Mata Cara menatap wajah Xander yang memerah beberapa saat, tatapannya beralih pada sekelilingnya, menyadari jika kini mereka menjadi tontonan, Cara menghempaskan tangan Xander dengan keras begitu saja, tidak memperdulikan wajah Xander yang berubah menjadi bingung, Cara dengan terburu-buru pergi meninggalkan Xander yang masih membatu.
Cara menuruni tangga dengan cepat lalu menghampiri meja makan dan duduk di salah satu bangku disana, tidak lama Xander pun menyusul dia duduk disamping Cara, Cara menundukan kepalanya saat ingin memulai pembicaraan dengan Xander, tapi hal itu ia urungkan saat hidungnya mengendus aroma yang ia kenali Cara langsung melirik kearah sumber aroma itu, matanya menangkap sosok Marc dan Steven yang sedang berjalan mendekat.
Tidak ingin menunggu sampai mereka datang, Cara secara tiba-tiba menghampiri mereka dan memelul keduanya, "Aku sangat senang kita bisa berkumpul bersama seperti ini!" Pekiknya kegirangan.
Marc dan Steven tersenyum, mereka membalas pelukan Cara, "Kami juga senang putri, kami senang anda baik-baik saja."
Cara terkekeh, semakin mengeratkan pelukannya karena merasa rindu dengan Marc dan Steven, sahabat yang sudah anggap seperti kakak sendiri.
Namun kehangatan itu dengan cepat berakhir saat mereka merasakan aura dingin yang mencekam begitu kuat, "Lepas." suara dingin begitu mengintimidasi tedengar dari bibir Xander yang entah sejak kapan sudah berada di samping mereka.
Dengan gugup mereka melepas pelukan mereka, Marc dan Steven bergerak canggung, sedangkan Cara malah tersenyum tidak berdosa, ia melirik kearah Marc, mengambil salah satu tangannya agar mengikuti, "Ayo, kita sarapan bersama."
Marc dan Steven merasa aneh dengan sikap Cara yang terus mendekati mereka seakan-akan memang seperti itu biasanya, nyatanya tidak, walaupun Marc dan Cara bersahabat, tapi Marc dan Cara bahkan tidak pernah duduk di satu meja makan atau bahkan berpelukan seperti tadi, terlepas itu adalah pelukan pertemanan.
"Mau aku ambilkan Marc?" Cara menatap Marc, Marc menatap balik Cara sekilas lalu melirik Xander, menyadari tatapan membunuh dari Xander, Marc secara tiba-tiba tersedak.
"Cara, dia bisa mengambil makanannya sendiri, bukan kah harusnya ada orang lain yang lebih butuh tawaran mu? "
Cara menoleh kearah Xander, ia tersenyum canggung, Cara mengambil piring Xander lalu mengambil makanan untuk pria itu, "kamu mau daging ayam atau sapi?"
"Apapun yang kamu ambil aku akan memakannya." Xander tersenyum kearah Cara.
***
Cara berdiri di kamarnya sambil menatap matahari terbenam dari jendelanya, tubuhnya berwarna kuning akibat terkena cahaya itu, mata Cara berbinar takjub dibuatnya.
Namun raut wajah takjub Cara perlahan berubah sedih, ia memikirkan Xander, walaupun sudah bertemu mate, tapi Xander sangat sibuk, bahkan Xander belum menyambut Cara dengan benar sejak kemarin mereka bertemu, menjadi King of werewolf membuat Xander tidak memiliki waktu bersama matenya.
Tapi Cara tidak ingin mengeluh pada Xander, Cara memaklumi Xander yang begitu sibuk, dia tidak ingin menjadi wanita egois dan serakah.
Cklek!
Cara menoleh kearah pintu yang tiba-tiba terbuka, menampakan seorang wanita yang kini sedang membungkuk di hadapannya, "mohon ampun atas kelancangan hamba Luna, saya pikir anda sedang tertidur jadi saya tidak mengetuk pintu lebih dulu takut membangunkan anda." jelas wanita itu, Cara kembali menatap matahari terbenam, tidak memperdulikan wanita yang masuk itu.
"Luna, Alpha berpesan bahwa malam ini dia tidak bisa pulang karena harus mengurusi masalah di daerah barat." wanita omega itu berkata lagi, Cara menggenggam tangannya erat, hatinya terasa sesak setelah mendengar ucapan omega itu.
