“Ini minumlah, lo harus istirahat total supaya cepat sembuh” ucap ku sembari menyodorkan beberapa butir obat kearahnya.
“Lo belum jawab pertanyaan gw”
“Pertanyaan apa ?” jawabku pura-pura bodoh.
“Bastian lo sahabat gw bukan, please tolong bantu gw sekali ini aja. Gw mohon dengan sangat bas” ucap Marsel mengiba.
“Tolong bujuk Anita agar mau nikah sama lo, gw bener-bener udah gak tau lagi harus gimana agar penyesalan ini lenyap dengan sendirinya Bas gw bener-bener putus asa Bas. Hanya lo yang gw harepin agar Anita bisa maafin gw dan hidup bahagia”
“Dengan lo nyuruh gw nikahin Anita bahkan gw sendiri gk tau siapa itu Anita. Dan satu hal lagi kenapa bukan lo yang tangung jawab kenapa harus gua Sel, Kenapa ?”
“Andai gw bisa, andai waktu gw masih panjang andai andai penyakit sialan ini tak mengerogoti tubuh gw secara perlahan, tanpa lo suruh pun gw akan lakuin itu semua. Lo tau gw sangat mencintainya melebihi apa pun. Tapi lo tau sendiri waktu gw gak banyak ? gw gak ada waktu lagi Bas gak ada”
“Lo masih bisa berobat, Leukimia lo masih bisa di obatin gw yakin kalo lo rutin minum obat dan rutin kemo gw yakin lo pasti sembuh”
“Entah lah Bas, gw rasa hidup gw gak akan lama lagi” ucap Marsel lirih.
“Sel, gw gak bisa” ucap ku lirih.
“Bas, gw mohon kali ini aja gw mohon ini permintaan terakhir gw.” Ucap Marsel lirih.
“Oke oke gw akan lakuin itu buat lo.” Ucap ku akhirnya.
“Thanks lo emang sahabat terbaik gw” ucap Marsel sembari memeluk tibuh ku.
Flashback off.
Hari ini adalah hari pemakamannya setelah perdebatan sengit ku dua minggu yang lalu dengannya dengan dia menyuruh ku menikahi Anita dan secara tidak langsung menyuruh ku menjadi ayah dari anak yang di kandung Anita.
Aku berdiri kaku menatap peristirahatan terakhir Marsel sahabat sekaligus keluarga satu-satunya yang aku miliki setelah kejadian naas 20 tahun yang lalu yang membuat ku sebatang kara. Tanpa keluarga Marsel mungkin aku sekarang tidak akan menjadi seperti sekarang.
“Nak Bastian ayok pulang keburu hujannya semakin deras.” , biarkan Marsel beristirahat dengan tenang di sana.” Ucap lirih tante Dinda sembari menepuk pundak kanan ku pelan.
“Iya tante, tante dan om duluan saja aku masih ingin berbicara sebentr dengan Marsel.” Ucap ku sembari memberi senyum tipis kearah kedua orang tua Marsel dan juga secara tidak langsung orang tua penganti ku di dunia ini.
“Baiklah kalau itu mau kamu tante dan om akan tungu di mobil.”
Dan hanya ku balas dengan sebuah angukan.
-Dua minggu kemudian-
Sekarang aku berada di salah satu kampus ternama di kota ini, menungui seseorang yang sudah dua jam ini tak kunjung menampakan batang hidungnya membuat ku seperti orang bodoh di buatnya.
“Apa benar dia Anita” ucap ku lirih sembari melihat seorang wanita cantik dengan beberapa teman wanitanya sedang asyik mengobrol dan di selingi tawa renyah di setiap langkahnya. Ku pandangi ulang foto seorang wanita yang ku pegang sekarang dan sesekali memandang intens ke arah wanita tadi.
“Benar dia memang Anita.” Ucap ku senang akhirnya bisa menemukannya.
Kulihat Anita mulai memisah dari ketiga temannya itu dan bergegas menuju ke arah halte kampus. Dengan sedikit ragu aku bergegas keluar dari mobil dan secara perlahan melangkahkan kakiku kearah halte dimana keberadaan Anita berada. Namun belum sempat aku berhasil menghampirinya tiba-tiba sebuah bus datang dan dengan itu membuat Anita memasuki bus itu dan membiarkan ku berdiri bodoh di ujung halte ini.
“Sial” umpat ku kesal, tanpa ba bi bu lagi segera ku arah kan kakiku menuju mobil dan membuntuti bus sialan itu.
~ ¢ ¢ ~
Dengan ragu ku lngkahkan kaki ku menuju sebuah kontrakan yang dimana ku tau Anita ada di dalamnya.
Tok..... tok... tok....“Iya tunggu.” Triak sebuah suara dari dalam sana.
Tak berapa lama akhirnya seorang yang ku tunggu keluar juga. Anita ya dia Anita seseorang yang sangat Marsel cintai.
“Cari siapa ya mas ?” ucap Anita bingung.
Seketika aku langsung terdiam, Jantung sialan ini ada apa dengannya.
“Mas, cari siapa.” Ucap Anita sembari melambai-lambaikan tangannya di depan wajah ku.
“Ah maaf.” Ucap ku bodoh.
“Cari siapa ?”
“perkenalkan nama saya Bastian tepatnya Agreta Bastian. Saya kesini akan bertangungjawab atas anak yang kamu kandung.” Ucap ku langsung ke intinya.
“Maksud kamu.” Ucap Anita mulai tak bersahabat.
“Saya sahabat Aditia Marsel wiharja ayah dari anak yang kamu kandung. Jadi maukah kamu menikah dengan saya.”
“Omong kosong apa ini saya tidak kenal dengan nama yang anda sebut tadi dan saya minta anda pergi dari sini sekarang juga sebelum saya teriaki anda maling.” Ucap Anita murka.
“Anita saya.........”
“Saya bilang pergi dari sini SEKARANG.”
“Baiklah tapi saya akan datang lagi besok, saya harap kamu mau merubah pemikiran kamu.”
“Bangsat,” umpat Anita dan seketika langsung menutup pintunya dengan sangat kencang.
........
,,,,,
............
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ANGEL IS
RomanceAku memang bodoh semua terjadi karena kebodohan ku. Sekarang aku sangat membenci hidup ku sendiri bahkan kedua orang tua ku tak lagi mengakui ku sebagai anaknya, sunguh aku benci kenyataan ini. Tapi semua berubah semenjak dia (Malaikat ku) hadir dal...