LOVE (21+)

4.4K 129 11
                                    

"Bas" suara serak khas orang bangun tidur memanggil.

"hm....."

Dehem Bastian membalas pangilan Anita. dirinya sekarang tengah asyik bermalas-malasan di atas sofa. Menengelamkan separuh wajahnya di sandaran sofa, sesekali jari jemarinya yang lincah menekan-nekan huruf dan angka di layar ponsel miliknya.

"sayang.......aku lapar” ucap Anita manja, berjalan mendekat kearah Bastian.

“Bas...” ucap Anita kesal karena tak mendapat respon.

Dengan geram Anita merebut ponsel yang sendari tadi menyita perhatian Bastian akan dirinya.

“Sayang itu....”

“Apa !” ucap Anita galak bersidekap menatap Bastian jengkel.

Bastian yang di tatap seperti itu tiba-tiba langsung menciut di tenpat. Bahkan Bastian tak berani membalas tatapan Anita, menundukan kepala dan sesekali mengaruk ketiak miliknya.

“Bastian.... ih, jorok...!” teriak Anita membuang tangan Bastian yang di pergunakan untuk mengaruk ketiak miliknya.

“Gatel...yank” cengir Bastian tanpa dosa.

“Kebiasaan” dumel Anita sebal, mendudukan pantatnya di atas pangkuan Bastian.

satu harian ini, mereka hanya menghabiskan waktu di dalam Apartemant. Setelah pertengkaran hebat antara mereka tadi pagi berangsur-angsur suasana yang semula tegang dan mencekam kini berubah menjadi romantis kembali.

“Ada apa sayang... hem” bisik Bastian sesekali tangannya yang nakan mengelus paha Anita sensual.

“Aku lapar Bas....” adu Anita manja, jari-jemari miliknya yang bebas sesekali mengelus dada bidang Bastian, membuat gambar abstrak tepat di atas puting kanan Bastian.

“Hem... shetttt” desah Bastian pelan “Bukankah tadi kamu sudah makan sayang?”

“lalu? maksudmu aku tidak boleh makan lagi?" ucap Anita sebal mencubit puting Bastian gemas.

Glup..

"tidak...bukan begitu sayang” geleng Bastian “maksudku, bukankan tadi satu jam yang lalu kamu baru saja makan, apakan perutmu tidak merasa penuh sekarang?” Bastian meneguk ludah susah payah, seketika bulu kuduknya berdiri melihat tatapan Anita yang menurutnya sangat menyeramkan.

Perlahan kedua tangannya terulur merengkuh tubuh Anita dari samping membawa nya masuk kedalam dekapan.

berucap sangat lembut dan hati hati, Bastian tak mau Anita kembali pada mode nerakanya.

Anita semakin sensitif sekarang, dan itu sangat menakutkan.

"jadi, maksudmu? apa kau takut aku kegendutan? apa kau takut aku membengkak?”

“Tidak sayang, bukan begitu, aku hanya sedikit takjub dengan perubahan napsu makan mu sekarang” geleng Bastian lembut.

"erghh~"

Anita meringis geli mendapati bibir Bastian yang dengan nakalnya tengah menjelajahi leher dan pundak miliknya. terlebih ketika kedua tangan yang memeluk tubuhnya itu semakin mengerat.

"hum aku ingin rujak" ucap Anita manja mengalungkan lengannya ke leher Bastian.

Sekilas Bastian sempat dibuat terperangah sendiri, oh ayolah Anita memanag selalu bisa membuatnya terpukau setiap waktu.

Senyum merekah dari bibir mungil miliknya. Tatapan mata yang semula tajam kini seketika melembut jika bersamaan dengan lengkungan senyum indah dari pipi gembulnya.

jangan salahkan dirinya jika tiba tiba ia merasa panas dan ingin menerjang wanita yang kini masih betah berada di pangkuannya.

“ergh.. Sayang...”

lihat saja sekarang, Anita tahu betul bagaimana caranya membuat tubuh Bastian panas.

Kemeja yang menampakan paha putihnya yang mulus itu sungguh membuat Bastian kehilangan fokus beberapa detik.

lamunan sekilas tadi pun buyar dengan sendirinya. seketika sadar akan keinginan Anita.

Rujak? astaga ..

Bastian menghela nafas," sayang, malam-malam begini aku harus mencari rujak dimana....”

"tapi aku ingin itu...." ucap Anita sembari menekuk wajahnya cemberut, "aku ingin itu, kau harus cari!" perintah Anita telak.

"agrh”

"Kenapa?" Anita berbalik penuh menghadap Bastian yang tiba tiba mengerang keras sambil kedua tangan memijat kepalanya sendiri.

"Bastian!”

Bastian masih diam, sedikit meringis.
"Apa kamu keberatan?, baiklah tidak perlu kamu carikan kalau begitu. Biarkan saja anak kita ileran nanti” dengan sebal Anita beranjak dari pangkuan Bastian, menghentak-hentakan kaki seakan mencari perhatian karena Bastian yang masih saja diam.

sebelum akhirnya dengan cepat Bastian memeluk tubuh Anita dari belakang, mengecup sekilas pipu chuby milik Anita yang membuatnya benar-benar gemas sekarang.

“Baiklah, aku akan mencarinya untuk istri ku tercinta” ucap Bastian akhirnya, melepas pelukan dan mengengam lengan Anita lembut mendaratkan kecupan ringan di telapak tangan Anita.

“Ahh, tidak jadi aku ingin kamu saja yang membuatnya” menangkup dua belah pipi Bastian. Mengecup singkat bibir Bastian. Yang seketika membuat Bastian melongo menatap tak yakin kearah Anita.

"ayo sayang” rengek Anita manja menarik-narik lengan Bastian.

“Bastian ih. Kalau soal sex aja kamu cepet tapi kalau soal ginian kamu pura-pura idiot” dumel Anita sebal menatap Bastian yang sekarang masih bengong di tempat.

“Bastian! Aku potong adek kamu ya kalo gak gerak...” ancam Anita menatap sengit kearah Bastian.

“Eh... jangan dong sayang, tanpa ini kamu nanti gak bisa menjerit nikmat dan mendesahkan namaku” kerling Bastian nakal.

“Mulai deh” dengus Anita sebal “ Ayo buruan” ucap Anita menarik lengan Bastian paksa.

***

"buka semuanya sayang" ucap Bastian dengan suara serak parau bergetar.

nafasnya memburu ketika Anita malah terdiam berbalik menatapnya, itu semakin membuatnya tak sabar.

MY ANGEL ISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang