04

12.2K 1.8K 292
                                    

Pagi ini Renjun terlihat tengah asyik menyantap sarapannya. Dengan santai ia mengunyah sandwich favorit buatan Mamanya.

Mama menatap Renjun heran, sesekali ia arahkan pandangannya ke jam dinding mencoba memastikan apa benar sekarang jam sudah menunjukkan pukul 7 kurang 20.

"Papa kapan balik dari Surabaya Ma?" Tanya Renjun tiba - tiba.

"Lusa Papa udah pulang" jawab Mama.

"Kamu jam segini masih aja nyantai, ntar telat" tambah Mama mengomeli.

"Tenang aja Ma, aku kan punya supir pribadi" balas Renjun sambil menampakkan cengiran menggemaskannya.

"Halu kamu. Sejak kapan punya supir?" selidik Mama.

"Sejak Jeno punya mobil baru" Ucap Renjun sambil terkekeh.

Tak lama, Renjun beranjak dari duduknya dan menghampiri Mamanya untuk mencium pipi nya dan pamit akan berangkat sekolah.

"Renjun pamit dulu Ma" sahut Renjun sedikit berlari menuju pintu keluar rumahnya.

Renjun dengan cepat menghampiri rumah tetangganya.

Di garasi rumah terlihat Jeno sedang mengelapi body mobilnya yang terlihat baru saja ia dicuci.

"Mobil terus yang dimandiin. Sendirinya gak pernah mandi" ucap Renjun sambil menghampiri Jeno.

"Suh suh, jauh jauh lo dari Rebecca" usir Jeno sambil mendorong Renjun yang tengah bersandar pada sisi mobil miliknya.

"Apaan? Siapa Rebecca?" tanya Renjun heran.

"Mobil gue" jawab Jeno polos.

Mendengar jawaban Jeno sontak membuat Renjun langsung menertawakannya.

"Ngapa ketawa?" Tanya Jeno sambil menghampiri Renjun hingga berada dihadapannya.

Renjun dengan cepat mencubit kedua pipi Jeno, masih dengan tawanya yang sulit ia hentikan.

"Gemes banget sih, mobil doang dikasih nama" ucap Renjun sambil menggerakkan cubitan dipipi jeno kekanan dan kekiri.

"Sakit setan" Jeno menarik tangan Renjun berusaha melepaskan cubitan dipipinya.

"Iya sorry sorry"

Renjun melepaskan cubitannya dipipi Jeno, masih dengan senyuman menghiasi wajahnya.

Jeno melihat penampilan Renjun yang sudah rapih memakai seragam sekolah, dengan segera ia menarik tangan Renjun yang terlilit jam tangan di pergelangannya.

"Udah jam segini bukannya buru kesekolah. Telat lo ntar" ucap Jeno memperingati.

"Anterin hehe" jawab Renjun dengan cengiran di bibirnya.

"Males" balas Jeno cuek kemudian berbalik memunggungi Renjun berniat masuk kedalam rumahnya.

Renjun cemberut, ia menatap punggung Jeno yang berjalan menjauh dihadapannya. Dengan segera Renjun berlari menghampiri Jeno dan memeluknya dari belakang.

"Jeno ganteng anterin gue please" rengek Renjun memohon.

"Anterin gak yaaa" balas Jeno sengaja berniat membuat Renjun kesal.

"Anterin dong, please please. Ya anterin yaaa?"

Renjun melepas pelukannya dan langsung berjalan kehadapannya sebelum  kemudian ia raih tangan kanan jeno untuk ia genggam. Dengan memasang ekspresi memohonnya, Renjun merengek sambil mengayun-ayunkan lengan Jeno gemas.

Lama merengek dan tak kunjung mendapat balasan dari Jeno, Renjun mulai merasa kesal dan melepas genggaman tangannya pada Jeno.

Dengan memasang muka cemberutnya, Renjun menatap tajam Jeno.

A Cliché Story ¦| Noren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang