Setiap hari, Rohan dan aku selalu bertemu di dalam bis, jadi setiap berangkat sampai pulang pun juga selalu bersamanya. Ternyata benar Rohan memang orang yang baik, buktinya waktu hujan deras kemarin lusa pas kami pulang kuliah, ia rela memberikan jaketnya untukku ketika di halte menunggu bis untuk pulang.
Tidak hanya itu, ia juga pernah memberikanku sekotak ladu yang dibuat ibunya sendiri. Tapi dengan semua kebaikan Rohan, aku tidak merasakan hal apapun yang lebih, tidak sama ketika aku bertemu dengan Raj. Tapi sudahlah. Jika dibandingkan, aku lebih lama mengenal Rohan daripada Raj.
Ketika pulang aku seperti biasa bersama Rohan juga, kita berjalan ke halte bersama. Kami saling berbincang dan tiba-tiba Shivani mendatangiku dengan nafas terputus-putus, seperti dikejar-kejar orang.
" Ishani,... Tolong aku Ishani.", Dengan wajah paniknya, ia memegang bahuku.
Aku ikut jadi panik.
" Ada apa, Shivani? Apakah kau dikejar orang? Dimana dia?", Aku melihat arah jalan tapi sepertinya tak ada yang mengejarnya.
Aku jadi kebingungan, ada apa dengan Shivani. Rohan melihat Shivani seperti ragu dengannya.
" Ishani, ayo ikut aku!. Ada hal yang harus ku bicarakan. Aku mohon ikutlah denganku ya?.".
Ia seperti membutuhkanku sekarang. Walaupun aku belum mengenal jauh tapi sesama manusia harus tolong menolong kan.
" Iya Shivani, ayo!.... Rohan, maaf kali ini kita tidak bisa pergi ke Taj Mahal. Kau bisa pergi sendiri kan?".
Aku berbicara pada Rohan, karena keadaannya Shivani membutuhkan ku sekarang.
" Iya Ishani. Hati-hati ya?." Seolah-olah Rohan tidak percaya dengan Shivani, tapi apa yang ku curigai, sepertinya memang Shivani sangat ketakutan.
" Iya, terimakasih Rohan. Kami pergi dulu, assalamualaikum.", Pamitku padanya.
"Waalaikumsalam.", Jawab Rohan.
__________________________________Sudah cukup jauh kami berlari dari universitas. Aku lelah terus berlari seperti ini.
" Shivani, kita kemana? Mengapa kita sampai di tempat yang sepi seperti ini?".
Shivani diam dan terus melanjutkan langkahnya.
" Shivani aku bertanya padamu!".
Aku heran dengan Shivani. Wajahnya yang tadi panik sekarang berubah seperti ada kemarahan. Ia tetap menatap ke depan dan terus berjalan dengan cepat.
Tiba-tiba ada seseorang yang mendekapku dari belakang dan membiusku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Taj Mahal
RomanceKisah persahabatan yang rumit, dimana cinta terhalang oleh sahabat, sekalipun keluarga bahkan agama. Ya... Walaupun awal-awal cerita memang sedikit membosankan, tapi cerita selanjutnya tak kan terduga. Mau tahu kisah selanjutnya???? Tunggu yaaaaa;...