"Aku mengerti." balas Cara seadanya.
Omega itu keluar dari kamar Cara, 'apa mate tidak menyayangi kita?' Alesso memindlink Cara dengan raungan parau.
"ku kira setelah tau mate kita adalah seorang King, kita tidak perlu mengkhawatirkan apapun lagi, apalagi saat sebelum sampai sini mendengar jika King begitu mencari-cari lunanya, yaitu kita, tapi mengapa sekarang dia bersikap acuh?" mindlink Alesso lagi.
Cara maupun Alesso sama-sama merasa sedih, harusnya malam ini mereka bisa meluangkan waktu bersama, bercerita ataupun berbagi pendapat agar hubungan mereka bisa berjalan ketahap selanjutnya, tapi Xander sepertinya terlalu sibuk untuk itu, bahkan pria itu tidak bisa meluangkan waktu malamnya.
'Padahal aku ingin bercerita pada Xander mengenai pria itu , apa mungkin karena kita tidak cantik? Tidak sesuai dengan tipe wanita idamannya?' Kini Cara yang memindlink Alesso dengan khawatir, Cara takut Xander berubah pikiran dan meninggalkannya.
Saat pikiran itu terlintas di kepalanya, Cara benar-benar sedih, apalagi ia tidak memiliki apapun lagi sekarang, jika Xander benar menolaknya, Cara lebih memilih untuk bunuh diri, karena bagi werewolf seperti dirinya, kehilangan mate sama saja dengan kehilangan hidupnya.
Tanpa sadar air mata Cara jatuh dari kelopak matanya, tidak lama tetesan air mata itu semakin banyak, Cara menangis tersedu-sedu, tangannya tidak bisa diam terus mengelap air matanya yang tak kunjung berhenti mengalir.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu membuat tangisan Cara reda seketika, dia berusaha sekuat mungkin untuk menghentikan tangisnya takut terdengar keluar.
"Ada apa?" Cara bertanya, dia sebisa mungkin menahan suaranya agar tidak terdengar bergetar, tapi tetap saja suaranya terdengar aneh.
"Apa anda baik-baik saja? Apa saya boleh masuk dan melayani anda?" seorang wanita omega bertanya dari luar, namanya Fifi, pelayan yang diperintahkan oleh Xander untuk menjadi pelayan khusus Cara.
"Aku baik-baik saja, tidak perlu, aku akan tidur sekarang." jawab Cara.
"Anda yakin?" Fifi bertanya karena masih ragu dengan jawaban Lunanya.
"Ya." balas Cara dengan mantap.
Cara berkata jika dia ingin tidur, tapi sebaliknya, dia tidak mengantuk sama sekali, yang dia butuhkan saat ini adalah udara segar, karena ia sudah berkata ingin tidur, Cara jadi segan untuk keluar lewat pintu, jadi Cara berinisiatif untuk keluar melewati jendela.
Kebetulan kamarnya terletak di lantai dua, untuk werewolf sepertinya, hal itu bukanlah masalah besar, hanya seperti meloncat dari atas pohon saja.
Bruk!
Cara meloncat dengan posisi setengah berjongkok, saat hendak bangun kaki Cara terasa sakit, "Akh!" ringis Cara pelan, sepertinya kakinya terkilir.
Cara lupa, jika dia bukanlah manusia serigala yang memiliki fisik kuat seperti manusia serigala umumnya, jika terkilir seperti ini, kakinya tidak mudah untuk sembuh.
Dengan perlahan dan tertatih-tatih Cara berjalan menuju taman belakang dan mencari tempat duduk disana, setelah dapat duduk, Cara akhirnya bisa menghirup udara segar walau kakinya kini terasa sakit, tapi udara segar bisa membuatnya mengantuk.
Dan akhirnya Cara pun tertidur disana, tanpa mengetahui akibat dari kelakuannya sekarang.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/155612589-288-k895957.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Alpha My Mate (On going)
WerewolfSaat matanya menatapku, aku langsung tahu betapa dia mencintaiku dan aku juga mencintainya. Namun ada sebuah alasan yang membuatku mau tak mau pergi darinya, dan aku membenci hal itu. "I'm Cara Greyes Rejected you King Of Werewolf, Xan --" ucapank...