4.NOT YET

4.8K 351 14
                                    

Mata Cara mengerjap lemah, "Ugh..!" ia mengerang saat merasa kepalanya yang sangat pening, di tangannya terdapat selang infus, seorang pria yang belum pernah Cara temui sebelumnya dengan cepat menghampiri Cara, memeluk tubuh wanita itu dengan erat.

Hidungnya mengendus dan mengendus di leher Cara seakan kehabisan oksigen, Cara hanya diam tanpa membalas pelukan dari pria itu, matanya menangkap sosok Gerald yang menundukan kepala merasa bersalah atas keadaan Cara.

Menyadari tidak ada pergerakan dari Cara, pria itu melepaskan pelukannya, matanya mengamati raut wajah Cara yang sangat sulit di tebak. Melihat wajah pandangan Cara yang kosong membuat hati pria itu sakit.

wajah Cara perlahan menoleh, menatap pria itu, mata mereka bertatapan cukup lama. "Mate?" gumamnya lemah, tapi pria itu dan Gerald dapat mendengar suara Cara dengan jelas.

Pria itu tersenyum lebar hingga matanya mengeluarkan air mata, baru kali ini pria itu tersenyum, Gerald yang melihat itu terperangah, Gerald kagum dengan sosok Cara yang bisa membuat Alpha-nya tersenyum hanya dengan suara perempuan itu.

Cara tersenyum lembut lalu memeluk pinggang pria itu, menaruh wajahnya di atas permukaan perut pria itu yang memiliki eight pack.

Cara merasa kehangatan dan rasa aman saat berada di sisi pria asing itu yang ternyata adalah belahan jiwanya yang sudah lama ia tunggu.

Cara sangat bersyukur, dan ia mencintai mate-nya. Hal itu adalah hal wajar yang dirasakan kaum werewolf begitu mereka menemukan belahan jiwanya.

Pria itu membalas pelukan Cara, "Siapa namamu mate?" pria itu bertanya dengan suara terlembut miliknya yang bahkan pria itu sendiri tidak tahu jika dia memiliki suara selembut itu untuk berbicara pada belahan jiwanya yang terlihat begitu rapuh dimatanya, seakan wanita itu bisa hancur kapan saja jika dia tidak memperlakukannya dengan lembut.

"Cara Greyes, dan kamu?" kata Cara lalu bertanya balik.

"Xander Gordhel" jawab pria itu.

***

Cara menatap kearah luar jendela, melihat butiran air hujan yang jatuh mengenai jendela kamarnya, ia menempelkan pipinya pada kaca jendela, merasakan dinginnya hawa hujan itu.

Ditangannya telah ada secangkir teh panas yang menemani, tangannya sudah tidak ada jarum infus, setelah sadar, Cara meminta dokter untuk melepas semua alat bantu termasuk infusan.

Ia termenung, rasanya masih sulit dipercaya, malam kemarin dia masih berada di sel tahanan itu, bahkan Cara tidak yakin jika dia bisa melihat cahaya matahari lagi, tapi sekarang? Hidupnya menjadi seperti semula malah lebih sempurna dan mewah.

Ia meminum teh itu perlahan hingga habis, setelah habis cangkirnya ia taruh di meja kecil di sampingnya, ia kembali fokus melihat pemangan luar jendela, kemudian ia melirik kearah pergelangan tangannya yang masih dibalut perban.

Ia terkekeh geli, bisa-bisanya ia mencoba melakukan hal bodoh, yaitu bunuh diri, hal terbodoh yang pernah ia coba lakukan.

"Ya, kau benar-benar bodoh Cara!" Alesso memaki, Cara hanya tertawa pelan.

Kini Xander, mate-nya terpaksa meninggalkannya sendiri setelah memastikan pemeriksaan kesehatannya dan mengantarnya ke kamar untuk beristirahat.

The Alpha My Mate (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang