11

10.8K 1.5K 254
                                    

Jeno kembali menatap Jam ditangannya, yang jelas-jalas jam sudah menunjukkan pukul setengah 7 malam, namun Renjun belum juga kembali dari sekolahnya. Beberapa kali Jeno menghubungi nya tetap tak ada Jawaban.

Jeno duduk pada salah satu kursi di teras rumahnya, terlihat dari kakinya yang begerak-gerak tanpa Jeno sadari menandakan bahwa dirinya tengah berada dalam keadaan yang benar-benar Risau.

Tak beberapa lama kemudian terlihat sebuah mobil sedan berhenti tepat didepan pekarangan rumah Renjun. Jeno berjalan mendekat, diintipnya dari balik pagar rumahnya.

Dari pintu penumpang yang terbuka Renjun terlihat turun dari sana, sambil tersenyum, ia mengucapkan terimakasih dengan suara lembutnya.

Renjun melambaikan tangannya berbarengan dengan Mobil yang mulai melaju meninggalkannya. Disaat itu pula Jeno berjalan keluar pagar rumahnya, untuk mendekat kearah Renjun.

"Mesra bener dadah-dadah nya" sewotnya.

"Jeno" balas Renjun dengan senyum manisnya.

"Gak usah senyum senyum, gak tau sekarang udah jam berapa?" ucap Jeno masih dengan nada sewotnya.

"Maaf, tadi pulang sekolah kerumah Haechan dulu-"

"Di rumah Haechan gak ada jam? Mau pulang telat kenapa gak ngabarin dulu? Ditelponin gak ngangkat, gak tau ada yang khawatirin? Mama dari tadi bolak-balik kerumah nanyain lo. Gue jemput kesekolah lo udah gak ada. Udah mau jadi anak bandel sekarang, iya?" Marah Jeno.

Renjun tak menyahut, ia sesaat menatap wajah Jeno dengan pandangan bersalah, detik kemudian ia tundukkan kepalanya menahan tangis.

"Maaf-" ucap Renjun dengan suara yang terdengar sedikit bergetar.

"Baru juga sembuh sakit, udah kelayapan sampe malem, mau sakit lagi? Mau bikin gue tambah khawatir lagi?"

Renjun semakin menundukkan kepalanya, ia benar-benar merasa bersalah sudah seenaknya pergi main tanpa memberi kabar terlebih dahulu.

"Udah, sekarang masuk kerumah, biar Mama gak khawatir lagi. Gue pulang" lanjut Jeno.

Jeno membalikkan badannya hendak meninggalkan Renjun untuk kembali kerumahnya, namun dengan sigap Renjun menangkap tangan kanan Jeno dengan kedua tangannya.

"Jeno maaf" Rengek Renjun sambil diayunkannya tangan Jeno.

"Hm" sahut Jeno malas.

Jeno melepas genggaman tangan Renjun perlahan, ia letakkan kedua tangannya pada bahu Renjun,

"Pulang dulu ya, Mama kasian dari tadi nungguin lo pulang"

Diputarnya tubuh mungil Renjun hingga membelakanginya, didorongnya pelan hingga Renjun berjalan kearah pintu Rumahnya. Terpaksa Renjun berjalan masuk kerumah dengan pandangan yang tak lepas ia arahkan pada Jeno.



Terdengar suara dentingan sendok yang beradu dengan piring keramik diruang makan keluarga Renjun. Terdapat Renjun dan Mama disana tengah menyantap makan malamnya.

"Ma" panggil Renjun setelah ia menyelesaikan makannya.

"Kenapa sayang?" sahut Mama dengan lembut.

"Aku bandel banget ya hari ini" aku Renjun masih merasa bersalah.

Mama hanya membalasnya dengan tersenyum,

"Lain kali jangan diulangi, kalau mau kemana-mana izin dulu, handphone jangan tinggal biar gak susah dihubungin kayak tadi. Kasian Jeno yang bolak balik nyariin kamu. Papa juga sempet marah pas Mama hubungin"

A Cliché Story ¦| Noren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang