"Alpha, seorang omega yang ditugaskan menjaga Luna memberi kabar jika Luna menangis di kamarnya." Gamma The Eclipse Moon memindlink Xander.
Xander saat ini sedang melaksanakan rapat dengan para tetua werewolf untuk membahas tentang keamanan dan kesejahteraan penduduk yang akhir-akhir menurun, apalagi bagian barat paling rawan diserang oleh mahluk immortal lainnya seperti Vampir dan Elf liar yang ingin merampas harta penduduk.
Begitu mendengar kabar dari Gammanya tubuh Xander langsung membeku, perasaan sakit di hatinya begitu tahu jika mate nya sedang menangis, Xander merasa gagal menjadi mate yang baik untuk Cara.
"Apa ada yang berkata tidak baik padanya? Atau bersikap tidak sopan?" tanya Xander membalas mindlink dari Gammanya, yang bernama Jayden Black.
"Setahu saya semua berjalan dengan baik, Luna juga terlihat baik-baik saja sebelum masuk kedalam kamarnya, tapi sepertinya--"
"Ada apa?"
"Setelah salah satu Omega masuk kedalam kamar Luna untuk memberi kabar jika anda tidak bisa pulang, tidak lama setelah itu Luna menangis." Jayden Memindlink dengan ragu.
Xander diam, tangannya mengepal, tanpa sepatah kata pun, ia melangkah kan kakinya keluar dari ruangan rapat, raut wajahnya begitu gelisah.
"King, anda hendak pergi kemana?" tanya salah seorang tetua werewolf, tetua yang membantu Alpha Blue Eclipse yang berkuasa di bagian barat.
Xander tidak menjawab atau sekedar mendengarkan ucapan tetua itu, pikirannya tengah fokus pada Cara, jika matenya tidak ingin ia pergi atau berada jauh, maka Xander tidak akan lagi meninggalkan Cara.
"King mempunyai urusan yang sangat penting, kita akan mengatur waktu rapat ini lain kali." disana Beta The Eclipse yang kebetulan mengikuti rapat itu, yaitu Gerald mewakili Xander untuk menjelaskan pada para tetua dan Alpha Blue Eclipse Moon.
"Apa urusan itu lebih penting? Kami para tetua dan Alpha merasa terhina atas perlakuan King." seru seorang tetua lainnya, dia adalah tetua yang membantu para Alpha di bagian selatan.
Gerald menahan amarahnya saat para tetua berbicara lancang pada King, Gerald mengepalkan tangannya, jika tidak mengingat mereka adalah para tetua dan Alpha, sudah dipastikan Gerald mengibarkan bendera perang dan membunuh mereka semua.
Gerald terkenal dengan kekuatan dan kegesitannya, Gerald bahkan bisa menghabisi 1000 pasukan werewolf seorang diri, "Tentu saja, ini tentang Queen." jawab Gerald berusaha setenang mungkin.
Seketika mereka semua terdiam, setelah beberapa saat barulah seorang tetua lainnya membuka mulut, "tetap saja, walaupun dia adalah Queen--"
"Baru saja King memindlink, ia ingin aku mewakilinya untuk berkata 'Jika ada yang keberatan dengan tindakanku saat ini, bunuh saja' itu kata beliau." kata Gerald menginterupsi kalimat tetua itu dengan nada bicara seperti mengancam ciri khas Xander yang dapat membuat para tetua ketakutan.
Melihat semuanya terdiam seribu bahasa sambil menundukan kepalanya dalam membuat Gerald menyeringai puas, memang seharusnya mereka sadar diri, karena king terlalu baik, mereka jadi seenaknya dan lupa diri, batin Gerald puas.
Beberapa pasukan yang dibawa Xander langsung bersiap begitu melihat Xander pergi dengan terburu-buru, tanpa memperdulikan apapun Xander pergi meninggalkan perkarangan teritori bagian barat.
Xander merubah wujudnya menjadi sosok serigala berbulu hitam pekat yang ukurannya sangat tidak wajar, begitu besar dan terlihat menyeramkan.
***
Xander sampai ke kastilnya tidak memakan waktu yang lama karena kecepatan serigala Xander yang sangat unggul, begitu sampai Xander kembali merubah wujudnya ke dalam bentuk manusia.
Ia langsung mengendus aroma matenya setelah sampai di ujung gerbang kastil, "Alpha anda kembali?" tanya seorang warrior yang bertugas menjaga gerbang kastil.
Xander tidak menjawab pertanyaan warrior itu, ia masuk kedalam kastil, langsung berjalan menuju kamar Cara.
Ia mencoba menenangkan tubuhnya sebelum membuka pintu, agar saat bertemu Cara, Cara tidak merasa takut melihatnya yang begitu kacau.
"Alpha, bukankah anda harusnya menghadiri rapat?" Fifi bertanya sambil menundukan kepalanya.
Xander membuka kenop pintu dengan perlahan, setelah membuka pintu Xander mengedarkan pandangannya, ia kalang kabut saat tidak melihat Cara disana, tidak ada di atas kasur ataupun kamar mandi kamarnya.
Nafas Xander memburu, rasa takutnya berubah menjadi amarah, amarah karena para penjaga lalai hingga Cara bisa tidak ada di dalam kamarnya.
Ini sudah malam, dan Xander sangat khawatir pada keadaan Cara, "Omega!!" Xander berteriak memanggil Fifi, Fifi dengan cepat masuk kedalam kamar Cara, ia langsung bersujud pada Xander dengan ketakutan.
Xander berjongkok lalu menarik kerah baju Fifi, tangannya beralih mencengkram leher Omega itu dengan kuat, "DIMANA DIA?!"
"Ampuni hamba, King... Lu-- Luna berkata i..ingin tidur, ja..jadi ha..hamba tidak tahu." Xander melempar tubuh Fifi yang sudah terjatuh lemas.
Xander mengedus dan mengendus, aroma Cara masih disekitar sini, dirinya jadi tidak tenang dan tidak terkendali jika tidak bisa melihat Matenya.
Xander melangkahkan lebar, "Cari Cara hingga dapat, sebarkan seluruh warrior keseluruh penjuru pack!" kata Xander begitu melewati Jayden yang saat itu menghampiri Xander karena sadar akan kehadiran Alphanya.
"Baik Alpha." jawab Jayden dengan cepat.
Sama halnya dengan Jayden, Marc,Steven dan para Omega lainnya pun terbangun akibat keributan yang Xander buat.
Setelah mendengar perintah Xander pada Jayden, Marc langsung mencegahnya, Marc rasa Cara tidak mungkin pergi dari Xander, jika pergi pun pasti Cara mengabari dirinya atau mereka akan pergi bersama-sama.
Jadi, "mohon ampun king, maaf menyela, tapi saya rasa Luna Cara tidak mungkin pergi dari sini, mungkin Luna hanya berjalan-jalan disekitar sini."
"lagi pula anda masih bisa mencium aromanya kan?" kata Marc.
Xander menatap Marc kesal, perkataan Marc memang benar, mendengar ucapan Marc membuat dirinya sedikit lebih tenang, karena berpikir jika Cara memang benar hanya sedang berjalan-jalan, tapi rasa tidak suka pada Marc muncul begitu saja.
"Mungkin Luna pergi ke taman, biasanya Luna pergi ke taman jika dia merasa jenuh atau sedih." kata Marc lagi.
Xander memincingkan matanya menatap Marc, "Lupakan perintahku tadi, aku sendiri yang akan mencarinya ke taman" kata Xander yang langsung bergegas kesana.
Di taman depan, tentu saja Xander tidak menemukan Cara namun saat ia melangkah mendekati taman belakang, Aroma menenangkan Cara langsung menyeruak memasuk indra penciumannya, tubuh dan jiwanya menjadi tenang kembali.
Ia melihat Cara yang tengah tertidur di atas bangku taman, dengan perlahan Xander mengangkat tubuh Cara, Xander membenamkan kepalanya di leher Cara, mengendus aroma Cara dalam-dalam.
Xander membawa Cara kembali masuk kedalam kastil, ia menidurkan Cara di atas kasurnya, "Engh.." lenguh Cara saat tidurnya sedikit terganggu.
Cara membuka matanya perlahan, "Xander? Kau pulang?" gumam Cara pelan.
"Tentu saja aku kembali, bagaimana mungkin aku bisa meninggalkanmu saat tahu kamu menangis?" kata Xander dengan sedih.
Cara tersenyum, ia mengalungkan tangannya di leher Xander "aku senang kamu disini." gumamnya lalu kembali tertidur.
Xander tersenyum melihat Cara yang nampak polos saat tertidur, seperti seorang bayi.
Tapi senyuman itu langsung menghilang saat mengingat perkataan Marc, Xander tidak suka pada Marc, tidak suka karena pria itu lebih mengenal Cara dibanding dirinya.
Cara hanya miliknya.
TBC
DONT FORGET VOMENT!!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Alpha My Mate (On going)
WerewolfSaat matanya menatapku, aku langsung tahu betapa dia mencintaiku dan aku juga mencintainya. Namun ada sebuah alasan yang membuatku mau tak mau pergi darinya, dan aku membenci hal itu. "I'm Cara Greyes Rejected you King Of Werewolf, Xan --" ucapank...