4. Kain Merah II

92 8 9
                                    

- Ketahuilah, bintang yang bersinar terlalu terang dapat menyakiti siapapun yang melihatnya terlalu dekat. -

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Sudah kubilang jangan mengusik ketenangan orang lain, Ka-ri-na!" Ucap pria itu penuh dengan tekanan pada ujung kalimatnya.

"Tapi lihatlah! Dia sudah merebut hak orang lain untuk duduk di kursi ini, sedangkan ia bahkan tak membeli apapun, kak!"

"Apa kau akan seperti ini pada pasienmu nanti? Aku masih tidak percaya kau bisa menjadi juniorku di fakultas kedokteran"

Aku melihat pria itu melepas genggamannya pada pergelangan Karina secara perlahan. Namun tak lama setelah itu, Karina menghentakkan kakiknya pada lantai tak berdosa.

"Mengapa kakak selalu membela dia dan terus menyalahkan aku?!"

"Mengapa kakak selalu menjadikan aku pihak yang bersalah?!"

"Mengapa kakak tak pernah sedikitpun memandangku?!"

"Kau menyukainya?!"

"ASTAGHFIRULLAH, CUKUP!"

Semua mata terbelalak. Terkejut setengah mati mendapatiku melakukan hal diluar nalar ini.
Ya, aku membentak mereka semua.

Sungguh, aku merasa kejadian ini cukup sampai disini. Aku tidak ingin menjadi pusat perhatian khalayak ramai terlalu lama. Aku lebih baik pergi di usir oleh Karina dari pada harus terjadi insiden seperti ini, sungguh.

"Awas kau!"

Karina mendegungkan kepalaku sesaat sebelum ia bergegas meninggalkan mejaku, diikuti oleh ke-empat temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karina mendegungkan kepalaku sesaat sebelum ia bergegas meninggalkan mejaku, diikuti oleh ke-empat temannya. Kini tersisa kami berdua, aku dan kak Adnan.

"Kate, are you ok?"

"I'm ok."

"Ayo, lanjutkan. Makanlah."

Hijrah SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang