12. Kedua kalinya

41 5 5
                                    

-Efek samping dari diam dan menunggu terlalu lama
adalah kehilangan-

-Efek samping dari diam dan menunggu terlalu lamaadalah kehilangan-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Assalamu'alaikum~"

Azka nyaris memekik keras ketika ada seorang pria yang membisikkan sesuatu di telinga kanannya. Dia hampir saja berpikir bahwa ayahnya adalah salah satu hantu yang kebetulan lewat di ruang keluarganya dan mengerjainya.

"Maaf papa terlambat."

"papa punya banyak hutang sama Azka." kata pria kecil itu, mengangkat dagunya beberapa derajat seraya memalingkan wajahnya. Azka masih tak habis pikir, setelah sekian banyak kesalahan yang papanya lakukan, pria besar itu masih bisa mucul dengan senyuman menyebalkan diwajahnya?

"Papa!"

"Ya, Azkaa. Sebutkan"

"Papa terlambat selama dua jam, Azka sendirian lagi disini dan kedinginan, papa tidak mengantar Azka lagi setiap pagi, papa juga tidak mengangkat telepon dari Azka, papa juga," Azka memberi jeda kalimat, mencoba menahan suaranya agar tak meledak, "papa kemanakan kak Kateline? Papa jahat! Papa usir kak Kateline, papa jahat!!"

Bukannya takut, Jordan malah terkikik meledek. Beberapa saat dia memijat pangkal tulang hidungnya, merasa pusing sekaligus gemas dengan Azka kesanyangannya. Memang, Azka saat ini tak tampak menyenangkan. Pipinya sudah berubah menjadi kemerahan karena dingin, dan ujung bibirnya mengerucut lucu. Kalau dibayangkan jagoan kecil itu tampak mengerikan, tapi sebenarnya dia masih saja terlihat manis.

"Ada lagi?"

"Iihh papa!"

Sebenarnya keterlambatan Jordan mempunyai alasan. Dan itu semua terjadi karena pekerjaan ayahnya yang mulai ditumpahkan pada pundaknya. Jordan sungguh tidak bermaksud membuat Azka menjadi kesal kepadanya. Terlebih soal Kateline tiga minggu yang lalu, gadis itu tidak mungkin ia biarkan bermalam di kediamannya.

"Yasudah, maaf ya? Sebagai gantinya, bagaimana jika kita membeli cake kesukaan Azka dan kopi kesukaan papa?"

Azka tak bergeming. Jordan benar-benar sedang diuji kesabarannya kali ini. Sepulang dari kantor, ia malah disuguhi sambutan semeriah ini.

"Plus ice cream vanilla kesukaan Azka!"

Aneh. Sangat aneh.
Ini adalah tawaran jitu milik Jordan. Biasanya tawaran ini selalu ampuh untuk membujuk pria kecil yang satu ini. Ntah apa maunya kali ini hingga menu favoritnya ia abaikan.

"Plus.. kak Kateline?"

"DEAL!"

🍂🌹🍂

Jordan mengerucut-kan bibirnya lantas menyapu-kan pandangannya ke seluruh cafe. Dia juga memperhatikan orang di sampingnya sebelum akhirnya mengejek, "memangnya kak Kateline mau bertemu Azka?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hijrah SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang