MY ANGEL IS #30

5.3K 164 25
                                    

Anita piv.

Di usia yang menurut ku masih sangat muda ini aku sudah menikah bahkan mengandung. Usia ku saat ini 23 tahun dengan masa kehamilan menginjak angka 6 bulan.

Aku putar kembali kenangan di masa lampau, menerawang jauh kemasa dimana waktu aku mengetahui bahwa aku hamil. Mengetahui aku hamil di saat masih menyandang sebagai mahasiswi dan harus menelan pahit saat mengetahui ayah dari bayi yang ku kandung menghilang entah kemana ditambah orang tuaku membuang ku dan tak mau mengakui aku sebagai anaknya kembali saat mereka mengetahui aku hamil di luar nikah.

Saat itu aku sangat kacau dan putus asa. Pernah suatu malam aku ingin mengahiri hidupku dengan meloncat bebas dari atas jembatan, tapi lagi-lagi maut tak memihak ku.

Dia datang, menarik baju yang aku kenakan dan menyadarkan aku betapa bodohnya aku. Waktu itu aku sangat membencinya, dia selalu datang seperti jalangkung. Mengusik hari-hariku dengan kebenaran dia adalah teman dari ayah bayi yang aku kandung saat ini membuat ku tambah semakin membencinya.

Aku selalu mencaci maki dirinya. Menumpahkan kekesalanku sepenuhnya kepadanya. Aku tak pernah melihat kebaikan yang dia berikan kepadaku karena mata dan hatiku sudah tertutup kebencina dan sakit hati yang ayah bayi ini beri.

Sampai akhirnya aku setuju menikah dengannya, tapi dengan berbagai syarat tertentu. Memang aku sangat egois waktu itu dan tak pernah peduli dengah isi hatinya atau bagaimana perasaannya waktu itu. aku sungguh tak peduli.

Agreta Bastian satu nama yang merubah hidup dan takdirku. Dia malaikat ku, dia suami sekaligus sahabat ku. Aku beruntung karena memiliki orang sebaik Bastian yang berada di sisiku. Aku sangat beruntung memilikinya.

Jujur saat ini aku belum mencintai Bastian sepenuhnya. Bayangan Adit masih menghantuiku, didalam tidurku pun kadang aku masih memimpikannya. Karena memang tidak mudah melupakan seseorang yang sangat kita cintai begitu saja. Tapi bukan berarti aku tak berusaha, aku berusaha memberi seluruh hatiku pada Bastian, seluruhnya. Dan ku bilang sekali lagi ini sangat sulit, karena cinta tidak bisa di paksakan.

Kadang aku merasa sangat bersalah. Saat aku sudah bersuami tapi aku masih memikirkan laki-laki lain.

Aku tau Bastian sangat mencintaiku dan anak yang aku kandung saat ini melebihi dirinya sendiri, aku tak menampik fakta itu.

Fikiranku melayang kembali ke satu kejadian dimana waktu itu aku mengalami pendarahan. Dengan pongahnya aku bahkan mencaci dan mengusirnya begitu saja tanpa mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu.

Aku tak tau pengorbanan apa yang sudah Bastian lakukan waktu itu. Dia mendonorkan darahnya untuk bayi yang aku kandung karena pendarahan itu. Dia yang telah menyelamatkan aku dan bayiku.

Saat aku mengetahui kebenaran bahwa Bastian lah yang sudah menyelamatkan ku dan bayi ku detik itu juga aku mengikrarkan satu janji. Bahwa aku akan menerima Bastian dan memberi kesempatan untuknya. Maka dari itu kenapa aku selalu menyebutnya bayi kami karena darah Bastian juga ikut mengalir di dalamnya.

Kami sudah menikah selama 5 bulan lamanya, lika liku sudah kami lewati. Kematian Adit pun sedikit demi sedikit sudah aku ikhlaskan, meskipun nyatanya sangat sulit.

Aku menyayangi Bastian tapi aku belum bisa mengatakan bahwa aku mencintainya. Aku merasa nyaman dan aman saat berada di sisinya, aku sangat tergantung padanya dan aku berjanji suatu saat nanti akan menyerahkan seluruh hatiku padanya.

Ku pandangi wajahnya yang kini tengah tertidur pulas di hadapanku memeluk tubuhku posesif, kutelusuri bagian bagian wajahnya merasakan rambut rambut halus yang mulai tumbuh di sekitar rahangnya.

"Mmhhnggg" dia menggeliat membuat aku terkejut, kini posisi tidurnya berubah telentang, aku mencoba menyingkirkan selimut yang menutupi dada bidangnya membiarkan dada indah itu terekspos.

Tubuhnya dan tubuhku memang tidak memakai apapun sejak percintaan panas kami tadi malam, hanya tertutupi selimut. Aku mencoba naik keatas tubuhnya memainkan jemari ku di sekitar dadanya, sadar dengan perbuatan ku Bastian pun terbangun memandangku dan menangkup wajahku dengan kedua tangannya dan menariknya mendekat ke wajahnya

"Hey, apa yang kamu lakukan sayang ?" tanganya mengusap lembut pipi dan rambut ku

"Bermain" jawab ku sambil tersenyum jahil.

“Apa sekarang istriku berubah menjadi nakal di pagi hari?” Bastian menaik turunkan alisnya. Sesekali tangannya yang nakal mengelus pingul polosku.

“Bas.....”

“Iya....”

“Apa kamu mencintaiku?”

“Pertanyaan macam apa itu. Tentu aku sangat mencintaimu” ucap Bastian di sela-sela kedua tangannya yang terus mengelus pingul ku naik turun.

Kujatuhkan kepalaku tepat di atas dada bidang Bastian. Menikmati detak jantung Bastian yang terus berdetak kencang di dalam sana. Menghirup sekali lagi aroma tubuh nya. Memastikan akan kebenaran yang sebenarnya. Tangan-tanganku mengelus bekas sayatan yang terdapat pada dadanya. Mencermati setiap detail bekas sayatannya, yang aku yakini ini bekas payudaranya yang sengaja ia buang.

“Sayang...... Ada apa ?” ucap Bastian mengengam jemari tanganku yang sendari tadi mengelus bekas sayatan di dadanya.

“Apa ini sakit.....?”

“Em.... tidak”

“Aku tau ini pasti sakit” mengangkat kepala, menatap lekat mata Bastian.

Bastian hanya diam, tatapan matanya beralih mengarah pada perut buncit ku. Seutas senyum melengkung dari bibirnya. Tangannya yang bebas mengelus perut buncitku sayang.

“Tidak masalah entah ini sakit atau tidak. Selama kita bersama apapun itu akan aku lakukan, bahkan aku rela menukar nyawaku untuk kebahagiaan kalian. Aku sangat mencintai kalian. Menghabiskan sisa umurku dengan kalian adalah impian terbesar ku sekarang” Tatapan kami bertemu, dengan perlahan salah satu tangan Bastian yang bebas menyentuh pipiku “Aku sangat mencintaimu Anita” satu lelehan air mata menetes begitu saja dari pelupak mataku.

“Aku sangat mencintaimu” ulang Bastian sekali lagi, jari-jemarinya menghapus sisa-sisa air mata yang masih meleleh di pipiku.

“Terimakasih untuk semuanya Bas. Aku.......”

“Aku tau....... Aku akan menunggunya” ucap Bastian beranjak mengambil duduk dan langsung memeluk tubuhku.

“Tidak masalah, aku bisa menunggunya? Dengan kamu membuka hatimu untuku, aku sudah sangat bahagia Anita. Aku yakin suatu saat kamu pasti akan mencintaiku seperti aku mencintaimu sekarang” ucap Bastian di sela-sela pelukan kami.

“Maaf....” lirih ku.

“Tidak Anita, kamu tidak perlu minta maaf” geleng Bastian pelan.

“Bas.....”

“Yah....”

“AKU MENCINTAIMU” satu kalimat meluncur begitu saja dari mulutku.

Bastian melepas pelukan, menatap lekat mataku. Mencari kebenaran dari kedua mataku.

“Anita kamu.....”

“Iya Bas” angguk ku pelan “Aku mencintaimu” ucap ku sunguh-sunguh.

Sebuah pelukan langsung memeluk tubuhku kembali. Isakan terdengar begitu jelas. Kami menangis di sela-sela pelukan kami.

Akhirnya aku menyadari satu hal. Bahwa aku juga sangat mencintai Bastian. Setelah sekian lama aku mencari kebenaran ini. Akhirnya aku menyatakan bahwa hatiku sudah di curi sepenuhnya oleh suami ku AGRETA BASTIAN.

Anita pov end.















END


Kebahagiaan akan selalu menyertai mereka. Dua pasang anak manusia yang saling menyatukan perasaan, membangun kebahagian yang selama ini mereka impikan dan saling berjanji satu sama lain untuk selalu bersama dan saling menjaga sampai maut memisahkan.








-THE END-





MY ANGEL ISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang