Bagian 4

59 3 1
                                    

Selesai mandi, di luar jendela terlihat sudah gelap ternyata, segera aku melaksanakan shalat Maghrib.

Selesai shalat, aku mengambil laptopku dan duduk di atas tempat tidurku. Terdengar suara hujan yang deras. Untungnya tidak disertai petir. Udara dingin sangat terasa di seluruh tubuhku, namun aku tetap semangat untuk mengerjakan tugas kuliahku.

Selesai sudah tugasku. Segera ku tutup laptop dari ayahku saat aku berulangtahun ke 18. Sebelum tidur tak lupa aku shalat Isya' dulu. Setelah itu aku membaringkan badanku di suatu tempat favoritku.

Malam ini aneh bagiku, aku tidak bisa tidur. Raj terus berada dipikirannya. Aku sudah berusaha untuk memejamkan mataku dan hampir saja berhasil tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku sangat sebal, entah siapa malam-malam begini yang menelpon. Unknown tertulis di ponselku. Aku pikir mungkin ia salah sambung tapi coba aku angkat.
" Halo." .
Aku sengaja tidak mengucap salam karena aku takut ia bukan beragama Islam.
" Hai Ishani.".
Ia mengenaliku ternyata tapi siapa.
" Hmmm... Anda siapa ? Apakah kita mengenal satu sama lain sebelumnya?".
Aku bingung ini siapa, ternyata .....
" Ini aku Raj. Maaf malam-malam seperti ini aku menelponmu.".
Aku kira siapa, dan perasaanku tiba-tiba menjadi bahagia, entah kenapa perasaan itu timbul.
" Ohh Raj, tidak apa-apa, ada apa kamu menelponku malam ini? Apa ada sesuatu?".
" Hmm.. begini aku ingin meminta tolong kepadamu, bisakah besok kau membantuku untuk tugas kuliahku?".
Aku berpikir pasti toko ibuku ramai seperti tadi, aku bingung mau jawab apa, jika aku menolak kasihan Raj, tetapi jika aku tidak membantu ibu juga kasihan ibuku repot sendiri.
" Maaf Raj tapi aku belum izin ibuku, aku akan izin ibuku besok pagi ya terus aku akan menghubungimu.".
Pasti Raj sedih, semoga Allah memberi jalan keluar semua ini.
" Tidak apa-apa, terimakasih sebelumnya dan maaf mengganggu ya, selamat malam Ishani.".
" Selama malam juga Raj."

Setelah ia menutup telponnya, aku jadi bingung kenapa setelah aku memikirkannya tiba-tiba ia menelponku. Daripada memikirkannya lebih baik tidur saja, hujan-hujan seperti ini cocok untuk tidur.

Love In Taj MahalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang