HEART

2.6K 141 7
                                    

Author. pov

Sebuah tamparan berhasil membekas di pipi seorang pemuda dari tangan kekar seorang pria paruh baya. Di samping pemuda itu ada sosok perempuan yang tak terpaut jauh usia dengannya, perempuan itu terlihat sedang menangis dengan sejuta penyesalan di wajahnya.

“Apa kau puas sekarang? Kau puas !” Suara itu terdengar begitu murka memenuhi istana yang telah di bangun untuk keluarga kecilnya.

“Bajingan ! bugh... ” Sebuah bogem mentah mengenai wajah sang pemuda. Tidak ada perlawanan, pemuda itu hanya diam saja di tempat dan menerima segala caci maki dari pria paru baya di hadapannya kini.

“Kau tau anak ku bahkan belum menyelesaikan kuliahnya. Tapi kau sudah menghancurkan masa depannya... Memang keparat kau !” maki pria paru baya itu lagi.

“Ayah cukup...” Teriak Anita histeris.

“Diam kamu anak tak berguna, susah payah Ayah menyekolahkan mu tinggi-tingi dan ini hasilnya. Ayah kecewa dengan mu Anita sunguh.”

“Maaf om..... Saya....”

“Cukup... Tak ada gunanya kamu minta maaf karena nasi sudah menjadi bubur dan tidak mungkin menjadi nasi kembali.” Ucap Lukas dengan sirat kekecewaan yang begitu jalas di wajahnya.

“Saya ingin berjanggung jawab om, tolong restui kami.” Ucap Bastian bersimpuh di hadapan Lukas.

“Ayah...” tegur Helena sang istri.

“Ibu tau apa yang di lakukan bajingan ini sunguh tak bermoral, ingin rasanya Ayah membunuhnya.” Ucap Lukas dingin.

“Ibu tau, Tapi lihatlah anak mu dia juga menderita dengan ini semua.” Ucap Helena menenangkan sang suami.

“Dia bukan anaku lagi, kau tau itu.” Bentak Lukas sembari membuang tangan Helena yang sendari tadi mengelus lengan kokohnya guna meredam emosi sang suami yang meluap-luap.

Di ujung sudut ruangan terdengar tangis yang begitu memilukan milik Anita, Mungkin sekarang hatinya hancur mendengar sang ayah tak mengakuinya lagi sebagai anak. Dia tak sepenuhnya menyalahkan sang ayah karena memang ini murni kesalahannya.

Bastian tak mampu berkata apa pun, bahkan untuk mengeluhkan rasa sakit di pipinya ia tak sanggup. Rasa bersalah serta ketakutan lebih besar menghantui hatinya saat ini. Apa yang saat ini terjadi bukanlah sesuatu yang dapat di maafkan atau pun dapat di mengerti. Bahkan sekalipun ini bukan salahnya tapi situasi ini begitu memojokannya. Dan.. ia menyadarinya saat membuat kesalahan itu. Tapi, ia tak sanggup menolak kesalahan itu.

“Saya tau ini salah om, tapi tolong beri saya kesempatan sekali saja untuk memperbaiki kesalahan yang saya buat ini om.” Ucap Bastian memohon.

“Kau pikir dengan aku merestui kalian semua masalah ini akan selesai ! Tidak anak muda tidak, kau tak tau betapa hancur harga diriku kalian injak-injak. Sekarang enyah dari rumah ku !! “ usir Lukas dengan amarah yang mengebu-gebu.

“Ayah.... “ Tegur Helena.

“Sudahlah ibu, ayah capek” ucap Lukas beranjak meningalkan ruang tamu dan membiarkan dua insan manusia itu meratabi nasibnya.

“Ayah... Anita tau Anita salah, tidak kah pernah Ayah fikir selama ini apakah Anita bahagia. Ayah tau semasa SD-SMA pernahkah Anita membangkang akan perkataan Ayah, tidak Ayah tidak. Anita selalu menuruti apa mau Ayah. Tidak kah sekali ini saja Ayah mau menuruti keinginan Anita....” Ucap Anita di barengi dengan suara isak tangis yang begitu memilukan. Bahkan sang ibu sudah banjir dengan air mata.

“Ibu Anita minta maaf... Anita sudah gagal menjadi anak yang berguna, Anita memang tak berguna.” Adu Anita kepada sang ibu disertai tangis yang begitu menyayat hati siapapun yang mendengarnya.

MY ANGEL ISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang