Aku telah lupa.
Entah berapa detik, berapa jam,
ku goreskan kalimat
demi kalimat sajak ini
k e p a d a m u.
Yang senantiasa duduk di sampingku
sambil menatap bintang dilangit,
sebab situasi kita yang sedang rumit.
Jika digeluti, caramu menatapnya seperti cuaca mentari pagi yang menuntut pelangi, laut tanpa suara ombak, petang tanpa senja, dan aku tanpa mu.: seharusnya kau tahu, sampai dimana aku mengakhiri kalimat sajak ini.
— Lembayung Lara
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara Malam
PuisiAku adalah seorang yang setiap hari terjaga dalam siang dan malam mu, dan aku juga melampirkan rasa melewati goresan yang tabu, tanpa asa, dengan rasa debar disetiap kata. -Tertanda aku, yang mencintaimu lebih lama dari selamanya.