
Omega itu panik melihat aksi nekat dari wanita yang telah menjadi tahanan selama sebulan itu, menjatuhkan nampan makanannya, Omega itu berlari keluar ruang bawah tanah hendak memanggil Betta mereka, Gerald.
Yang mungkin saja pria itu sudah lupa jika sedang menahan 3 orang di sel tahanan mereka.
Tidak lama Gerald masuk dan berdiri di depan pintu sel tahanan, ia terkekeh puas melihat Cara yang seperti tak bernyawa, sebulan lalu wanita itu masih bisa berbicara lantang dan menghina sekarang untuk bicara normal dan mengerti bahasa manusia saja terasa sulit.
"Aku lupa jika putri Alpha Golden moon ada di bawah Sel tahanan, dan sepertinya dia tidak akan berani membuka mulutnya lagi, tunggu apa dia masih bisa bicara?" Gerald mengejek, ia memandang rendah Cara yang tengah menggores-gores tangannya, darah segar tidak henti-hentinya keluar dari pergelangan tangannya.
"Apa kau gila?! Dia bisa mati, lakukan sesuatu!" Marc membentak, ia diselimuti dengan kekhawatiran terhadap tuan putrinya, kesetiaannya pada Golden moon membuatnya harus berjanji untuk menjaga Cara dengan nyawanya, apalagi Cara adalah sahabat yang sudah ia anggap sebagai adik.
"Untuk apa? Aku kemari malah ingin menyaksikannya mati."Gerald tertawa, tawanya memenuhi ruangan itu.
"Sialan! Keparat kau!" umpat Steven, mereka mencoba untuk menghancurkan besi jeruji itu tapi percuma, besi itu bukan besi biasa, karena telah dimantrai dan diperkuat.
Sampai sebuah geraman keras muncul dari arah pintu keluar masuk ruang bawah tanah, munculah seorang pria ke hadapan Gerald, Gerald sontak menundukan kepalanya, satu hal yang Gerald tidak mengerti, Alphanya terlihat benar-benar marah.
Tidak ada sebuah katapun yang keluar dari bibir pria itu, tapi dari tatapan matanya menatap Cara, Gerald tahu jika dia telah melakukan kesalahan yang amat fatal.
Tubuh Alpha itu bergerak panik dan gelisah, mencoba membuka pintu sel dengan kakinya, hanya dengan dua kali percobaan pintu itu terbuka, wajar saja kekuatan pria itu jauh lebih besar dibanding gabungan kekuatan Marc dan Steven, pria itu langsung merengkuh tubuh rapuh Cara.
Melihat darah yang begitu banyak keluar dari pergelangan wanita itu, pria itu berlari dengan cepat keluar dari ruangan bawah tanah sambil membawa Cara di dekapannya, matanya menggelap karena ketakutan, takut jika wanita yang ada di dekapannya berhenti bernafas bahkan sebelum ia bisa saling mengenal.
Pria itu membawa Cara ke rumah sakit pack house, setelah seenaknya masuk keruang operasi, tapi anehnya tidak ada yang mengometari kelakuan pria itu, malah sebaliknya, setelah pria itu meletakan Cara diatas tempat tidur ruangan itu, para dokter pack house langsung berhamburan dan dengan sigap memeriksa keadaan Cara.
Pria itu menggeram tatkala melihat tubuh Cara disentuh oleh dokter pria, sisi posesifnya muncul disaat yang tidak tepat, membuat dokter itu menjauhkan tangannya kembali, salah satu dokter lain yang ada disana menghampiri pria itu, "Alpha, anda harus menunggu diluar sampai operasinya selesai"
Sebuah geraman marah terdengar memenuhi ruangan berasal dari pria yang dipanggil Alpha itu, ia tidak ingin meninggalkan Matenya lagi, ya Mate. Cara adalah Matenya dan dia tidak ingin wanita itu hilang dari pandangannya, ia butuh melihat wanita itu untuk memastikan jika wanita itu masih bernapas dan hidup.
Aroma wanita itu begitu harum hingga memenuhi indera penciuman pria itu, aromanya memenuhi ruangan, dokter itu mendesah pasrah, "tapi saya mohon jangan menggeram sepanjang operasi dijalankan"
Mata pria itu memincing tanda tersinggung, "Terserah anda sajalah!"kata dokter itu pada akhirnya, pasrah dengan Alphanya yang memang terkenal tidak suka diperintah, pria yang haus akan dominan.
***
Operasi telah selesai, tubuh Cara telah dipasangkan beberapa alat bantu, salah satunya alat bantu pernapasan, di sisi kanan ranjang rumah sakit Cara, pria itu berdiri menatap Cara dengan intens, raut wajahnya terlihat sedih saat menatap wajah Cara.
Tangannya terulur untuk menyentuh wajah Cara yang terlihat kurus, membayangkan jika selama ini Cara berada di ruang bawah tanah membuatnya menggeram, bahkan pria itu tidak bisa membayangkan apa yang Cara alami.
Gerald, ya. Pria itu harus memberi hukuman pada Gerald.
Pria itu memindlink Gerald, Gammanya untuk datang keruang rawat inap Cara, tidak perlu menunggu waktu lama, Gerald segera masuk kedalam ruangan itu, Gerald tahu cepat atau lambat Alphanya pasti akan memanggilnya.
Gerald menundukan kepalanya, hanya dengan melihat Gerald saja emosi pria itu sudah naik ke ubun-ubun, pria itu meninju perut Gerald hingga sang empu mengaduh kesakitan dan tubuhnya terpental hingga ke tembok, geraman keluar dari bibir pria itu, sedangkan Gerald hanya bisa menerimanya dengan pasrah.
"Maaf King, jika nyawaku bisa menebus semua dosa yang telah kulakukan pada Luna, maka dengan senang hati aku akan mengorbankan diriku."
Pria itu lagi-lagi menggeram, ia mengangkat tubuh Gerald dengan menarik kerah bajunya, "Kau memang layak mati." tukas pria itu.
Tangan kirinya hendak mengambil jantung Gerald tapi belum sempat tangan itu mendarat ke tubuh Gerald, gerakannya tiba-tiba terhenti, ia mendengar pergerakan dari tubuh Matenya, dan begitu ia menoleh kearah Cara, wanita itu telah membuka matanya, terduduk di tempat tidurnya dan menatap lurus kearah kedua pria yang sedang bertengkar itu.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Alpha My Mate (On going)
WerewolfSaat matanya menatapku, aku langsung tahu betapa dia mencintaiku dan aku juga mencintainya. Namun ada sebuah alasan yang membuatku mau tak mau pergi darinya, dan aku membenci hal itu. "I'm Cara Greyes Rejected you King Of Werewolf, Xan --" ucapank...