Pernah gak kalian mengalami situasi yang kelewat canggung dimana kalian mau tak mau harus berduaan bersama orang yang belum genap satu jam dikenal? Jika pernah berarti kalian dapat merasakan apa yang saat ini Renjun rasakan.
Renjun mengedarkan pandangannya keluar kaca pintu mobil disebelahnya, sesekali ia melirikkan matanya kearah lelaki berambut hitam pekat yang sedang mengemudi disebelah kanannya.
"Ngapa lirik-lirik. Apa muka gue keliatan mirip mantan lo?" sahut Mark terkekeh.
Sang tersangka yang tertangkap basah sedang melirikpun dengan segera melebarkan mata nya dan langsung membuang muka kembali mengedarkan pandangannya dengan risau keluar jendela.
Mark yang merasa gelagat grogi dari arah bangku penumpang disebelahnya pun tak mampu lagi menahan tawa nya.
"Lo tau dari mana kalo gue..." ucap Renjun terpotong.
Renjun bingung harus seperti apa ia menggunakan tata bahasa agar tak menyakiti perasaannya sendiri dengan omongannya.
"Gay?" tanya Mark melanjutkan ucapan Renjun yang belum tuntas padanya.
Renjun tersentak namun tanpa menjawab ia hanya mengangguk perlahan membenarkan tebakan Mark.
Mark yang seolah merasakan anggukan dari Renjun pun sekilas melirik kearah korban timpukan bola basket miliknya beberapa saat yang lalu itu.
Dengan manis mark mengembangkan senyumannya pada Renjun.
"Tenang aja, gue gak risih kok. Bisa dibilang gue juga sama kayak lo" aku Mark pada lelaki manis yang sedang terlihat bengong menatap kearahnya.
"Maksudnya, lo.."
"Iya homo, sama kayak lo"
"Gue gak, lo yang homo"
"lo homo"
"lo"
"lo aja"
"lo juga"
"yaudah sama"
Mark memilih untuk tak melanjutkan perdebatan tak jelas yang sedang ia lakukan dengan lelaki manis disampingnya itu dan hanya mengeluarkan suara tawa nya yang terdengar begitu menyegarkan telinga.
Renjun tertegun menatap Mark yang tengah tertawa. Dan tanpa renjun sadari suara hatinya menyorakkan sesuatu yang begitu menggelikan.
"Ampun deh senyumnya manis banget" seperti itulah sepenggal ungkapan hati Renjun saat ini.
Renjun kemudian dengan kasar menepukkan tangannya pada pipinya sendiri berusaha untuk menyadarkan kembali pikirannya. Terlalu mendramatisir memang, tapi biar deh yang penting sadar dulu.
"Kenapa?" tanya Mark yang melihat keanehan Renjun.
"Gapapa, ada nyamuk"
Lagi lagi mark menertawai ketidakjelasan Renjun dengan jawaban asal nya.
Darimana ada nyamuk, gue aja dari tadi adem ayem. Pikir Mark.
"Aduh gak usah ketawa. Gue lemah" gumam Renjun tak jelas.
"Hah? Lo ngomong apaan?" Tanya Mark penasaran.
"Engga."
"Apaan?"
"Gue baru liat lo disekolah, lo anak pindahan?" tanya Renjun random mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Oh. Iya gue baru pindah dari kanada seminggu yang lalu"
"Dari kanada? Kok bahasa Indonesia lo lancar gini?"
"Bokap orang Indonesia asli"
Renjun hanya menanggapi pernyataan Mark barusan dengan anggukan, dan memilih untuk tak melanjutkan obrolan mereka, karena memang pada awalnya Renjun bertanya juga hanya semata karena berdalih untuk mengalihkan rasa penasaran Mark pada gumaman memalukan yang mulutnya keluarkan barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Cliché Story ¦| Noren ✓
AcakTypical best friends turned into lovers kind of story. Start : 18 februari 2019 Finish : 22 maret 2019 Warn ⚠️ Ini cerita bxb, boys love, gay, dan sejenisnya. Jadi kalo gak suka saya mohon dengen sangat untuk berpikir dua kali kalau mau mampir...