09

10.9K 1.6K 187
                                    

"Jen,"

Renjun menyembulkan kepala mungil nya pada sisi pintu kamar yang sedikit ia buka.

Terlihat disana Jeno tengah fokus berkutat dengan setumpuk kertas-kertas yang penuh terisi tulisan-tulisan tak jelas, serta sederet buku yang lumayan tebal ikut berserakan dihadapannya.

"Gue masuk ya?"

"hm"

Tanpa menoleh, Jeno bergumam pertanda ia mengizinkan permintaan Renjun barusan.

Renjun membanting tubuh nya keatas tempat tidur Jeno, ia posisikan tubuh nya sedikit menyamping menghadap kearah Jeno yang sedang membelakanginya didepan meja belajar.

"Jen,"

"hm?"

"Jeno"

"hmm?"

"Jeno Yuditya Saputra,"

"Apaan Darren, gue lagi nugas nih"

Jeno dengan kesal memutar tubuhnya menoleh kearah tempat tidur dibelakangnya, ia tatap Renjun yang juga tengah menghadap kearahnya.

"Cuma mau manggil lo doang kok. Yaudah sana lanjut"

Renjun tersenyum menatap kilat emosi yang memancar di kedua mata Jeno.

Disisi lain, Jeno yang awalnya kesal, dongkol, bingsal, ingin marah, seketika merasa terenyuh menatap senyum lembut yang baru saja Renjun perlihatkan padanya.

Jeno gugup, tiba-tiba jantungnya merasakan reaksi aneh itu lagi.

Dengan buru-buru ia membalikkan tubuhnya lagi, ia bentur-benturkan keningnya diatas permukaan meja belajarnya yang masih terhalang setumpuk kertas.

"Sial. Kalo lo makin gemesin gini gue lemah Ren" gumam Jeno tanpa terdengar oleh Renjun.

Tak lama Jeno kembali menegakkan posisi duduknya dan mulai mencoba untuk fokus kembali pada tugas-tugas dihadapannya.

"Jen,"

"Diem Ren, ini tugas udah teriak minta gue kerjain"

Renjun terkekeh. Jeno semakin gemas.

"iyadeh, jangan lama-lama ngerjainnya. Gue bosen"

Tanpa menoleh kebelakang Jeno mengigit ujung pena nya sekuat tenaga menahan segala keinginannya untuk segera menenggelamkan tubuh mungil kesayangannya itu kedalam dekapannya.

Suasana kembali hening selama beberapa menit.

Jeno telah sukses menyelesaikan setumpuk tugasnya dalam waktu singkat, sesuai dengan janjinya pada dirinya sendiri untuk tak membiarkan Renjun mati bosan menungguinya.

Sedangkan Renjun, pemuda manis tersebut masih diposisinya berbaring diatas tempat tidur Jeno, bedanya, saat ini Renjun sudah terlelap dengan nyenyaknya disana.

Jeno menatap tubuh terlelap diatas tempat tidurnya itu dengan senyum terplester manis di bibir tipisnya.

Dengan perlahan Jeno berjalan mendekati Renjun, ia dudukkan dirinya dilantai tepat berhadapan dengan Renjun yang memang sedikit memiringkan posisi tidurnya.

Jeno menyingkirkan helaian rambut Renjun yang sedikit menghalangi wajah manisnya.

Tiba-tiba perasaan itu datang lagi,

Perasaan dimana Jeno selalu ingin, mendekap, mencium, serta rasa ingin memiliki makhluk manis dihadapannya ini.

Jeno mendekatkan wajahnya hingga hanya menyisakan jarak beberapa senti lagi dari hadapan wajah Renjun,

A Cliché Story ¦| Noren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang