terlihat seorang cewek yang dikerumuni bbrp cewek. bukan, bukan pertanda baik.
pembulian.
para gadis itu tidak peduli dengan keadaan orang yang dibully, yang duduk tidak berdaya memeluk diri sendiri, melindungi diri dari cakaran dan tamparan dari mereka.
"Makanya jadi cewek itu ga usah muna!"
"dasar cewek murahan!!"
"BITCH!!!!"
"GANJEN BANGET SIH LO DEKETIN DIA! SO KENCANTIKAN LO! MUKA KEA B**I AJA BELAGU!!"
"jadi cewek tuh tau diri! lo tau kan tepat seharusnya lo itu dimana?! noh tempat sampah! apa perlu gw yang bawa lo kesana?! dengan senang hati! SINI!"
salah satu cewek yang bisa dilihat sebagai leadernya menjambak rambut gadis malang itu ke tong sampah belakang sekolah.
GILA!
demi apapun, merka masih kelas 3 SMP dan sudah berani melakukan pembullyan yang parah sperti ini?
dengan kasar gadis tak tau takut itu memlepmpar gadis malang ke tempat sampah
"sekarang lo sadar tempat lo yang sebenarnya?! sekali lagi gw liat lo dekat2 sama dia, gw abisin lo saat itu juga! girls! cabut!"
dan mereka meninggalkannya sendirian dengan tawa jahat. sedangkan gadis malang yang menangis meratap nasibnya itu.
ingin tau siapa gadis itu? Putri.
siapa yang kira kan? dibalik sifatnya yang periang, tags dan tomboy ternyata dia mempunyai pengalaman yang tidak mengenakkan hati seperti ini.
putri berusaha bangkit dan mencari tasnya yang sudah tidak layak pakai lagi.
"aku harus ngomong apa sama mama papa... hiks.. hikss..." dan gadis itu menangis lagi dibawah sinar lampu yang samar.
fyi, dulu papa Putri belum sesukses sekarang.. hingga Putri benar2 bingung jika memiliki kebutuhan tapi tidak memiliki uang. meski sudah berulang kali papa mama bilang jika kebutuhan Putri adalah tanggung jawab mereka, tetap saja putri tidak enak hati meminta. terlebih kak yudha juga sudah jarang meminta kepada mama papa. tak jarang Putri harus bekerja di akhir pekan dulu untuk mendapatkan uang..
putri berjalan tertatih pulang kerumah, mengabaikan segala sakit yang ada di sekujur tubuhnya karna sempat di pukuli dan tidak sedikit bekas cakaran tercetak di tubuhnya.
semua ini karna 1 cowok. iya, putri di bully habis2an hanya karna seorang cowok. mungkin dia tak pantas disebut 'hanya' seorang cowok. oke ralat. karna pangeran sekolah.
putri dan dia lumayan dekat karna pada MOS mereka satu kelompok, lalu 1 kelas pada kelas 7, walau pisah kelas ditahun berikutnya, cowok itu tetap menyempatkan diri untuk hang out dengan teman2 yang lain.
disinilah dimulai dimana dia bermain dengan cowok2 hingga tak banyak orang yang salah mikir yang mengira bahwa dia yang terlalu ganjen unutk mendekati cowok2 itu.
tak jarang jika salah satu dari mereka punya pacar, pasti akan sinis pada Putri. iya hanya pada Putri.
wajah Putri dulu memang tidak secantik sekarang. bisa dibilang jauh daripada sekarang. jadi mungkin itu yang membuat orang beranggapan Putri tidak tahu malu karna berani mendekati para pangeran sekolah itu.
walau para cowok2 itu selalu berkata "everything's gonna be alright" tetap saja.. everything is not alright.
Putri tetap mendapatkan terror, tatapan sinis, hujatan yang menyayat hati dan yang paling parah, pembulliyan fisik yang terjadi tadi.
***
"ASTAGA SIAPA YANG GINIIN LO DEK?!"- Yudha, menahan emosi.
"NAK KAMU GAPAPA KAN?? KNAPA TANGAN KAMU LEBAM LEBAM"- mama, nangis
"hikss.. hikss.. maaa--"
dan semua gelap. yang terakhir Putri ingat hanya teriakan sang kakak dan mama.
***
5days laterperlahan Putri mengerjapkan mata. menyesuaikan sinar dalam ruangan dengan nuansa dominan putih.
rumah sakit. tentu aja. Putri ga sebego itu unutk lama menyadari dimna dia sekarang.
dia hanya bingung.. bagaimana biayanya nanti.. knapa dia selalu merepotkan orang rumah..
putri menoleh kesamping, terdapat ka Yudha yang tidur dengan tangan sebagai bantalannya, dan mama tidur di sofa.
'papa mana', batinnya.
perlahan Putri mencoba untuk duduk, mengabaikan nyeri dikepala yang amat menyiksa, berusaha untuk tidak membangunkan Yudha yang sudah terlihat pulas dengan mimpinya.
namun, mungkin Yudha-nya yang terlalu sensitif hingga perlahan bangun begitu merasakan adanya pergerakan.
"udah bangun?"
"kagak masi tidur. aku arwahnya Putri doank" ucap Putri ketus
"elah dek, masih sakit tp bawaannya pengen ditabok"
"sakit darimana sih kak? aku tuh gap--"
"gapapa kata lo?!" yudha mulai menaikan nada bicaranya namun tetap berusaha tidak terlalu nyaring agar tidak membangunkan mama
"lo pulang sambil nangis dengan lebam di badan lo, bekas cakaran di tangan lo, bau lo yang kaya dibuang ke tempat sampah dan tas lo yang udah ga layak dipake, itu yang lo bilang gapapa?!"
"itu.."
"kenapa lo ga cerita sama gw dek? lo anggap gw apa? gw sodara lo, sodara kandung. gw kakak lo. yang harusnya ngelindungin elo dari ginian. tapi apa? lo pendam semua sendiri kan?"
"kak--"
"plis dek.. cerita sama gw.. gw berasa ga guna jadi kakak lo"
"kakak itu ga bener.. kakak yg terbaik. aku cuma gamau bikin kakak khawatir.."
"justru klo kamu bgini yang bikin kita tambah khawatir dek.." ucap Yudha mulai melembut
Dia ingat semua. Tapi menyimpan rasnaya lebih baik untuk sekarang.
****
Seminggu Putri tidak sekolah, tiba2 terdengar kabar Putri pindah ke luar kota.Tentunya para guru paham dengan keadaan Putri dan dengan senang hati mengurus semua surat dengan cepat.
'ini lebih baik.. memulai semuanya lagi..' batin Putri.
-------
Lanjutan kegajean cerita..
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
First (LOVE)
Teen FictionYang ku tau.. dia berbeda -Akbar Terkadang aku bingung sama sifatnya yang temperamental.. namun dia selalu membuatku nyaman -Putri Apa jadinya jika bad boy ya sekolah ketemu sama cewek baik-baik tp tomboy? Astaga.. Putri gak tau harus bagaimana di...