10

10.9K 1.6K 338
                                    

"Halo?"

"Thanks god akhirnya diangkat juga. Kemana aja sih lo? Gue telp-"

"Berisik! Kepala gue pusing"

"Lo sakit?!"

"Gak usah teriak"

"Suara lo lemes gitu, sakit beneran lo?"

"Hm-"

"Dirumah ada siapa?"

"Sendiri"

"Shit, gue kesana sekarang"

Dengan tergesa Jeno berlari keluar dari kamarnya. Seperti orang kesetanan ia menghampiri dapur, diambilnya kantong plastik dari laci.

"Bundaa, buah - buahan dimana?" teriaknya.

Bunda yang heran mendengar teriakan anaknya dari arah dapur pun segera menghampirinya.

"Kenapa sih teriak-teriak?" tanya Bunda heran.

"Buah bun buah-" racau Jeno kentara dengan rasa paniknya.

Dengan linglung Jeno berjalan mondar mandir berusaha mencari dimana letak buah-buahan lengkap yang biasa Bundanya simpan untuk suguhan sehari-hari.

"Dikulkas-"

Tanpa menunggu Bunda menyelesaikan ucapannya, Jeno dengan cepat menyerbu kulkas, membukanya, dan memasukkan hampir semua buah yang ada disana kedalam kantong plastik yang sedari tadi ia pegang.

"Heh, mau diungsiin kemana itu!" seru Bunda sambil berusaha menahan tangan Jeno.

"Renjun bun-"

"Kenapa Renjun?"

"Renjun sakit"

"Hah!" pekik Bunda yang sukses membuat Jeno terlonjak kaget

"Kaget bun!"

"Yaudah yuk buruan kita tengok Renjun, kasian dia, pasti lagi sendirian. Bunda lupa tadi Mamanya sempet nitipin Renjun ke bunda"

"Katanya Bunda mau ada acara arisan?" tanya Jeno yang masih sibuk memasukkan segala jenis cemilan kedalam kantong plastiknya.

Mendengar ucapan Jeno barusan, Bunda otomatis langsung menepukkan telapak tangan pada keningnya.

"Yah. Bunda lupa, tapi Renjun-"

"Renjun biar aku yang jagain, Bunda tenang aja"

Jeno yang telah selesai menjejalkan kantong plastiknya hingga terisi penuh langsung saja bangkit dan beranjak meninggalkan Bunda.

"Titip Renjun ya Jen, jangan diapa-apain Renjunnya"

"Jangan diapa-apainnya aku gak janji ya Bun" balas Jeno berteriak sambil berlari keluar rumah.

"Heh!"



Jeno membuka pintu rumah Renjun dengan kunci cadangan yang memang sering Mama Renjun titipkan ke rumahnya. Setelah berhasil terbuka, Jeno masuk dengan terburu - buru tak lupa ia kunci kembali pintu dari dalam.

Dihampirinya pintu kamar Renjun, lalu dibukanya secara perlahan. Gelap, hal pertama yang Jeno tangkap setelah mumbuka pintu kamar tersebut.

Dihidupkannya lampu kamar segera, terlihat disana Renjun tengah mengubur dirinya dalam selimut tebalnya.

Renjun menggeliat didalam selimutnya, dan menggumam tak jelas selama beberapa detik.

Jeno menghampirinya, ia letakkan kantong plastik bawaannya pada nakas disamping ranjang. Di sibak sedikit selimut yang menutupi wajah Renjun.

A Cliché Story ¦| Noren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang