12 (End)

13.9K 1.6K 339
                                    

Renjun menatap wajah tertidur Jeno dengan teduh, disentuhkan jarinya pada kening Jeno, diseretnya dengan lembut jarinya tersebut hingga turun menyentuh hidung bangir Jeno.

Detik kemudian kembali ia seretkan jarinya turun hingga menyentuh bibir tipis Jeno.

Ditatapnya bibir tersebut beberapa saat. Renjun merasa sesuatu yang aneh menghampiri hatinya, seolah ada yang membisikkan padanya untuk segera menyentuhkan bibirnya sendiri pada benda kenyal yang saat ini tengah bersentuhan dengan jarinya itu.

Ia gigit bibirnya sendiri sembari dipejamkan matanya rapat berusaha menahan diri untuk tak menuruti hasratnya tersebut.

Ditatapnya kembali bibir Jeno yang kedua sisinya kini telah tertarik membentuk sebuah senyuman.

Jeno tersenyum.

Renjun tersentak, ia tarik dengan cepat tangannya menjauh dari wajah Jeno.

Merasa sesuatu yang menyentuh bibirnya telah hilang, Jeno perlahan membuka kedua matanya. Ditatapnya Renjun yang saat itu juga tengah menatap kearahnya.

"Jam berapa sekarang?" tanya Jeno dengan suara huskynya yang terdengar sedikit serak khas orang yang baru bangun tidur.

"Jam 3 malem" balas Renjun pelan.

"Kenapa gak tidur, hm?"

Jeno kini telah menangkupkan sebelah tangannya pada pipi Renjun, diusapnya pipi tersebut dengan lembut.

"Tadi kebangun"

Renjun memejamkan matanya menikmati usapan yang Jeno berikan padanya.

"Yaudah, sekarang tidur lagi ya" Perintah Jeno.

Renjun mengangguk, ditariknya tangan Jeno hingga memeluk tubuh mungilnya. Kembali ditenggelamkan wajahnya Pada dada Jeno.

Jeno lagi-lagi merasa gemas dengan tingkah pujaannya ini. Sambil tersenyum ia mengetukkan dagu tegasnya pada pucuk kepala Renjun pelan.

Beberapa saat kemudian, sudah tak lagi terdengar suara apapun, Jeno mengira Renjunnya telah tertidur didalam dekapannya.

Namun detik kemudian, suara Renjun kembali memecahkan keheningan diruangan itu,

"Jeno,"

"Hm?

Renjun mendongakkan kepalanya menatap wajah Jeno, Jeno pun menunduk balas menatapnya dengan kedua alisnya yang sedikit naik keatas terlihat heran.

"Goodnight kiss?"

Jeno terdiam, masih sambil menatap Renjun dengan wajah herannya.

"Tumben?" ucapnya sambil tersenyum geli.

"Yaudah kalo gak mau" celetuk Renjun.

Belum sempat Renjun kembali menenggelamkan wajahnya pada dada Jeno, Jeno telah lebih dulu meraup bibir ranumnya dengan bibir tipis miliknya. Dilumatnya bibir Renjun dengan lembut, sesekali dijulurkan lidahnya mengecap rasa manis yang terasa disana.

Renjun kembali merasa jantungnya berdegup dengan cepat, kepalanya pusing bukan main, seolah ribuan kupu-kupu menggelitik didalam perutnya.

Dengan gesture yang sama ia membalas perlakuan bibir Jeno padanya, dihisapnya bibir bagian atas milik Jeno.

Setelah dirasa pasokan udara yang kian menipis diantara keduanya, perlahan Renjun mendorong Jeno hingga tautan bibir mereka terlepas.

Jeno membuka matanya, dilihatnya Renjun yang kini masih terpejam, bibirnya yang sedikit terbuka, dan bernapas dengan terengah. Ia tersenyum, kembali dikecupnya sekilas bibir Renjun yang sedikit terbuka itu.

A Cliché Story ¦| Noren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang