Bagian 2

109 2 1
                                    

Seperti biasa setelah pulang, aku mampir ke suatu tempat dimana tempat itu tidak jauh dari universitasku dan merupakan 1 diantara keajaiban dunia lainnya, yaitu Taj Mahal. Disini aku dapat merasakan udara yang sangat sejuk, pemandangan yang indah, aku terpukau melihat keagungan bangunan ini, lalu aku duduk di bawah pohon yang rindang sambil beristirahat dan menatap bangunan yang kokoh itu.

Lalu aku berjalan-jalan melihat-lihat seperti biasa. Aku berputar-putar tidak jelas, aku merasakan kegembiraan tanpa alasan. Tiba-tiba tidak sengaja aku menabrak orang di depanku.
" Tolong maafkan aku, aku tidak sengaja. ".
Seperti aku mengenal wajahnya tetapi dimana aku lupa.
Lalu pemuda itu mengatakan, " Hai, kau bukankah yang berada di bis tadi?"(sambil menunjuk ke arahku).
" Hmm.. iya, aku seperti mengenalmu juga dan kita pernah bertemu sebelumnya."(aku tersenyum).
Ia mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan dirinya kepadaku.
" Namaku Raj Kapoor, panggil saja Raj. Senang bertemu denganmu. ".
Kemudian aku juga mengulurkan tanganku.
" Namaku Ishani Khan, bisa dipanggil Ishani. Senang bertemu denganmu juga.".
Lagi-lagi senyumannya membuatku bahagia. Perasaan apa ini, hanya senyuman bisa membuat orang bahagia sendiri. Benar-benar aneh.

" Sedang apa kau disini? Bukankah tadi kau turun dari bis tidak disini.".
Ia bertanya padaku sambil mengajakku berjalan-jalan. Ia sangat friendly. Padahal kami baru kenal tetapi seperti sudah menjadi teman yang sangat lama, sepertinya ia dari keluarga kelas atas.
Aku trus menatapnya dan tiba-tiba, " Halo, Nona. Apa yang kau lihat? Apa aku terlihat aneh?".
Ia heran melihatku menatapnya, aku kaget dengan pertanyaan yang ia lontarkan.
" Tidak,aku..,aku tidak apa-apa, aku memikirkan sesuatu.".
Aku tertunduk, merasa malu, lalu aku membenarkan selendangku yang sudah turun.
" Apa yang kamu pikirkan, Ishani? Bisakah kamu ceritakan padaku?".
Aku bingung mau cerita apa, itu tadi hanya alasan saja.

Aku harus segera pulang, pasti siang ini toko manisan ibuku biasanya ramai.
" Raj, aku mau pulang dulu ya, kita bicara lain kali saja. Sebelumnya terimakasih atas kursinya tadi pagi.".
Segera aku meninggalkan tempat itu, namun, langkahku terhenti ketika ia memanggil namaku.
" Ishani !".
Aku berbalik dan menoleh ke arahnya. Lalu ia menghampiriku.
" Ishani, boleh aku meminta nomor ponselmu?. Aku masih orang baru disini, aku belum mengenal siapapun selain dirimu. Jika aku meminta bantuan kau mau kan membantuku?" .
Lalu aku membuka ponselku dan memberikan nomorku.
" Sudah?". "Iya sudah, terimakasih Ishani." .
" Sama-sama, Raj ".
__________________________________

Di sepanjang jalan aku mulai menyadari apa inilah hasil dari tanda-tanda yang diberikan oleh Allah tadi pagi? Tapi kenapa harus tidak keberuntungan? Sudahlah, aku yakin ini baik untukku.

Love In Taj MahalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang