Setelah beberapa hari aku terbaring di rumah sakit, kini aku bisa menghirup udara segar lagi. Namun aku belum ikhlas seutuhnya Rohan meninggalkanku. Selain itu aku merasa bersalah dengan keluarga Rohan terlebih ibunya.
"Ibu.. bisakah kita pergi ke rumah Rohan?", Kataku.
"Tapi keadaanmu belum sebenarnya pulih sayang...",jawab ibuku.
"Aku merasa bersalah,Bu dengan mereka. Aku ingin minta maaf kepada mereka juga berterimakasih.", Kataku.
"Baiklah jika itu maumu.", Jawab ibuku.
Akhirnya aku pergi ke rumah Rohan bersama keluargaku.
__________________________________Setelah sampai di rumahnya aku mencoba untuk meminta izin satpam yang di depan gerbang untuk menemui keluarga Rohan.
Sebenarnya aku kesusahan untuk berjalan, dengan bantuan kak Shriti dan ibu akhirnya menjadi mudah.
"Permisi Pak, bisakah kami menemui keluarga Khanna?", Izinku pada Pak satpam yang sudah berumur semakin tua, mungkin beliau memang mengabdi kepada keluarga Khanna sehingga di usia setua itu masih tetap menjadi satpam.
"Sebentar ya,Nak.. saya mau meminta izin dulu kepada Tuan.", Jawab beliau dengan santun.
"Iya,Pak."Beberapa menit kemudian...
"Iya, Nak silahkan masuk.", Pak satpam mempersilahkan kami.
"Terimakasih,Pak",jawabku dengan santun.Pekarangannya sangat luas dan indah. Aku belum pernah melihat rumah sebesar dan semegah ini. Betapa beruntungnya Rohan, namun ia tidak beruntung dalam mendapatkan hati orang yang ia cintai. Aku sangat bersalah jika mengingat ini lagi. Maafkan aku Rohan.
Ku tekan bel yang ada di samping pintu. Lalu terbukalah pintu rumah itu dan terlihat...
"Ada yang bisa saya bantu Nyonya?", Tanya asisten rumah tangga disitu.
"Bisakah anda panggilkan Nyonya Khanna sekarang?", Ayahku berbicara.
"Baiklah, Tuan. Ayo silahkan masuk."
Setelah kami duduk, tibalah Nyonya Khanna yaitu ibunya Rohan. Ketika melihat kami, beliau kaget dan dari matanya terlihat tidak suka melihat kami.
"Sedang apa kalian disini?", Pertanyaan dari beliau namun dengan rasa benci.
"Nyonya sebenarnya kami disini ingin meminta maaf atas.....", ayahku angkat bicara namun terhenti dengan sahutan ibu Rohan.
"Atas kematian putraku?!", Gertak beliau.
"Apa kalian tidak merasa malu dengan datang disini?! Apa yang kalian inginkan setelah putraku? Apakah putraku tidak cukup baik dengan kalian?!", Kemarahan terus menyelimuti beliau.
"Kami sangat meminta maaf pada Anda Nyonya, maka dari itu kami kemari. Nyonya... Sebenarnya Ishani tidak mengetahui apa-apa selain kami. Namun , Nak Rohan memaksa kami untuk tidak menceritakan kepada Anda dan Ishani juga. Kami sangat bersalah tolonglah maafkan kami,, aku mohon Nyonya", ibuku meminta maaf dengan menyatukan kedua tangannya juga meneteskan air mata.
"Tapi anakku tidak akan kembali meski dengan permintaan maaf kalian.".
Beliau kemudian terjatuh, rasanya tidak kuat untuk berdiri. Beliau belum bisa mengikhlaskan kepergian putra semata wayangnya.
Kemudian ibu mendekati ibu Rohan serta menenangkannya.Setelah beberapa lama akhirnya ibu Rohan menerima permintaan maaf kami dan mencoba untuk menerima semua apa yang terjadi.
__________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Taj Mahal
RomanceKisah persahabatan yang rumit, dimana cinta terhalang oleh sahabat, sekalipun keluarga bahkan agama. Ya... Walaupun awal-awal cerita memang sedikit membosankan, tapi cerita selanjutnya tak kan terduga. Mau tahu kisah selanjutnya???? Tunggu yaaaaa;...